News Update :
Home » , » ASAL-USUL PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT

ASAL-USUL PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, January 14, 2014 | 5:55 AM

ASAL-USUL PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT
  1. Mencari kebenaran & kebijaksanaan. Berhadapan dengan alam yang masih misteri, timbul keinginan manusia untuk mengetahui rahasia alam. Untuk memahami rahasia alam itu, manusia berusaha menafsirkannya lewat beberapa hal. 
  2. Mitologi: mencari keterangan tentang asal-usul alam semesta sendiri disebut mite kosmogonis; mencari keterangan tentang asal-usul kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis. Bagaimana orang menjelaskan pelangi, petir, hujan, gempa bumi, peredaran matahari. Bandingkan dengan timbulnya mitos Jawa (Betara Kala, Nyai Lara Kidul, Cerita Asal-usul, dsb). Upacara2 maupun ritual mitis merupakan wujud dari kepercayaan mitos (upacara bersih desa, mohon hujan, jauh dari musibah, dsb) 
  3. Kesusastraan (Yunani): dipelopori oleh Homeros dengan karya besarnya berjudul Eliade dan Odessea. 
  4. Dari mitos ke logos: Sejak abad ke-6 SM mulai berkembang suatu sikap rasional. Orang mulai mencari jawaban2 rasional tentang problem2 yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi, rasio) mengganti mythos. Mulailah filsafat & ilmu pengetahuan. Filsafat Yunani hampir mempelajari seluruh ilmu pengetahuan. Seorang filsuf sekaligus seorang ilmuwan. Aristoteles, pelajari logika, fisika, ilmu hokum, politik, sastra, psikologi, etika, metafisika, dsb. 

Berbagai Jalan mencari Kebenaran (Nazir + Winarno Surachman) 
  1. Penemuan kebenaran secara kebetulan: mis., menemukan kinine sebagai obat malaria secara kebetulan. Demikian pula orang menemukan dalam kopi ada unsur untuk mencegah ngantuk. Orang sakit perut, menemukan obat (jambu muda, sawo). Orang menemukan tembakau sebagai sesuatu yang sebabkan kecanduan, mariyuana, ganja, jamur kotoran sebagai cara orang fly, sirih sebagai obat. Orang menemukan madu sebagai obat mujarab. Krupuk + gula jawa, jeruk nipis dan kecap, sbg obat batuk 
  2. Penemuan lewat wahyu: lewat para orang2 tertentu: nabi, orang besar seperti Budha, Lao Tze, Yesus (Isa Al Masih), Mohammad S.A.W, dsb. 
  3. Penemuan secara intuitif (firasat). Sering orang bisa merasai kebenaran. Meramalkan akan ada sesuatu hanya dengan ‘rasa’. Firasat akan terjadi kematian; merasa dagang ini akan laris; ketemu teman, pasangan yang cocok. 
  4. Penemuan secara trial dan error. Orang menemukan obat dengan mencoba-coba dan gagal, jatuh bangun penuh perjuangan akhirnya menemukan hasil: penisilin. Memperoleh tanaman/ternak jenis unggul; telur dari persilangan kate dan ayam ras; bekisar. 
  5. Penemuan lewat spekulasi. Para pedagang, pengusaha biasanya lewat perhitungan kasar, akhir memutuskan untuk melakukan sesuatu secara untung-untungan. Bulan Juni, Juli, berdagang pakaian seragam sekolah; mendekati bulan Ramadhan dan Idul Fitri membuat kartu ucapan yang unik. 
  6. Penemuan karena kewibawaan. Sering orang menghormati pendapat yang keluar dari badan maupun orang yang dianggap punya kewibawaan, tidak lagi ingin menguji kebenarannya. Pendapat para ahli mudah menjadi pendapat umum tanpa kritik. Biasanya pemimpin agama memaklumkan suatu pernyataan yang harus dianggap kebenaran oleh umat. Misalnya Paus menyatakan Galileo bersalah besar karena berpendapat bahwa bumi bulat dan mengelilingi matahari, sehingga harus dihukum mati. Pemuka agama dalam menentukan kapan umat Islam mulai berpuasa, kapan mengakhiri puasanya dengan melihat bulan. 
  7. Penemuan secara akal sehat (pandangan umum). “Mendidik anak harus dengan keras”. “Anak itu ibarat kertas kosong (tabula rasa)”. “Peran wanita itu no. 2”: melayani laki-laki. Tugas wanita menyangkut 3 M. Wanita harus di rumah saja, tak perlu sekolah tinggi, tak bisa jadi pemimpin (jaman Siti Nurbaya, Kartini); tak boleh menyatakan cinta. Mendidik anak yang baik adalah dengan memberi kebebasan seluasnya. 
  8. Berpikir kritis berdasarkan pengalaman. “Semua orang akan mati. Ahmad adalah manusia. Ahmad akan mati” . 
  9. Lewat penyelidikan Ilmiah. Cara mencari kebenaran lewat penyelidikan dipandang cara yang ilmiah. Kebenaran ilmiah hanya akan diakui apabila didukung dengan bukti-bukti yang menyakinkan, bukti-bukti yang diperoleh lewat prosedur yang sistematik, jelas dan terkontrol. Kebenaran yang diperoleh dengan cara penyelidikan ini disebut ilmu pengetahuan. 
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger