News Update :
Home » » Macam-macam ekosistem

Macam-macam ekosistem

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Sunday, January 12, 2014 | 9:32 AM

Macam-macam ekosistem : Ekosistem alamiah (natural ecosistem). Terdapat heteroginitas yang tinggi dari organisme hidup di sana sehingga mampu mempertahankan proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya. Contoh; hutan, danau, laut

Ekosistem buatan (artificial ecosistem). Mempunyai ciri kurang heterogenitas, sehingga bersifat labil dan untuk membuat ekosistem tersebut tetap stabil perlu diberikan bantuan energi dari luar dan juga perlu dilakukan perawatan terhadap ekosistem tersebut. Contoh; kolam ikan, sawah tambak, aquarium

Hubungan Antar Organisme 
Hubungan simbiosis, adalah hubungan timbal balik diantar organisme hidup yang tidak sama spesiesnya. 
simbiosis parasitisme 
simbiosis komensialisme 
simbiosis mutualisme 

2. Hubungan Sosial, suatu hubungan antar orgnisme hidup yang sama spesiesnya, dimana mereka membutuhkan sesuatu yang sama dari lingkunganya. 
kooperatif 
Non kooperatif 

1. Sistem Pertanian
Indonesia merupakan negara kepulauan , dan rakyatnya sebagian besar hidup sebagai petani. Meskipun untuk memenuhi kebutuhan bahan sandang dan pangan pemerintah Indonesia masih harus mengimpor dari luar negeri.. Namun demikian sumbangan sector pertanian untuk negara tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa tahun yang lalu Indonesia bahkan sudah berhasil swasembada beras, sedangkan komoditi yang lain keberhasilannya belum dapat menyamai komoditi beras.

Sumbangan sektor pertanian di negara kita terhadap pembangunan tidak lepas dari bagaimana strategi pertanian diterapkan, karena rendahnya produktivitas sektor pertanian akan mempengaruhi perekonomian secara nasional. Apabila dihubungkan dengan asas yang telah dipelajari di depan, apakah tujuan strategi pertanian tersebut sejalan dengan asas-asas yang sudah dibahas, 

Sehingga kalau ternyata berlawanan, maka akan dilakukan pemilihan strategi pertanian yang dapat dipertimbangkan baik jangka panjang ataupun jangka pendeknya. Adapun strategi pertanian mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memperoleh produksi maksimum per unit luas tertentu dari tanah pertanian.
2. Melakukan tata cara bertani untuk memperoleh keuntungan maksimum.
3. Menekan sekecil-kecilnya ketidakmantapan dalam produksi pertanian
4. Mencegah penurunan kapasitas produksi sistem pertanian.

Sedangkan strategi pengembangan pertanian yang berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumber alam yang berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan yang dapat menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dicari alternatif teknologi dan metode yang tepat guna, layak secara ekonomi dan secara social dapat diterima. Ini berarti bahwa tujuan dan sasaran pengembangan pertanian secara berkelanjutan merupakan sebuah upaya peningkatan produksi pertanian , terutama beras sebagai pangan utama, dan menjamin bahwa peningkatan produksi tersebut tidak akan berakibat pada kerusakan sumber alam dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut diperlukan upaya-upaya:
1. Pengkajian kebijakan, perencanaan dan program terpadu pertanian.
2. Perbaikan produksi pertanian dan sistem bertani melalui diversifikasi usaha tani dan upaya pengembangan 
    prasarana pendukung
3. Peningkatan peran serta masyarakat dan kualitas sumberdaya manusia
4. Konservasi dan rehabilitasi tanah
5. Pengendalian hama terpadu
6. Perbaikan unsur hara untuk peningkatan produksi pertanian.

Dalam mencari strategi pertanian banyak timbul masalah, yaitu bagaimana cara untuk memperoleh hasil produksi optimum bagi kepentingan manusia, namun biaya produksi dan energi seminimal mungkin, serta dengan mencegah kerusakan lingkungan baik dalam jangka panjang ataupun pendek. Untuk melaksanakan strategi ini, pilihan tata kerja harus ditawarkan ke petani, dalam hal ini ada 12 pertimbangan, Yaitu:
  1. Apakah perlu ada inovasi tanaman atau ternak yang berasal dari luar negeri, luar daerah, atau dari daerah asal sebelum tanah tersebut menjadi tanah pertanian.
  2. Apakah perlu menebang seluruh daerah hutan untuk keperluan petani, atau perlu menyelamatkan sebagian kawasan hutan untuk memperoleh kayu bakar, jalur hijau, jalur pelindung, penahan erosi tanah, atau penjaga keseimbangan tata air.
  3. Berapa banyak hasil ternak yang ingin dicapai, tentunya harus disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
  4. Apakah perlu mengganti kerbau dengan traktor, karena traktor menghasilkan energi lebih banyak, namun harganya mahal dan tidak dapat menghasilkan pupuk kandang.
  5. Apakah perlu membangun irigasi, bagaimana sistem yang paling cocok, dan bagaimana cara pembangunannya agar dapat memberikan manfaat yang banyak
  6. Berapa luas daerah pertanian yang sanggup digarap untuk mendapatkan hasil produksi yang optimum sesuai dengan kemampuan biaya dan tenaga.
  7. Tanaman dan hewan yang akan dipelihara harus disesuaikan dengan daerah setempat
  8. Berapa banyak kerapatan tanam supaya mendapatkan hasil yang optimum
  9. Sistem pertanaman monokultur atau tumpangsari?
  10. Berapa banyak pestisida yang harus digunakan
  11. Apakah perlu pemeliharaaan seperti penyiangan?
  12. Bagaimana menentukan tanaman yang akan ditanam dan pemakaian pupuknya?
Meskipun upaya untuk meningkatkan produksi pertanian sudah dirancang sedemikian rupa, namun Anonim Indonesia, sector pertanian di masa mendatang menghadapi tantangan, dan tantangannya berupa:
  1. Penurunan kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan lain akibat makin cepatnya laju pengalihan fungsi tanah pertanian.
  2. Derasnya mobilisasi penduduk pedesaan yang disebabkan semakin menurunnya penghasilan petani, sebagai akibat menyempitnya tanah usaha sehingga para petani mencari sumber tambahan dengan bekerja di luar bidang pertanian, yang umumnya berada di kota.
  3. Mobilisasi petani yang tinggi tidak hanya mengalir ke hilir (kota), tetapi juga dengan mengalir ke hulu (merambah hutan lindung) yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.
  4. Meningkatnya tekanan penduduk, pertumbuhan industri, dan permukiman terhadap tanah-tanah pertanian yang diperburuk dengan meningkatnya usaha intensifikasi pertanian dengan menggunakan masukan an organik (pupuk, pestisida, dan hormon pengatur tumbuh) dalam jumlah besar yang pada akhirnya mengakibatkan kualitas lingkungan air dan tanah menjadi turun.
  5. Ketatnya persaingan untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas tinggi dengan harga bersaing dalam menghadapi era perdagangan bebas.
2. Sistem Hutan
Luas hutan dunia, separohnya merupakan hutan yang terletak di daerah tropika. Dari seluruh hutan di daerah tropika, kira-kira seperempatnya terletak di wilayah Asia-Pasifik dan hampirnya merupakan hutan alam. Sedangkan Indonesia mempunyai hutan tropik terluas ketiga di dunia, dengan ekosistem yang beragam mulai dari hutan tropik dataran rendah dan dataran tinggi hutan rawa gambut, rawa air tawar dan hutan bakau. Ekosistem hutan tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang penting. Secara ekologis hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik flora maupun faunanya dan juga sebagai paru-paru dunia.

Eksploitasi Hutan
Eksploitasi hutan tidak hanya terbatas pada hasil hutannya saja, melainkan pada hutan itu sendiri seperti pembukaan lahan untuk pemukiman, penambangan, pertanian, yang banyak dilakukan di negara-negara berkembang yang mempunyai kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Di Indonesia eksploitasi hutan disamping yang disebutkan diatas juga karena adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak merata, kasus pemilikan tanah secara tradisional, pembukaan lahan untuk program transmigrasi dsb. Untuk mengatasi hal semacam ini diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi mengenai arti pentingnya peranan hutan bagi manusia secara berkelanjutan.

Strategi Ekonomi
Dari aspek ekonomi, hutan merupakan sumber pendapatan penting bagi negara terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang, juga bagi penduduk sekitar hutan merupakan sumber pangan. Anonim pembangunan di sector kehutanan selama PJP I telah memberikan dampak yang sangat berarti bagi pembangunan ekonomi dan perbaikan lingkungan hidup di negara kita.

Pengaruh Hutan terhadap Lingkungan
Hutan berpengaruh terhadap faktor lingkungan yaitu iklim, tanah dan air. Contoh hasil penelitian tentang pengaruh hutan terhadap iklim telah dilakukan dengan membandingkan hutan yang sudah ditebang dan hutan yang masih utuh, hasilnya menunjukkan bahwa hutan mempengaruhi iklim setempat (iklim mikro). Pada hutan yang sudah ditebang dapat menimbulkan variasi iklim yang besar dari panas ke dingin, dan dari basah ke kering sehingga kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada hutan yang belum ditebang penuh dengan belukar, karena pohon-pohonan mampu mengurangi kecepatan angin, akibatnya mengurangi penguapan air (evaporasi) dari tumbuhan yang terlindung olehnya, sehingga apabila dibawahnya ada tanaman pertanian maka pertumbuhannya akan baik dan dapat meningkatkan hasil panen.

Pohon-pohon hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai hutan dapat mencegah rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa adanya serasah, tanah lantai hutan akan padat oleh air hujan, dengan demikian daya serapnya berkurang. 

Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan mengalir deras membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa ini akan menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya lebih banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng, karena makin berkurangnya daya serap tanah. Hal ini menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil. Apabila kejadiannya semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa rintangan, maka menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan humus pada permukaan tanah.

Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan dapat menciptakan “lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka semakin besar perubahan ekstrim iklim mikro, sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup.

3. Ekosistem Danau
Indonesia mempunyai lebih dari 500 danau dengan luas sekitar 5000 km 2. Dari sejumlah danau terutama di Sulawasi, Sumatra dan Irian Jaya mempunyai spesies endemis, contohnya Danau Matano-Towuti mempunyai 25 spesies endemik ikan, 12 spesies endemik moluska, 1 spesies endemik ular dan beberapa spesies tumbuhan air., sedangkan di Indonesia bagian Barat, belum diketahui berapa banyak spesies endemik Anonim (1996). 

Danau merupakan salah satu ekosistem dari sekian banyak ekosistem yang telah dikenal. Menurut seorang ahli “danau sebagai sebuah mikrokosmos”. Tumbuhan dan hewan yang ada di dalam danau adalah bagian dari pada sistem interaksi yang dinamis dan diantara mereka saling pengaruh-mempengaruhi. Danau dapat digunakan untuk mengemukakan beberapa asas penting bagi semua ekosistem.

Asas pertama, ekosistem lahir karena perjalanan sejarah. Maksudnya adalah semua bentuk kekuatan yang beroperasi pada setiap waktu di dalam sebuah ekosistem lama kelamaaan dapat mengubah cirri dari ekosistem tersebut. Artinya semua ekosistem mengalami suksesi, contoh nyata adalah danau. Suksesi dalam sebuah ekosistem, tidak hanya berarti bahwa setiap spesies tumbuhan dan hewan dalam ekosistem itu mengalami perubahan genetika untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Tetapi juga berarti bahwa karena perubahan yang berlalu dalam ekosistem itu, maka spesies yang tak sesuai dengan keadaan baru telah diganti oleh spesies yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Komposisi spesies tumbuhan dan hewan dalam danau juga berubah-ubah dan proses suksesi ini menyangkut berbagai gelombang perubahan komposisi spesies.

4. Ekosistem Padang Rumput
Padang rumput dengan sistem peternakan di dalamnya perlu memperoleh perhatian khusus, karena merupakan suatu sistem edaran sebab-akibat antara tumbuhan dan hewan dalam lingkungan hidup manusia. Dari hubungan timbal balik ini manusia dapat memetik manfaatnya yang sangat berharga. Yang menarik dari sistem padang rumput ini adalah berlakunya hubungan pengaruh-mempengaruhi antara keanekaragaman spesies tumbuhan dan keanekaragaman spesies hewan. Hewan (ternak) pemamah biak dari berbagai spesies, bahkan dari berbagai umur pada spesies yang sama, sering mempunyai pilihan spesies tumbuhan tertentu untuk makanannya. Ini berarti apabila kita memindahkan spesies atau kelompok umur suatu hewan ternak ke padang rumput lain, maka kita akan mengubah pula komposisi spesies tumbuhan di padang rumput asalnya.

Bagan alir hubungan timbal-balik hewan – tumbuhan - manusia di dalam ekosistem padang rumput.

Hubungan Tumbuhan-Hewan dan Manusia
Hubungan antara hewan, tumbuhan dan peranan manusia dalam sebuah padang rumput dapat ditunjukkan secara sederhana pada gambar di atas. Meskipun pada kenyataannya padang rumput dihuni oleh oleh banyak spesies hewan dan tumbuhan dengan bermacam kelas umurnya yang berbeda-beda, namun untuk memudahkan ilustrasi pada gambar, hanya akan dicantumkan dua spesies hewan ternak dan dua spesies tumbuhan. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa manusia dapat mengambil hasil dari kedua spesies hewan ternak yang terdapat dalam padang rumput tersebut.

Artinya, setiap tahun manusia dapat mengambil X% dari daging yang dihasilkan oleh spesies hewan yang satu, dan Y% dari spesies hewan yang kedua. Kedua spesies hewan ini mempengaruhi spesies tumbuhan , bukan saja spesies stumbuhan tersebut dijadikan bahan makanan, tetapi juga karena pengaruh jejak kakinya. Manusia dalam usaha meninggikan produksi hewan, dapat secara tidak langsung memberi pupuk kepada kawasan padang rumput, yang kemudian akan terdapat penambahan zat makanan dalam tanah bagi tumbuhan untuk hidup lebih subur. Sungguhpun demikian perlu diingat, bahwa tiap tumbuhan yang terdapat dalam padang rumput itu mempunyai keperluan bahan makanan yang berbeda-beda.

Sebaliknya tumbuhan merupakan faktor yang penting juga dalam mempengaruhi sifat serta cirri tanah sebagai penyumbang bahan organic. Gambar tersebut tidak menampung hubungan timbal balik sistem hewan-tumbuhan-manusia secara kritis, misalnya bagaimana pengaruh faktor lingkungan terhadap keseimbangan hidup sapi di padang rumput. Untuk lebih menjelaskan hubungan yang dinamis antara spesies tumbuhan dan hewan di padang rumput , dirumuskan hubungan tersebut sbb:
  1. Berbagai spesies hewan pemamah biak yang hidup di padang rumput yang sama mempunyai pilihan tumbuhan yang berbeda sebagai bahan makanannya.
  2. Adanya pilihan tertentu terhadap tumbuhan sebagai makanannya, maka hewan dapat mengubah komposisi tumbuhan di padang rumput tsb, karena adanya seleksi terhadap tumbuhan, ada kemungkinan spesies tumbuhan yang kerapatannya menjadi berkurang.
  3. Timbulnya perubahan kerapatan relatif spesies tumbuhan yang berlainan, berakibat pada timbulnya perubahan spesies hewan yang mencari makanan di daerah tsb.
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger