Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis yaitu :
a. Usia
Ryff (1998) menemukan bahwa usia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Peningkatan pada aspek usia yang semakin dewasa terjadi pada aspek penguasaan lingkungan, otonomi, penerimaan diri dan hubungan positif.
Sedangkan tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi akan menunjukkan penurunan yang tajam pada setiap periode kehidupan usia dewasa.
b. Gender
Perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis antara pria dan wanita dipengaruhi oleh stereotype gender yang cenderung menggambarkan pria adalah sebagai sosok yang agresif dan mandiri sedangkan wanita adalah sosok yang pasif, sensitive terhadap perasaan orang lain dan tergantung (Papalia, Fedlman & Gross, 2001). Ryff(1989) Hal ini yang mengakibatkan sebagian besar wanita menunjukkan skor yang lebih tinggi daripada pria pada dimensi hubungan positif dengan orang lain.
c. Tingkat Pendidikan
Ryff, Magee, Kling & Wling (1999) menemukan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis yang dimiliki individu. Individu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang baik pula.
d. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, pertumbuhan diri dan penguasan lingkungan.
Status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis seseorang. Individu dengan tingkat pengahasilan tinggi, status menikah dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi.
e. Lingkungan Pekerjaan
Fisher (1993) menyebutkan bahwa lingkungan pekerjaan, baik itu lingkungan kelompok kerja ataupun perusahaan akan menyebabkan timbulnya kebosanan. Page (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor pekerjaan seperti jam kerja, kondisi kerja, keamanan kerja, gaji akan berpengaruh terhadap kesejahteraan
psikologis seseorang.
f. Budaya
Faktor lainnya yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang adalah budaya. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Lu (2008), budaya seseorang akan mempengaruhi cara individu tersebut memaknai kebahagiaan. Hal ini disebabkan karena budaya memegang pernanan penting dalam membentuk
cara seseorang berpikir serta cara mengatasi masalah masalah yang di dapatkan di dalam kehidupan sehari-hari.
g. Kepribadian
Kepribadian seseorang juga ternyata mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Huppert (2009) mengemukakan bahwa kepribadian kepribadian extraversion dan neuroticism memiliki hubungan dengan kesejahteraan psikologis. Kepribadian seseorang merupakan prediktor terbesar dalam menentukan tipe emosi yang akan ia munculkan. Individu dengan kepribadian neuroticism akan selalu identik dengan tipe emosi yang negatif. Begitu juga sebaliknya, individu extraversion identik dengan emosi yang lebih positive (Diener, Lucas & Smith, 1999).
h. Relatedness
Beberapa teoritis telah mendefeniskan relatedness sebagai kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kesejateraan manusia (Baumeister & Leary, 1995). Hubungan interpersonal dapat dikaitkan dengan relatedness dan banyak juga penelitian telah menujukkan bahwa hubungan interpersonal yang suportif, hangat
dan penuh kepercayaan akan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang (Ryan & Deci, 2001)
Pada beberapa penelitian, telah menemukan bahwa kuantitas dari interaksi dengan orang lain tidak dapat mempredisksi kesejahteraan psikologis seseorang, melainkan kualitas interaksi dengan orang lain yang dapat memprediksi kesejahteraan psikologis (Nezlek 2000; Ryan & Deci, 2001). Menurut (Brotheridge & Grandey, 2002) komponen penting ketika karyawan yang bekerja dengan cara berinteraksi dengan orang lain adalah kontrol emosi, ini yang disebut dengan emotional labor. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa faktor relatedness ini, faktor penting untuk karyawan yang menggunakan emotional labor.
i. Marital Status
Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa individu yang telah menikah akan memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi (Myers, 1999). Bierman, Milkie dan Fazio (2006) meneliti mengenai salah satu dimensi dari kesejahteraan psikologis yaitu tujuan hidup. Mereka menemukan bahwa individu yang telah menikah memiliki nilai yang lebih tinggi pada sub-skala ini dibandingkan dengan yang tidak menikah.
No comments:
Post a Comment