News Update :
Home » » STRATEGI INVESTASI AKTIF

STRATEGI INVESTASI AKTIF

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, November 19, 2013 | 9:36 AM

Strategi Investasi Aktif : Strategi ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced); dan (b) para pemodal berpendapat bisa mengidentifikasi mispriced ini dan memanfaatkannya (apakah kedua asumsi itu benar, masih merupakan masalah yang perlu diteliti) (Lena T.C.Y, 1999).

Mereka yang menganut strategi aktif pada dasarnya tidak percaya sepenuhnya pada konsep pasar modal yang efisien. Meskipun demikian tidak berarti pemodal akan menganut strategi aktif atau pasif secara mutlak. Mereka mungkin menginvestasikan sebagian dana mereka dengan menganut strategi aktif dan sisanya mendasarkan pada strategi pasif.

Mereka yang menggunakan strategi investasi aktif dapat menggunakan analisis fundamental, analisis teknikal atau market timing. Kedua tipe analisis yang pertama akan dibahas pada sub bab selanjutnya. sedangkan market timing pada dasarnya menentukan kapan seharusnya pemodal membeli atau menjual (atau melakukan short selling). Dengan demikian analisis ini merupakan variasi dari analisis teknikal.

Sebagian besar pemodal tampaknya masih memilih untuk melakukan strategi aktif meskipun terdapat berbagai bukti yang mendukung hipotesis pasar yang efisien, dan kinerja dari berbagai pemodal institusional yang menganut strategi pasif, yang ternyata juga memberikan kinerja yang cukup baik. Alasan mengapa mereka tetap melakukannya adalah keinginan untuk memperoleh imbalan yang sangat besar dari strategi yang mereka lakukan.

Salah satu bentuk strategi aktif yang sering dilakukan adalah pemilihan sekuritas. Strategi ini dilakukan terhadap saham-saham yang diperkirakan akan memberikan abnormal return positif, dan biasanya dilakukan dengan analisis fundamental, meskipun terkadang analisis teknikal juga digunakan (atau kombinasi keduanya).

Upaya untuk melakukan pemilihan saham nampaknya memang mempunyai justifikasi. McEnally dan Todd (1992) menunjukkan bahwa pemodal yang berhasil memilih saham-saham yang termasuk 25% penghasil return tertinggi, dan konsisten mempertahankan pilihannya, akan berhasil menghindari tahun-tahun kerugian. Sebaliknya apabila seorang pemodal memilih saham-saham yang termasuk 25% terburuk, dan tidak merubahnya, akan berada dalam posisi memperoleh kerugian yang cukup berarti terutama pada tahun-tahun buruk. Periode pengamatan yang digunakan oleh kedua peneliti tersebut adalah 1946-1989.

Dalam pemilihan saham tersebut, tampaknya peran para analis saham cukup berarti. Kemampuan analis, waktu yang dicurahkan, dan informasi yang dimiliki para analis sekuritas tersebut nampaknya merupakan keunggulan apabila dibandingkan dengan analisis yang dilakukan oleh pemodal individual. Umumnya saran yang diberikan oleh analis sekuritas menyangkut buy, sell atau hold.

Selain melakukan pemilihan sekuritas, salah satu bentuk lain strategi aktif adalah penggantian sektor (sector rotation). Dengan cara ini pemodal merubah komposisi portofolionya, dari memusatkan pada suatu sektor menjadi pemusatan sektor lain, atau lebih merata, dan berbagai variasi lainnya. Pemodal mungkin menggeser portofolionya dari value stocks ke growth stocks, atau cyclical stock atau sebaliknya

Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas suatu pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka kualitas pasar modal tersebut akan semakin baik. Pada dasarnya terdapat dua jenis efisiensi pasar modal, yakni efisiensi internal dan efisiensi eksternal (Sri Handari dkk, 1996).

Pasar modal semakin efisien internal apabila biaya transaksi dalam perdagangan saham semakin rendah. Jadi, efisiensi ini dikaitkan dengan besarnya biaya untuk melakukan pembelian atau penjualan suatu saham. Sementara itu derajat efisiensi eksternal akan ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga saham dipasar modal terhadap informasi baru. Dengan kata lain, apabila harga saham di pasar modal mencerminkan semua informasi yang ada (dan berhubungan dengan saham tersebut), maka pasar modal akan memiliki efisiensi eksternal yang semakin tinggi. Dari pengertian efisiensi eksternal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jenis efisiensi ini akan dikaitkan dengan informasi, artinya efisiensi pasar modal akan diukur secara informasional (Sri Handaru dkk, 1996). Hal yang sama juga diungkapkan Suad Husnan (1996) melalui pernyataan bahwa pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan dengan cepat.

Haugen (1997) menyatakan bahwa terdapat tiga bentuk efisiensi pasar modal, tiap-tiap bentuk tersebut berhubungan dengan sekelompok informasi yang semakin luas jika dibandingkan dengan tingkat sebelumnya. Ketiga bentuk itu adalah efisiensi lemah, efisiensi setengah kuat, dan efisiensi kuat.

Efisiensi bentuk lemah (weak-form efficiency) menunjukkan bahwa harga merefleksikan semua informasi yang terangkum dalam catatan harga masa lalu. dalam keadaan ini investor tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari keadaan normal secara konsisten dengan menggunakan informasi harga di waktu lalu. Dengan kata lain informasi ini tidak relevan untuk memperoleh tingkat hasil yang berlebih (Haugen, 1997).

Efisiensi bentuk setengah kuat (semi-strong form efficiency) adalah keadaan yang tidak hanya mencerminkan harga-harga diwaktu lalu, tetapi juga informasi yang dipublikasikan. Akibatnya dalam keadaan ini investor tidak dapat memperoleh keuntungan diatas normal secara konsisten dengan memanfaatkan informasi publik (Haugen, 1997).

Tingkat efisiensi terakhir yaitu efisiensi bentuk kuat (strong-form efficiency), dicapai jika harga tidak hanya mencerminkan informasi harga diwaktu lalu dan informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang dapat diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian serta informasi-informasi lain yang tidak atau belum dipublikasikan. Dalam keadaan semacam ini harga sekuritas akan menjadi sangat wajar, dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik mengenai harga saham secara konsisten (Haugen, 1997).
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger