News Update :
Home » , » Teknik Reportase Investigatif

Teknik Reportase Investigatif

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Saturday, December 28, 2013 | 2:52 AM

Teknik Reportase Investigatif : PARA PENDOBRAK. Pada awal Abad ke-20 sebuah generasi wartawan Amerika yang disebut "muckrakers" (pendobrak) muncul menyuarakan reformasi pemerintahan dari tingkat pusat hingga lokal. Mereka menyidik dan mengungkapkan borok-borok kekuasaan yang korup: meliputi praktek buruk perusahaan besar (buruh di bawah umur, kartel dan monopoli) hingga kebusukan dalam mesin politik. 

SKANDAL KEUANGAN. Di Indonesia, laporan investigatif muncul sejak 1970-an ketika Koran Indonesia Raya dan kemudian Majalah Tempo mengungkap skandal keuangan di Pertamina. Tak heran jika investigasi keuangan (financial investigation) merupakan aspek yang menonjol, bahkan hingga kini. Investigasi hampir identik dengan pengungkapan skandal keuangan.

MENGUNGKAP PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN. Wartawan investigatif memusatkan laporan mereka pada penyalahgunaan kekuasaan--baik kekuasaan budaya, keuangan, politik maupun pengambilan kebijakan--yang mengambil bentuk pada pelanggaran hukum terselubung atau konflik kepentingan yang ingin dirahasiakan oleh sekelompok orang maupun lembaga.

TRANSPARANSI PUBLIK. Laporan investigatif seringkali kemudian ditindaklanjuti oleh investigasi resmi pemerintah (polisi, jaksa, pengadilan). Ini merupakan contoh klasik bagaimana pers mendorong lembaga-lembaga publik bertanggungjawab terhadap publik; membuat urusan pemrintahan lebih transparan, baik di tingkat pusat maupun lokal. 

PILAR KEEMPAT DEMOKRASI. Investigasilah yang membuat pers bisa dianggap sebagai "watchdog" dari kebebasan konstitusional. Investigasilah yang membuat pers disebut pilar ke-empat demokrasi dan karenanya dilindungi undang-undang yang khusus (UU Pers). Tanpa itu, pers sama saja dengan industri lain yang berorientasi profit, bukan berorientasi publik.

ELEMEN LAPORAN INVESTIGATIF
Pada intinya, jurnalisme investigasi meliputi kerja mengungkap dan mendokumentasikan aktivitas yang sebelumnya tidak diketahui oleh publik. Ini seringkali melibatkan taktik yang sering digunakan polisi untuk mengungkap kejahatan:

REPORTASE DAN WAWANCARA. Reportase terhadap fakta di lapangan dan wawancara terhadap para tokoh yang terlibat, saksi, tersangka, penuduh.

DATA PUBLIK. Menggali data publik (public records) yang terserak dan "tertimbun" di berbagai lembaga pemerintahan resmi maupun non-pemerintah. Baik itu lembaran negara, akte notariat, maupun laporan keuangan. Bahkan buku telpon kadang merupakan data yang penting.

DOKUMENTASI DAN KLIPING. Wartawan investigasi juga seringkali diuntungkan oleh adanya arsip kliping pemberitaan terdahulu tentang sesuatu hal yang terdokumentasi dengan baik. Peristiwa di masa lalu sering merupakan petunjuk penting bagi kejahatan di masa kini. (Misalnya: untuk "track-record" kejahatan perbankan).

PENGGALIAN BAHAN ONLINE. Dalam jurnalisme modern, aspek "data publik" ini kian memegang peran penting. Dan sebagian besar data publik (terutama di negeri maju) terdapat di Internet. Itu sebabnya kemampuan melakukan riset internet menjadi penting. 

ANALISIS DAN DATABASE. Di tengah era informasi, "computer analysis" juga sering menggantikan observasi langsung oleh wartawan. Jika dipakai secara baik, komputer bisa banyak membantu jurnalisme investigatif yang mendalam, karena laporan itu dapat mengatasi teknik wawancara tradisional dan memproses bukti-bukti dalam jumlah yang sangat banyak. Banyak kecurangan publik dilakukan dalam jumlah uang yang kecil, namun mengenai orang dalam jumlah sangat besar. Masing-masing orang tidak merasa dicurangi. Kecurangan itu hanya bisa diketahui melalui perhitungan dn analisis data yang luas, seringkali melibatkan komputer.

INSIDER DAN WHISTLEBLOWER. Wartawan juga sering dibantu oleh "informan" dari dalam lembaga/organisasi tertentu yang mau (apapun motifnya) untuk mengungkapkan kebusukan lembaga/organisasinya kepada pers. Mereka memberikan dokumen sensitif kepada wartawan atau memberikan "clues" dan tips tentang ke arah mana investigasi harus dilakukan. 

PENYAMARAN. Dalam beberapa kasus wartawan sendiri yang harus melakukan penyamaran untuk menemukan fakta/data tersembunyi di lapangan, mengamati kegiatan-kegiatan gelap. Ini harus dilakukan hati-hati karena menyangkut konsekuensi hukum.

INTERPRETASI. Dalam berbagai kasus, tak cukup wartawan mengungkap kebusukan saja. Mereka perlu menjelaskan kenapa itu semua bisa terjadi. Diperlukan kemampuan interpretasi di sini, dan pengetahuan yang luas.


PROSES INVESTIGATIF
MENENTUKAN TEMA. Di banyak media, tema investigasi ditentukan melalui rapat yang terencana, melalui perumusan agenda publik yang dipunyai masing-masing media. Namun, bahkan dalam contoh investigasi legendaris (seperti "Skandal Watergate") tema itu muncul secara "tidak sengaja": wartawan atau kelompok wartawan menemukan peristiwa yang nampaknya sepele, namun teguh melakukan penggalian terus-menerus sehingga berhasil menemukan "peristiwa terselubung" yang jauh lebih besar.
- Kliping (Mourge--"kamar mayat")
- Dokumentasi/Arsip (laporan lapangan dari wartawan)
- Tips informasi dari informan, insider dan whistleblower (perlu hati-hati).

MERUMUSKAN MASALAH. Mencari "akar masalah" (bottom-line), merumuskan pertanyaan terpenting yang ingin dijawab. Juga merumuskan apa yang mau dikatakan dengan investigasi ini, se-spesifik mungkin, dalam satu kalimat pendek. Rumusan masalah juga semacam hipotesis dalam penelitian ilmiah (sesuatu yang harus diuji kebenarannya di "laboratorim" atau lapangan).

MENGGALI BAHAN. Melakukan wawancara terhadap sumber dan tokoh kunci. Mencari dokumen dan bukti terpenting dari lapangan.

KOMPARASI. Data tertentu tidak berbunyi apa-apa jika tidak dibandingkan dengan data lain. Data "mark-up" dalam proyek tertentu hanya bisa diketahui merupakan "mark-up" jika kita membandingkannya dengan harga pasar yang wajar. Jika kita ingin memperlihatkan korupsi dalam penyelenggaraan haji, misalnya, kita perlu membandingkannya dengan ongkos haji dari negeri lain. Proses komparasi menjadi penting.

MENGUJI. Mengumpulkan semua bahan (wawancara dan dokumen) serta menyortirnya berdasarkan kredibilitas sumber informasi. Memakai dokumentasi itu untuk menguji hipotesis yang telah dibuat (apakah memprkuat atau menggugurkan).

MENULIS DAN MENYAJIKAN. Menuliskan laporan secara padat tapi jelas. Namun, yang lebih penting lagi tulisan itu harus argumentatif (memiliki dasar bukti yang kuat dan dibangun dengan logis). Tulisan seringkali harus dilengkapi pemaparan dokumen, foto, dan tabel yang memperkuat tulisan.

AKURASI, AKURASI DAN AKURASI
Investigasi yang bagus adalah yang mampu membuat publik sadar tentang sesuatu masalah yang merugikan mereka. Syukur-syukur jika investigasi itu bisa menjadi daya dorong bagi LSM atau lembaga pemerintah untuk melakukan investigasi lebih lanjut secara resmi. (Investigasi wartawan adalah investigasi "tak resmi"). Namun, bahkan meski tak resmi, laporan investigasi melibatkan beberapa aspek sensitif yang harus dipertimbangkan wartawan, karena memiliki konsekuensi hukum dan etik.

Investigasi yang baik adalah argumentatif (dengan dasar yang meyakinkan dan logis). Ini hanya mungkin didukung oleh akurasi dalam melakukan dan mendokumentasikan wawancara, fakta dan dokumen dari lanpangan. Untuk bisa menguji akurasi, bertanyalah sebagai berikut:
- Percayakah Anda pada fakta yang ada dalam tulisan
- Percayakah Anda pada sumber yang memberikan fakta itu?
- Apakah Anda merujuk semua fakta pada sumber dan dokomen yang kelak bisa dipakai di depan 
   pengadilan?
- Sudahkah Anda menguji ulang semua fakta?
- Bisakah Anda memberikan ejaan yang tepat pada nama dan alamat sumber yang disebut?
- Percayakah Anda bahwa semua pernyataan fktual dalam tulisan itu mencerminkan kebenaran?
- Beranikah Anda mempertahankan secara publik (jika mungkin di pengadilan) fakta dan metode yang Anda    gunakan dalam tulisan itu?
- Apakah Anda mengutip pernyataan sumber secara fair an sesuai konteks?
- Anda mengutip sumber anonim? Kenapa? Beranikah Anda mempertahankannya di pengadilan?
- Apakah Anda menggunakan materi, dokumen atau foto yang diberikan sumber anonim? Kenapa? 
   Seberapa peraya Anda pada kesahihan materi tadi? 
- Percayakah Anda si sumber tidak punya agenda tersembunyi yang mungkin mendistorsikan kebenaran 
  dalam tulisan?
- Apakah Anda menggunakan bahasa dan gambar yang kontroversial dalam cerita? Adakah alasan yang 
   meyakinkan untuk menggunakan bahasa yang gambar seperti itu? Apakah cerita akan kurang akurat jika 
   bahasa dan gambar itu dihilangkan?
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger