Hasil eksplorasi dan hasil identifikasi nematoda dari beberapa wilayah pengambilan sampel diketahui bahwa spesies nematoda yang banyak diketemukan adalah nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) dan nematoda sista kining (Globodera spp.)
A. NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.)
Nematoda Meloidogyne spp. adalah nematode parasit yang menyerang akar. Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan parasit penting dan banyak menyerang tanaman di lahan pengembangan maupun pembenihan, sehingga banyak menimbulkan kerugian bagi petani karena terjadi penurunan produktivitasnya.Nematode ini masuk kedalam akar dan menginfeksi akar, sehingga akar akan membengkak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Pada bagian akar yang membengkak ini terdapat nematode yang bersarang di dalamnya.
Nematoda Meloidogyne spp. ini mempunyai beberapa spesies. Antar spesies dapat dibedakan dengan melihat ciri fisik dari nematode tersebut. Selain itu antar spesies dari genus Meloidogyne spp ini dapat dibedakan dengan melihat sidik pantat dari nematode tersebut. Dengan melihat sidik pantat ini dapat dibedakan spesiesnya.
Pada pengamatan kali ini, kami mengamati dan mengidentifikasi sidik pantat dari nematode Meloidogyne spp. Dari mengamati sidik pantat tersebut kita dapat mengetahui apa spesies dari nematode tersebut. Dari genus Meloidogyne spp ini terdapat empat spesies, diantaranya Meloidogyne incognita, M. arenaria, M. javanica, M. hapla. Dari beberapa jenis nematode itu mempunyai sidik pantat yang berbeda – beda. Sidik pantat dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian dorsal dan bagian lateral. Pada sidik pantat bagian dorsal diantaranya garis lateral, lengkung dorsal, plasmid, sedangkan bagian ventral terdapat lubang vulva, lubang anus, dan striae. Pada percobaan yang telah dilakukan, kita hanya mendapatkan dua jenis nematode, yaitu Meloidogyne incognita, dan Meloidogyne arenaria. Sidik pantat Meloidogyne incognita mempunyai cirri utama lengkung dorsal yang persegi (bersudut 900). Pada sidik pantat Meloidogyne arenaria mempunyai ciri utama pertemuan lengkung dorsal dan ventral membentuk seperti bahu dengan tonjolan kutikula dan becabang seperti garpu. Pada sidik pantat Meloidogyne javanica mempunyai ciri utama terdapat garis lateral yang memisahkan lengkung dorsal dan lengkung ventral. Pada sidik pantat Meloidogyne hapla mempunyai ciri khusus terdapat tonjolan – tonjolan seperti duri pada zona ujung ekor.
Meloidogyne spp. melakukan siklus hidupnya mulai dari telur hingga masa dewasa. Meloidogyne spp. dimulai dari fase telur, fase telur ini mengalami pergantian kulit jadi juvenile I. Setelah itu, lelur menetas, ganti kulit kedua jadi memasuki fase juvenile II. Kemudian bekembang anti kulit ketiga lagi masuk ke fase juvenile III, tumbuh masuk fase juvenile IV setelah ganti kulit keempat. Dari fase juvenile IV memasuki fase dewasa jantan dan betina. Meloidogyne spp. jantan dan betina dewasa kemudian membengkak tubuhnya sehingga aktivitas geraknya terbatasi, betina akan mengandung teluryang jumlanya banyak,ukran tubuh betina akan tetap membengkak terus, tetapi jantan dewasa akan kembali ke ukuran ramping semula lagi.
Dari hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa Meloidogyne spp. mempunyai bentuk-bentuk yang berbeda untuk menjadi dewasa. Meloidogyne spp. merupakan jenis nematoda parasit tanaman yang terpenting di dunia. Nama “nematoda puru akar” (root-knot nematodes) berasal dari puru yang karakteristik berasosiasi dengan nematoda tersebut. Tanaman inang Meloidogyne spp. meliputi sayur- sayuran, tanaman berjajar, pohon buah-bauhan, dan gulma. Marga tersebut sangat penting terutama unutk pertanian di daerah tropik.
Menurut Dropkin (1991), endoparasitik yang bersifat obligat tersebut tersebar luas baik di daerah iklim tropis maupun iklim sedang. Pembiakan tanpa jantan merupakan kebiasaan pada banyak jenis, tetapi pada jenis lain kedua jenis kelamin masih diperlukan dalam reproduksi. Peran jantan yang interseks belum diketahui. Telur-telurnya diletakkan di dalam kantung telur yang gelatinus yang mungkin untuk melindungi telur tersebut dari kekeringan dan jasad renik perusak telur. Pada sebagian besar interaksi antar inang dan parasit puru tersebut muncul kantung puru. Kantung telur yang baru terbentuk biasanya tidak berwarna dan menjadi cokelat setelah tua. Telur-telur mengandung zigot sel tunggal apabila baru diletakkan. Embrio berkembang menjadi larva yang mengalami perganitian kulit pertama (juvenile I) di dalam telur tersebut. Larva pada stadium kedua muncul pada suhu dan kelembapan yang sesuai serta bergerak di dalam tanah menuju ke ujung akar yang sedang tumbuh. Mereka menerobos masuk, biasanya di daerah akar yang sedang memanjang, merusak sel-sel dengan mematukkan stiletnya berulang-ulang. Setelah masuk ke dalam akar, larva bergerak di antara sel-sel sampai tiba di dekat silinder pusat, sering kali berada di daerah pertumbuhan akar samping. Di tempat tersebut larva menetap dan menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi makanannya. Larva menggelembung, dan kelakukan pergantian kulit dengan cepat untuk kedua Juvenile II dan ketiga Juvenile III kalinya tanpa makan, selanjutnya menjadi jantan atau betina dewasa. Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang di dalam kutikula stadium larva keempat juvenile IV dan muncul dari jaringan akar. Beberapa nematoda jantan masih mengelompok di dalam kantung telur. Sedang nematoda betina dewasa tetap tertambat pada daerah tempat makanannya di dalam stele dengan bagian posterior tubuhnya berada di permukaan akar. Nematoda betina tersebut terus menerus menghasilkan telur selama hidupnya. Kadang-kadang mencapai jumlah 1.000 telur. Lama daur hidupnya bervariasi tergantung pada inang dan suhu. Mungkin paling cepat 3 minggu dan paling lama beberapa bulan. Perbandingan jenis kelamin dipengaruhi oleh lingkungan. Yang jantan akan lebih banyak jika akar terserang berat dan zat makanan tidak cukup. Meloidogyne spp. betina dewasa akan tetap berada dalam ukuran membengkak sedangkan jantan dewasa dari ukuran membengkak akan kembali ke ukuran semula. Walaupun eksudat akar mampu meningkatkan penetasan, tetapi senyawa tersebut tidak diperlukan unutk keberhasilan daur hidupnya.
Larva yang terinfektif menyimpan sejumlah besar lipida. Selama nematoda tersebut kekurangan pangan, lipida tersebut diperlukan dan sebagaimana diketahui melalui mikroskop compound, ususnya tampak melipat. Sel-sel yang terisi lipida terlihat kabur sedang lain jelas, karena kehilangan timbunan lipida. Selama berpindah melalui tanah, larva mempergunakan cadangan makanannya dan akhirnya mati setelah beberapa bulan tanpa tanaman inang. Walaupun demikian, lahan tanpa tanaman inang masih mengandung larva sampai selama satu tahun. Beberapa nematoda mungkin menemukan relung tempat untuk bertahan hidup untuk dengan tingkat metabolisme yang rendah. Mungkin relung-relung tersebut berada di remah-remah tanah dan nematoda terlindung dari kekeringan serta tinggal inaktif di dalam ruang dengan tekanan oksigen yang rendah Jenis Meloidogyne spp. Mempunyai kisaran inang yang sangat luas, meliputi gulma dan berbagai tanaman yang dibudidayakan. Sebagai mana jenis fitonematoda yang telah dikaji secara seksama, terdapat populasi subspesifik yang jelas dan dapat dibedakan kisaran inangnya.
Pada bagian posterior tubuhnya berada di permukaan akar. Nematoda betina tersebut terus menerus menghasilkan telur selama hidupnya. Kadang-kadang mencapai jumlah 1.000 telur. Lama daur hidupnya bervariasi tergantung pada inang dan suhu. Mungkin paling cepat 3 minggu dan paling lama beberapa bulan. Perbandingan jenis kelamin dipengaruhi oleh lingkungan. Yang jantan akan lebih banyak jika akar terserang berat dan zat makanan tidak cukup. Meloidogyne spp. betina dewasa akan tetap berada dalam ukuran membengkak sedangkan jantan dewasa dari ukuran membengkak akan kembali ke ukuran semula. Walaupun eksudat akar mampu meningkatkan penetasan, tetapi senyawa tersebut tidak diperlukan unutk keberhasilan daur hidupnya.
PENGENDALIAN NEMATODA : Untuk mengendalikan nematoda parasit pada tanaman, berbagai upaya pengendalian dapat dilakukan. Saat ini diketahui tanaman tertentu dapat menjadi racun bagi nematoda, misalnya Tagetes spp. atau kenikir (jawa). Tanaman ini ditanam sebagai tanaman sela atau ditanam dalam rotasi dengan tanaman sayuran atau tanaman pangan yang lain. Tagetes spp mampu mencegah menetesnya telur sehingga mengurngi perkembang biakan nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp.), karena tanaman ini mengeluarkan substansi yang beracun yang akan meracuni nematoda. Pengendalain yang lain adalah penggunaan ne-matisida seperti Furadan 3 G, Rhocap dll yang dilakukan sebelum tanam maupun saat tanam. Pengendalian secara kimia ini memang dalam beberapa hal menguntung-kan misalnya: Berpengaruh langsung pada sasaran dan mudah dikerjakan tetapi mahal dan mencemari lingkungan tanah. Untuk mengoptimalkan pengendalian nematoda maka maka perlu memadu-kan penggunaan nematisida dengan varietas tahan, rotasi tanam, tanaman beracun, predator dan juga jamur parasit.
No comments:
Post a Comment