Pengaruh Media Tanam Kompos Kulit Buah Kakao dengan Subsoil Ultisol pada Pertumbuhan Bibit Kakao
Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan media tanam kompos kulit buah kakao berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 14 MST dan 16 MST, dan diameter batang 6 MST.
Pemberian kompos kulit buah kakao dan subsoil ultisol berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 14 MST yang tertinggi yaitu pada perlakuan M5 (225 g kompos kulit buah kakao dan 4775 g subsoil ultisol) yaitu sebesar 27,46 cm dan pada 16 MST pada perlakuan M5 sebesar 30,84 cm. Hal ini disebabkan oleh kandungan hara mineral kompos kulit buah kakao cukup tinggi, khususnya hara Kalium dan Nitrogen. Hal ini sesuai dengan hasil analisis yang dapat dilihat di Lampiran 45 yaitu 1,13% N dan 1,93% K2 Pemberian kompos kulit buah kakao dan subsoil ultisol berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit kakao pada umur 16 MST pada perlakuan M5 (225 g kompos kulit buah kakao dan 4775 g subsoil ultisol) yaitu sebesar 30,84 cm. Hal ini O.
Menurut Goenadi (2000) bahwa 61% dari total nutrien buah kakao disimpan di dalam kulit buah. menurut penelitian Goenadi bahwa aplikasi kompos kulit buah kakao dapat meningkatkan produksi hingga 19,48%. disebabkan karena kompos kulit buah kakao mampu menyediakan unsur hara
yang tidak terdapat pada tanah subsoil ultisol sehingga membuat pertumbuhan
vegetatif tanaman menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan literatur Sukman
(1978) dalam Literatur Science (2001) yang menyatakan bahwa bahan organik
seperti kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti sturktural, aerase dan
porositas tanah. Perbaikan sifat fisik tanah akan mempertinggi kemampuan tanah
untuk menahan air. Dengan demikian hal ini akan mendukung pertumbuhan
tanaman di pembibitan.
Pada parameter diameter batang 6 MST, kompos kulit buah kakao dan
subsoil ultisol memberikan pengaruh yang nyata yaitu pada M4 (175 g kompos
kulit buah kakao + 4825 g subsoil ultisol) yaitu 5,47 mm. Unsur hara yang
tersedia bagi tanaman dapat menguatkan pertumbuhan diameter batang. Nitrogen
yang terkandung pada kompos kulit buah kakao dapat merupakan bahan esensial
yang juga berfungsi untuk pembelahan dan pembesaran sel. Menurut Lingga dan
Lubis (1986) unsur N merupakan unsur essensial yang dapat mempengaruhi besar
diameter batang tanaman. Dan ini sesuai dalam literatur Damanik dkk (2010)
yang menyatakan pengaruh Nitrogen meningkatkan bagian protoplasma
menimbulkan beberapa akibat antara lain, terjadi peningkatan ukuran sel,
menyebabkan daun dan batang tanaman menjadi lebih sukulen dan kurang keras.
Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Bayfolan pada Pertumbuhan Bibit Kakao
Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian
pupuk daun Bayfolan berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada umur 6
MST.
Rataan diameter batang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (1 cc/liter)
yaitu sebesar 4,87 mm. Sedangkan rataan diameter terendah terdapat pada
perlakuan P3 (5 cc/liter) yaitu sebesar 4,26 mm. Hal ini dikarenakan bahwa
pemberian pupuk daun mulai bekerja secara efektif di dalam tanaman pada saat
tanaman berumur 6 MST, sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik. Menurut
Sutedjo (1999) Pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan
melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman kepada daun tanaman
agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi petumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian
pupuk daun bayfolan berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar. Rataan bobot
kering akar yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (1 cc/liter) yaitu sebesar
3,59 g. Rataan bobot kering akar yang terendah terdapat pada perlakuan
P2 (3 cc/liter) yaitu sebesar 2,62 g.
Hal ini disebabkan kandungan pupuk bayfolan
mengandung Kalium sebesar 6 % dimana pupuk kalium berperan dalam hal ini
pupuk K berperan dalam meningkatkan pertumbuhan perakaran hal ini sesuai
dengan literatur Sitorus (1992), yang menyatakan bahwa perlakuan pupuk daun
lebih berperan dalam meningkatkan panjang akar, berat kering tanaman dan berat
kering tajuk. Dan konsentrasi yang optimum berkisar antara 2 – 3 cc/l. selain itu
fungsi pupuk K juga berperan dalam mempercepat pertumbuhan maristematik.
Hal ini sesuai dengan literatur Damanik dkk (2010), yang menyatakan bahwa
kalium memegang peranan penting dalam peristiwa-peristiwa fisiologis berikut :
1).metabolisme karbohidrat, pembentukan, pemecahan dan translokasi pati,
2).
Metabolisme protein dan sintesis protein,
3) mengawasi dan mengatur aktifitas berbagai unsur mineral
4) mengaktifkan berbagai enzim
5) mempercepat
pertumbuhan jaringan maristematik.
Interaksi Antara Perlakuan Media Tanam dan Pemberian Pupuk Daun
Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa interaksi perlakuan
media tanam dan pemberian pupuk daun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman, diameter batang, luas daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot
basah akar, dan bobot kering akar. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlakuan
media tanam dan pemberian pupuk daun memiliki respon yang hampir sama
sehingga pertumbuhan tanaman belum berpengaruh secara nyata. Media tanam
berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Ada empat fungsi media
tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik menurut Nelson (1991)
yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi
tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas
media dan terakhir harus dapat menyokong tanaman. Sedangkan auksin
merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman yang aktivitasnya dapat
merangsang/mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami
Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan yang pengaruh dari setiap
perlakuan pupuk, zat pengatur tumbuh, media tanam dan lain-lain pengaruhnya
akan dapat dilihat dalam jangka waktu yang panjang. Pengaruh perlakuan media
pada tumbuhan, namun tetap harus dapat diberikan pada tanaman dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan berakar, mempercepat proses pertumbuhan
akar, meningkatkan jumlah dan kualitas akar dan mengurangi keragaman jumlah
dan kualitas perakaran.
tanam dan pemberian pupuk daun bayfolan diduga belum nampak pada
pertumbuhan bibit kakao. Hal ini dapat kita lihat dari penelitian kelapa sawit yang
dilakukan oleh Khaswarina (2001) bahwa pengaruh pemberian pupuk pada kelapa
sawit belum berpengaruh nyata terhadap semua pengamatan parameter yang
diamati.
No comments:
Post a Comment