News Update :
Home » » PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR DARI IBU YANG BERMASALAH

PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR DARI IBU YANG BERMASALAH

Penulis : Unknown on Friday, June 21, 2013 | 11:15 AM

PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR 
DARI IBU YANG BERMASALAH
dr. Hj. Fatimah Indarso, Sp.A(K)
Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak 
FK Unair/RSU Dr. Soetomo

Surabaya

ABSTRAK
Sebagian besar Bayi Baru Lahir yang terlahir dari Ibu yang bermasalah (menderita suatu penyakit sebelum, selama hamil, atau pada saat menghadapi proses persalinan). Sebenarnya banyak sekali macam penyakit yang dapat di derita ibu selama periode tersebut, diantaranya manajemen Bayi Baru Lahir (BBL) dari ibu yang mengalami penyakit HIV yang tampaknya jumlah penderita semakin meningkat. Dalam 4 tahun terakhir Indonesia berada dalam keadaan epidemi terkonsentrasi karena HIV/AIDS telah terjadi pada lapisan masyarakat tertentu dalam tingkat pravelensi yang cukup tinggi terutama di propinsi Papua, DKI Jaya, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Pada ibu HIV atau daerah di mana Prevalence HIV tinggi, maka proses kelahiran disarankan dengan operasi cesar, dengan tujuan membiarkan lapisan amnion tetap intak selama mungkin agar penularan HIV perinatal terhindar. Tidak ada tanda-tanda spesifik HIV yang dapat ditemukan pada umur 2-6 minggu setelah lahir. Tetapi tes antibodi baru dapat ditemukan pada umur 18 bulan atau HIV PCR DNA sejak umur 1 sampai 6 bulan untuk menentukan status HIV bayi. Manajemennya meliputi perawatan bayi seperti bayi yang lain, dengan perhatian pada pencegahan infeksi dan cara pemberian minum; bayi tetap diberi imunisasi rutin kecuali terdapat tanda klinis defisiensi imun yang berat, jangan diberi vaksin hidup (BCG, OPV, Campak, MMR); pada waktu pulang, diperiksa DL, hitung Lymphosit T, serologi anti HIV, PCR DNA/RNA HIV : pemberian Antiretrovirus profilaksis (tergantung status pemberian antiretrovirus ibu), dan saat pulang dilakukan pemeriksaan darah PCR DNA/RNA dilakukan pada umur 1, 2, 4, 6 dan 18 bulan dan bila pemeriksaan PCR DNA/RNA POSITIP dua kali berturut selang satu bulan mulai diberikan pengobatan Antiretro Virus.

Kata kunci : Ibu HIV, antiretrovirus

ABSTRACT
Most of newborn babies was born from problematic (the mother who have disease before, during pregnancy or during delivery). Actually there are many disease can occur during that periods, but in this time we discuss the management problems of newborn babies born from HIV mother. In the last years, the concentrated epidemic of HIV-AIDS has occurred in Indonesia with high prevalence of HIV-AIDS in some provinces such papua, DKI Jaya, Riau, West Java and Bali. The delivery process recommendation from HIV-mother or in the high prevalence of HIV area is cessarian section that can make the amnion still intact so the transmission of HIV perinatally can be prevented. There is no specific sign of HIV found in the newborn. If the infection occurred during perinatal, the signs found at 2-6 weeks of age, but the antibody test is not done until 18 months or HIV PCR DNA from 1 month until 6 months of old to determine the HIV status of the baby. The management are care of the baby like the other baby, with special attention for precaution of infection and feeding of the baby; still give the routine immunization except in the severe immune deficiency that can not be given the live vaccine (BCG, OPV, Measles, MMR); check the routine blood examination, lymphocyte T count, anti HIV serology, PCR DNA/RNA HIV; prophylaxis antiretrovirus (depend on antiretrovirus that given to the mother) and check the PCR DNA/RNA in 1, 2, 4, 6 and 18 months of age. If the test is positive in two examination with 1 month interval, the antiretrovirus will be administered.

Keyword : HIV mother, antiretrovirus
Sebagian besar Bayi Baru Lahir yang terlahir dari Ibu yang bermasalah dalam arti menderita suatu penyakit, tidak menunjukkan gejala sakit pada saat dilahirkan atau beberapa waktu setelah lahir. Bukan berarti bayi baru lahir tersebut aman dari gangguan akibat dari penyakit yang diderita ibu. Hal tersebut dapat menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bayi Baru Lahir (BBL), dan dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas bayi. Ibu bermasalah disini diartikan sebagai Ibu yang menderita sakit, sebelum, selama hamil, atau pada saat menghadapi proses persalinan.
Dari State of the World’s Newborn, Save The Children 2001, terdapat Rumus dua per tiga yaitu, Lebih dari 7 juta bayi meninggal setiap tahun antara lahir hingga umur 12 bulan., hampir dua pertiga bayi yang meninggal, terjadi pada bulan pertama, dari yang meninggal tersebut, dua pertiga meninggal pada umur satu minggu, dan dua pertiga diantaranya meninggal pada dua puluh empat jam pertama kehidupannya. Disini sangat jelas bahwa masalah kesehatan Neonatal tidak dapat dilepaskan dari masalah kesehatan perinatal dimana proses kehamilan, dan persalinan memegang faktor yang amat penting
Sasaran kesehatan anak tahun 2010 diantaranya adalah angka kematian bayi turun dari 45,7 per seribu kelahiran, menjadi 36 per seribu kelahiran (SKN), BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah atau kurang 2500 gram) menurun setinggi-tingginya 7% (SKN), di mana secara nasional th 1995-1999 diperkirakan BBLR 8% (Save The Children 2001) akan tetapi kalau dilihat dari tahun ke tahun, angka kematian Neonatus penurunannya sangat lambat, dan menempati 47% dari angka kematian bayi, bahkan pada 2003 AKN 20 per seribu kelahiran. Dari angka tersebut, 79,4%  kematian pada bayi baru lahir berumur kurang dari tujuh hari. Bila dikaji lebih mendalam, ternyata dari kematian tersebut, 87% dapat dicegah apabila deteksi dini bayi resiko cepat diketahui, dan dapat segera dirujuk agar mendapat pertolongan yang akurat, dan cepat. Diperkirakan tiap jam terdapat 12 neonatus meninggal. Dari sumber SKRT 2001, ternyata dari bayi yang mendapat masalah, yang mencari pertolongan pada tenaga kesehatan hanyalah 36%. Oleh karena itu, tenaga kesehatan di lini terdepan baik di pelayanan perifer ataupun di pusat, sangat diharapkan mempunyai ketrampilan baik deteksi dini bayi resiko ataupun penanganan kegawatan, dan menentukan waktu yang tepat kapan bayi akan dirujuk, dan persiapan apa yang harus dilakukan.
Bayi yang berumur kurang dari tujuh hari, kelainan yang di derita lebih banyak terkait dengan kehamilan dan persalinan, sedangkan bayi berumur lebih dari tujuh hari sampai dua bulan banyak terkait dengan pola penyakit anak. Karena kebanyakan bayi baru lahir yang sakit jarang dibawa oleh orang tua ke pusat pelayanan karena kultur masyarakat, maka kunjungan rumah bagi tenaga kesehatan sangat diperlukan, dengan ASUH yaitu awal sehat untuk hidup sehat. Karena kelainan BBL sangat erat hubungannya dengan saat berada di dalam kandungan, maka komunikasi yang erat diantara dokter Anak, dokter Obstetri dan Dokter Anaestesi serta bidan setempat sangatlah penting.
Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, telah banyak dilakukan, diantaranya adalah Asuhan Persalinan Normal, Safe Mother Hood, Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dan Komprehensip, awal Sehat untuk hidup sehat, Manajemen Terpadu Balita Sakit, dan Manajemen Bayi Muda Sakit karena kelainan BBL sangat erat hubungannya dengan saat berada di dalam kandungan, maka komunikasi yang erat diantara dokter Anak, dokter Obstetri dan dokter Anaestesi serta bidan setempat sangatlah penting. Sebenarnya banyak sekali macam penyakit yang dapat diderita ibu selama periode tersebut. Dalam makalah ini akan di bahas manajemen Bayi Baru Lahir (BBL) dari ibu yang mengalami penyakit yang relatif sering, seperti kecurigaan infeksi intra uterin, Hepatitis B, Tuberkulosis, Diabetes Mellitus,  Sifilis, dan HIV yang tampaknya jumlah penderita semakin meningkat serta Ibu dengan kecanduan Obat.

A. IBU DENGAN KECURIGAAN INFEKSI INTRA UTERIN

Tanda-tanda ibu yang diduga mengalami infeksi dalam kandungan yang dapat berakibat infeksi atau bakteriemi pada bayinya adalah bila :
·         Ibu mengalami panas tubuh lebih atau sama dengan 380 C selama proses      persalinan sampai 3 hari pasca persalinan,
·         Cairan ketuban hijau keruh apalagi berbau busuk,
·         Cairan ketuban pecah 18 sampai 24 jam sebelum bayi lahir,
·         Atau pecah pada saat umur kehamilan baru menginjak 37 minggu.

Pada keadaan tersebut, BBL sangat rawan terhadap terjadinya infeksi yang dapat mengancam jiwanya, karena BBL tersebut dapat menderita sepsis. Perubahan Neonatus ke arah kondisi yang buruk berlangsung sangat cepat.
Apabila suatu sebab, keluarga meminta pulang sebelum waktunya, pengawasan yang perlu dilakukan oleh keluarga terhadap bayi adalah :
·         apakah pernapasan bayi menjadi cepat
·         bayi lethargi
·         hipotermi atau panas
·         muntah setiap minum
·         kembung, merintih

MANAJEMEN
Bayi umur lebih dari 3 hari tanpa melihat umur kehamilan, tidak perlu antibiotika. Nasehati ibu agar segera membawa bayinya kembali bila ada tanda sepsis dan nasehati ibu kembali jika ada salah satu tanda sepsis.

Bayi berumur 3 hari atau kurang, ambil sampel darah bayi, dan kirim ke Laboratorium untuk kultur/kultur kuman dan uji sensitivitas Obati sesuai umur kehamilan seperti di bawah ini :

BAYI DENGAN UMUR KEHAMILAN 35 MINGGU ATAU LEBIH, ATAU BERAT LAHIR 2000 gram ATAU LEBIH

Infeksi Intra uterin yang telah jelas, atau demam dugaan infeksi, DENGAN ATAU TANPA KPD :
·      Ambil sampel darah, beri antibiotika seperti pemberian untuk kemungkinan besar sepsis.
·      Bila hasil kultur negatif, dan bayi tidak menunjukkan tanda sepsis hentikan antibiotika.
·      Bila hasil kultur positif, dan bayi menunjukkan tanda sepsis kapan saja; obati untuk kemungkinan besar sepsis.
·      Bila  kultur kuman tidak dapat dilakukan, dan bayi tidak menunjukkan tanda sepsis, hentikan antibiotika setelah 5 hari.
                         
Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan :
·      Bila bayi keadaan baik, dan tidak ada tanda yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
·      Nasehati ibu untuk membawa kembali bayinya bila ada gejala sepsis atau infeksi.

ADA KPD TANPA Infeksi Intra Utertin atau demam dugaan infeksi :
·      Tidak perlu antibiotika.
·      Amati tanda sepsis setiap 4 jam dalam waktu 48 jam.
·         Bila setelah 48 jam kultur darah negatif, bayi tampak sehat, dan tidak ada gejala yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bisa dipulangkan, beri nasehat pada orang tua atau petugas, apabila ada tanda infeksi, segera dibawa kembali ke Rumah Sakit.
·         Bila kapan saja ada tanda sepsis atau kultur positif, diobati seperti kemungkinan besar sepsis.
·         Bila kultur darah tidak diperiksa, amati 3 hari dan pulangkan bila keadaan bayi baik.

BAYI DENGAN UMUR KEHAMILAN KURANG DARI 35 MINGGU, ATAU BERAT LAHIR KURANG 2000 gram

Bila  kultur darah  negatif, bayi tidak ada tanda sepsis :

·         Ada KPD tanpa Infeksi Intra Uterin atau demam dugaan infeksi, hentikan antibiotika setelah 3 hari.
·         Ada Infeksi Intra Utertin atau demam dugaan infeksi berat, hentikan antibiotika setelah 5 hari.

Bila  kultur darah positif, bayi menunjukkan gejala sepsis atau  kapan saja bayi/            menunjukkan gejala seosis, obati sebagai kemungkinan besar sepsis.

Bila  kultur darah tidak dapat dilakukan, bayi tidak menunjukkan gejala sepsis          antibiotika dihentikan setelah pemberian 5 hari.

Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan :
·         Bila bayi keadaan baik, dan tidak ada tanda yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
·         Nasehati ibu untuk membawa kembali bayinya bila ada gejala sepsis atau infeksi.
TABEL 1 : RINGKASAN TATALAKSANA BAYI DARI IBU DENGAN                              KECURIGAAN INFEKSI INTRA UTERIN

Bayi ≥ 35 minggu / 2000 gram
Bayi < 35 minggu / < 2000 gram
Infeksi Ibu KPD /
·   Berikan antibiotika
·   Kultur ® Stop antibiotika
·   Kultur ® teruskan antibiotika
·   Kultur tidak dilakukan, Infeksi
bayi ® antibiotika stop 5 hari, amati 24 jam
KPD
·     Kultur Infeksi Ibu ® antibiotika 5 hari
·     Kultur Infeksi Ibu ® antibiotika 3 hari
·     Kultur Infeksi bayi ® antibiotika manajemen sepsis
·     Kultur tidak dilakukan, Infeksi bayi ® antibiotika stop setelah 5 hari

KPD Infeksi Ibu
·   Tidak perlu antibiotika
·   Amati tiap 4 jam sampai 48 jam :
ü  Bila infeksi bayi ® pulang
ü  Bia infeksi bayi ® antibiotika
ü  Bila kultur tidak dilakukan, bayi baik, pulang setelah umur 3 hari

Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger