Metode lingkaran pastoral/analisa sosial tak menyelesaikan
masalah keadilan. Harus didingat, metode
ini hanya membantu menemukan penyebab-penyebab ketidakadilan sosial serta
membantu perumusan rencana tindakan.
Metode ini adalah jalan untuk melihat masalah keadilan
dengan maksud untuk menemukan rencana tindakan.
Kata “lingkaran” dipergunakan karena metode itu tidak hanya dipergunakan
sekali saja untuk suatu masalah tertentu.
Perubahan situasi akan seirama dengan perubahan jaman. Unsur atau keadaan baru bisa mengubah
permasalahan. Keadaan atau faktor ini
perlu diperhatikan benar. Maka, metode
analisa sosial harus bisa diulangi sekali lagi atau metode itu hendaknya tidak
hanya digunakan “sekali saja”. Analisa
sosial berarti menyelidiki masalah sosial dengan teliti dan sangat terperinci.
Gambaran
Umum Cara Analisis Sosial
Ada empat langkah utama; pertama, yang disebut titik berangkat: anggota-anggota kelompok mengurutkan semua masalah yang paling serius mengecewakan mereka. Mereka memilih satu dari masalah-masalah ini untuk dianalisa dan diteliti. Kedua, yang disebut analisa sosial: anggota-anggota kelompok melukiskan masalah itu secara terperinci dan mendiskusikan masalah pertama yang dilihat mereka. Kemudian mereka mengamati organisasi-organisasi atau struktur-struktur dalam masyarakat untuk melihat apakah mereka juga yang menyebabkan masalah itu. Ketiga, yang disebut refleksi iman, anggota-anggota kelompok melihat apakah kitab suci atau ajaran agama menyinari masalah itu. Keempat, yang disebut rencana tindakan: anggota-anggota kelompok mendiskusikan rencana tindakan yang memungkinkan untuk membantu menyelesaikan masalah itu.
Perincian Cara
Analisa Sosial
Langkah
pertama. (kegiatan awal, titik pangkal)
1. Daftarkan masalah-masalah ketidakadilan
paling serius yang anda lihat dlm masyarakat anda.
2. Lihatlah apakah hubungan antara
ketidakadilan-ketidakadilan ini.
3. Tentukan mana yang paling serius dan
urutkanlah mereka.
4. Lihat kalau ada istilah umum yang akan
melukiskan semua ketidakadilan ini.
Langkah kedua. (analisas sosial)
1. Diskripsi. Yang mesti dilakukan adalah:
Gambarkan masalah itu dengan
mempertimbangkan perincian yang paling memungkinkan. Lihat setiap kata dalam gambaran itu agar
yakin keakuratannya. Seringkali,
diskripsi masalah yang jelas dan akurat bisa membantu kelompok untuk lebih
mengerti masalah itu.
2. Sejarah Permasalahan. Yang mesti dilakukan adalah membicarakan
pertanyaan-pertanyaan:
a. Kapan permasalahan itu mulai?
b. Mengapa permasalahan itu mulai?
c. Kapan kita menyadari seriusnya permasalah
itu?
d. Apa yang membuat kita memperhatikannya?
3. Gambaran Struktur Secara Umum. Yang mesti dilakukan adalah membicarakan
mengenai struktur-struktur atau organisasi-organisasi dalam masyarakat. Beberapa struktur dan organisasi dalam
masyarakat berlaku adil tapi yang lain berlaku tidak adil dan menciptakan
masalah ketidakadilan atau membantu memperburuk masalah-masalah itu.
Kalau pembicaraan umum mengenai
berbagai struktur sudah selesai, selanjutnya hendaknya mempertimbangkan kelima
struktur berikut ini secara terinci: ekonomi, politik, sosial, budaya, dan
agama. Bagian-bagian berikut (1) sampai
(6) akan membantu untuk mengerjakan pekerjaan ini:
(1) Struktur ekonomi. Yang harus dilakukan adalah membicarakan
pertanyaan-pertanyaan:
a. Siapa yang membiayai masalah ini?
b. Apakah ada beberapa multinasional
(perusahaan-perusahaan internasional, MNC) atau perusahaan lokal yang
menginginkan agar masalah ini terus berlanjut atau bahkan memburuk karena
mereka memperoleh keuntungan finansial dari permasalahan itu?[2]
c. Apakah ada perorangan atau kelompok
dalam masyarakat yang membantu mempertahankan atau mendukung masalah ini karena
mereka mendapat keuntungan finansial dari permasalahan itu?
(2) Struktur politik. Yang harus dilakukan adalah membicarakan
pertanyaan-pertanyaan:
a. Siapa yang memperoleh keuntungan
kekuasaan (akibat) permasalahan ini?
b. Apakah ada politisi atau partai politik
yang memanfaatkan masalah ini untuk memperoleh keuntungan atau mempertahankan
kekuasaan?
c. Siapa yang berkuasa membolehkan
terjadinya masalah ini?
d. Apa ada pemimpin-pemimpin masyarakat
setempat yang menginginkan permasalahan ini berjalan terus sehingga mereka
nanti memiliki kekuasaan?
(3) Struktur sosil (kelas). Yang harus dilakukan adalah membicarakan
pertanyaan-pertanyaan:
a. Apakah masalah ini membantu menciptakan,
mempertahankan, dan mendukung pembagian (kelas) sosial dalam masyarakat?
b. Apakah ada orang khusus yang kehilangan
kepentingan atau status sosial karena masalah ini? Siapakah orang-orang itu?
(4) Struktur budaya. Yang harus dilakukan adalah membicarakan
pertanyaan-pertanyaan:
a. Apakah budaya serta tradisi kita
membantu menciptakan, mempertahankan dan mendukung masalah ini?
b. Tradisi dan nilai-nilai budaya apakah
yang membantu semakin seriusnya masalah ini?
(5) Struktur agama. Yang harus dilakukan adalah membicarakan
pertanyaan-pertanyaan:
a. Struktur-struktur keagamaan atau
organisasi-organisasi agama apa yang mungkin terlibat dalam masalah ini?
b. Bagaimana struktur-struktur atau
organisasi-organisasi agama ini membantu meningkatkan, mengadakan atau
mempertahankan masalah ini?
c. Apakah ada organisasi keagamaan yang
memperoleh keuntungan dari masalah ini?
d. Apakah mereka mempergunakannnya untuk
mempertahankan kepentingan mereka atau meningkatkan keanggotaan mereka?
(6) Struktur pikiran atau sikap.
Ketidakadilan sering disebabkan oleh
struktur yang tidak adil dalam masyarakat.
Kalaupun struktur-struktur ini berubah, masalah ketidakadilan tetap ada
karena sifat atau mentalitas orang.
Sifat-sifat yang sering disebut struktur pikiran sulit berubah. Contohnya: undang-undang dan struktur yang
menciptakan rasialisme bisa berlanjut karena struktur pikiran atau sikap. Contoh lain bisa dilihat dimana ada
diskriminasi terhadap perempuan meskipun ada undang-undang yang menentang
diskriminasi. Sikap orang yang tak adil
terhadap perempuan tidak mengakhiri masalah ini.
Dibutuhkan pertobatan (penyadaran)
untuk mengganti struktur pikiran dan sikap yang membuat situasi tidak
adil. Pertobatan (penyadaran) ini
menuntut pikiran dan hati yang “lapar dan haus akan keadilan”.
Yang harus dilakukan adalah
membicarakan pertanyaan-pertanyaan ini:
a. Sikap mana yang membantu menciptakan,
mempertahankan dan mendukung masalah ini?
b. Bisakah kita mengenal atau menyebut
beberapa sikap yang kita miliki sebagai pribadi atau masyarakat yang membantu
membuat masalah ini semakin serius?
Langkah ketiga. (refleksi iman)
Dalam langkah ini, anggota-anggota
kelompok mengetahui bahwa Kitab Suci dan Ajaran Agama bisa membantu menerangi
secara baru, masalah itu.
Yang harus dilakukan adalah membahas
pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Apa kata Kitab Suci tentang masalah
ini?
2. Bisakah kita menunjuk beberapa
pertanyaan atau pernyataan ulama atau hasil konperensi agama yang bisa
diterapkan pada masalah ini?
Langkah keempat. (rencana tindakan)
Yang harus dilakukan adalah membahas
pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Apa apemecahan masalah ini?
2. Apa yang bisa dilakukan secara pribadi
atau kelompok dalam menangani masalah ini?
3. Sumber-sumber apa yang kita miliki
untuk membantu jalannya rencana tindakan?
4. Bisakah ditemukan sumber-sumber bantuan
lain?
5. Apakah ada bagian permasalahan ini yang
bisa ditangani sekarang?
6. Langkah pertama apa yang seharusnya
bisa diambil?
Berpikir Global, Bertindak Lokal
Banyak masalah sosial tampak begitu membingungkan sehingga
sementara kelompok cenderung mengatakan, permasalahan sedemikian terlalu sulit
untuk ditangani mereka. Namun, hendaknya
perlu diingat, langkah pertama yang mesti diambil kalau seorang ingin
memindahkan gunung adalah memindahkan satu batu. Oleh karena itu, untuk membantu mengatasi
masalah ketidakadilan, perlulah mengambil satu langkah pertama, tak peduli
betapapun kecilnya.
Perlu juga dipikirkan kelompok bahwa saat mempertimbangkan
masalah sosial ketidakadilan, berpikir global dan bertindak lokal itu
perlu. Dengan kata lain, permasalahan
bisa mempunyai dimensi global (sedunia) atau internasional tapi hanya bisa
diselesaikan kalau orang bertindak di tempat ia berada (lokal).
Pengertian Struktur
1) Struktur Politik: tatanan
interaksi-interaksi dalam pengambilan keputusan yang bertujuan untuk melakukan
pengaturan-pengaturan dalam kehidupan bersama.
Berkaitan dengan struktur politik ini adalah pola-pola dan cara-cara
pengambilan keputusan dan orang-orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan, keterkaitannya dengan kebijakan negara, termasuk didalamnya adalah
sistem politik Indonesia.
2) Struktur Ekonomi: tatanan
interaksi-interaksi dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup dalam artian
pengaturan sumber daya dan keterkaitannya dengan kebijakan negara.
3) Struktur Sosial: tatanan
interaksi-interaksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan keakraban
antar orang maupun antar kelompok.
4) Struktur Budaya: tatanan
interaksi-interaksi dalam hubungannya dengan yang Ilahi, standar tingkah laku,
interaksi dalam mengatur hak dan kewajiban individu, sanksi, dasar, dan arah
interaksi.
Prinsip-prinsip Analisa Sosial
1. Kompleksitas
Ø Mempermasalahkan masalah, atau masalah
tidak bisa disederhanakan.
2. Tidak bebas nilai
Ø Ada kepentingan, atau keberpihakan.
3. Manusia sebagai pusat perubahan
Ø Manusia akan mengalami perubahan kalau
manusia berusaha merubahnya.
4. Dilakukan bersama-sama komunitas
Ø Jika kita melakukan ansos, maka harus
dilakukan bersama-sama dengan komunitas yang di/melakuakan ansos.
Post a Comment