News Update :
Home » » Lingkaran Analisis Sosial

Lingkaran Analisis Sosial

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Friday, October 4, 2013 | 11:19 AM

Lingkaran Analisis Sosial
Metode lingkaran pastoral/analisa sosial tak menyelesaikan masalah keadilan.  Harus didingat, metode ini hanya membantu menemukan penyebab-penyebab ketidakadilan sosial serta membantu perumusan rencana tindakan.

Metode ini adalah jalan untuk melihat masalah keadilan dengan maksud untuk menemukan rencana tindakan.  Kata “lingkaran” dipergunakan karena metode itu tidak hanya dipergunakan sekali saja untuk suatu masalah tertentu.  Perubahan situasi akan seirama dengan perubahan jaman.  Unsur atau keadaan baru bisa mengubah permasalahan.  Keadaan atau faktor ini perlu diperhatikan benar.  Maka, metode analisa sosial harus bisa diulangi sekali lagi atau metode itu hendaknya tidak hanya digunakan “sekali saja”.  Analisa sosial berarti menyelidiki masalah sosial dengan teliti dan sangat terperinci.


Gambaran Umum Cara Analisis Sosial
Ada empat langkah utama; pertama, yang disebut titik berangkat: anggota-anggota kelompok mengurutkan semua masalah yang paling serius mengecewakan mereka. Mereka memilih satu dari masalah-masalah ini untuk dianalisa dan diteliti. Kedua, yang disebut analisa sosial: anggota-anggota kelompok melukiskan masalah itu secara terperinci dan mendiskusikan masalah pertama yang dilihat mereka. Kemudian mereka mengamati organisasi-organisasi atau struktur-struktur dalam masyarakat untuk melihat apakah mereka juga yang menyebabkan masalah itu. Ketiga, yang disebut refleksi iman, anggota-anggota kelompok melihat apakah kitab suci atau ajaran agama menyinari masalah itu. Keempat, yang disebut rencana tindakan: anggota-anggota kelompok mendiskusikan rencana tindakan yang memungkinkan untuk membantu menyelesaikan masalah itu.

Perincian Cara  Analisa Sosial
Langkah pertama. (kegiatan awal, titik pangkal)
1.    Daftarkan masalah-masalah ketidakadilan paling serius yang anda lihat dlm masyarakat anda.
2.    Lihatlah apakah hubungan antara ketidakadilan-ketidakadilan ini.
3.    Tentukan mana yang paling serius dan urutkanlah mereka.
4.    Lihat kalau ada istilah umum yang akan melukiskan semua ketidakadilan ini.

Langkah kedua. (analisas sosial)
1.    Diskripsi.  Yang mesti dilakukan adalah:
Gambarkan masalah itu dengan mempertimbangkan perincian yang paling memungkinkan.  Lihat setiap kata dalam gambaran itu agar yakin keakuratannya.  Seringkali, diskripsi masalah yang jelas dan akurat bisa membantu kelompok untuk lebih mengerti masalah itu.
2.    Sejarah Permasalahan.  Yang mesti dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan:
a.    Kapan permasalahan itu mulai?
b.    Mengapa permasalahan itu mulai?
c.    Kapan kita menyadari seriusnya permasalah itu?
d.    Apa yang membuat kita memperhatikannya?
3.    Gambaran Struktur Secara Umum.  Yang mesti dilakukan adalah membicarakan mengenai struktur-struktur atau organisasi-organisasi dalam masyarakat.  Beberapa struktur dan organisasi dalam masyarakat berlaku adil tapi yang lain berlaku tidak adil dan menciptakan masalah ketidakadilan atau membantu memperburuk masalah-masalah itu.
Kalau pembicaraan umum mengenai berbagai struktur sudah selesai, selanjutnya hendaknya mempertimbangkan kelima struktur berikut ini secara terinci: ekonomi, politik, sosial, budaya, dan agama.  Bagian-bagian berikut (1) sampai (6) akan membantu untuk mengerjakan pekerjaan ini:
(1)  Struktur ekonomi.  Yang harus dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan:
a.    Siapa yang membiayai masalah ini?
b.    Apakah ada beberapa multinasional (perusahaan-perusahaan internasional, MNC) atau perusahaan lokal yang menginginkan agar masalah ini terus berlanjut atau bahkan memburuk karena mereka memperoleh keuntungan finansial dari permasalahan itu?[2]
c.    Apakah ada perorangan atau kelompok dalam masyarakat yang membantu mempertahankan atau mendukung masalah ini karena mereka mendapat keuntungan finansial dari permasalahan itu?
(2)  Struktur politik.  Yang harus dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan:
a.    Siapa yang memperoleh keuntungan kekuasaan (akibat) permasalahan ini?
b.    Apakah ada politisi atau partai politik yang memanfaatkan masalah ini untuk memperoleh keuntungan atau mempertahankan kekuasaan?
c.    Siapa yang berkuasa membolehkan terjadinya masalah ini?
d.    Apa ada pemimpin-pemimpin masyarakat setempat yang menginginkan permasalahan ini berjalan terus sehingga mereka nanti memiliki kekuasaan?
(3)  Struktur sosil (kelas).  Yang harus dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan:
a.    Apakah masalah ini membantu menciptakan, mempertahankan, dan mendukung pembagian (kelas) sosial dalam masyarakat?
b.    Apakah ada orang khusus yang kehilangan kepentingan atau status sosial karena masalah ini? Siapakah orang-orang itu?
(4)  Struktur budaya.  Yang harus dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan:
a.    Apakah budaya serta tradisi kita membantu menciptakan, mempertahankan dan mendukung masalah ini?
b.    Tradisi dan nilai-nilai budaya apakah yang membantu semakin seriusnya masalah ini?
(5)  Struktur agama.  Yang harus dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan:
a.    Struktur-struktur keagamaan atau organisasi-organisasi agama apa yang mungkin terlibat dalam masalah ini?
b.    Bagaimana struktur-struktur atau organisasi-organisasi agama ini membantu meningkatkan, mengadakan atau mempertahankan masalah ini?
c.    Apakah ada organisasi keagamaan yang memperoleh keuntungan dari masalah ini?
d.    Apakah mereka mempergunakannnya untuk mempertahankan kepentingan mereka atau meningkatkan keanggotaan mereka?
(6)  Struktur pikiran atau sikap.
Ketidakadilan sering disebabkan oleh struktur yang tidak adil dalam masyarakat.  Kalaupun struktur-struktur ini berubah, masalah ketidakadilan tetap ada karena sifat atau mentalitas orang.  Sifat-sifat yang sering disebut struktur pikiran sulit berubah.  Contohnya: undang-undang dan struktur yang menciptakan rasialisme bisa berlanjut karena struktur pikiran atau sikap.  Contoh lain bisa dilihat dimana ada diskriminasi terhadap perempuan meskipun ada undang-undang yang menentang diskriminasi.  Sikap orang yang tak adil terhadap perempuan tidak mengakhiri masalah ini.

Dibutuhkan pertobatan (penyadaran) untuk mengganti struktur pikiran dan sikap yang membuat situasi tidak adil.  Pertobatan (penyadaran) ini menuntut pikiran dan hati yang “lapar dan haus akan keadilan”.

Yang harus dilakukan adalah membicarakan pertanyaan-pertanyaan ini:
a.    Sikap mana yang membantu menciptakan, mempertahankan dan mendukung masalah ini?
b.    Bisakah kita mengenal atau menyebut beberapa sikap yang kita miliki sebagai pribadi atau masyarakat yang membantu membuat masalah ini semakin serius?

Langkah ketiga. (refleksi iman)
            Dalam langkah ini, anggota-anggota kelompok mengetahui bahwa Kitab Suci dan Ajaran Agama bisa membantu menerangi secara baru, masalah itu.
            Yang harus dilakukan adalah membahas pertanyaan-pertanyaan ini:
1.    Apa kata Kitab Suci tentang masalah ini?
2.    Bisakah kita menunjuk beberapa pertanyaan atau pernyataan ulama atau hasil konperensi agama yang bisa diterapkan pada masalah ini?

Langkah keempat. (rencana tindakan)
            Yang harus dilakukan adalah membahas pertanyaan-pertanyaan ini:
1.    Apa apemecahan masalah ini?
2.    Apa yang bisa dilakukan secara pribadi atau kelompok dalam menangani masalah ini?
3.    Sumber-sumber apa yang kita miliki untuk membantu jalannya rencana tindakan?
4.    Bisakah ditemukan sumber-sumber bantuan lain?
5.    Apakah ada bagian permasalahan ini yang bisa ditangani sekarang?
6.    Langkah pertama apa yang seharusnya bisa diambil?

Berpikir Global, Bertindak Lokal
Banyak masalah sosial tampak begitu membingungkan sehingga sementara kelompok cenderung mengatakan, permasalahan sedemikian terlalu sulit untuk ditangani mereka.  Namun, hendaknya perlu diingat, langkah pertama yang mesti diambil kalau seorang ingin memindahkan gunung adalah memindahkan satu batu.  Oleh karena itu, untuk membantu mengatasi masalah ketidakadilan, perlulah mengambil satu langkah pertama, tak peduli betapapun kecilnya.

Perlu juga dipikirkan kelompok bahwa saat mempertimbangkan masalah sosial ketidakadilan, berpikir global dan bertindak lokal itu perlu.  Dengan kata lain, permasalahan bisa mempunyai dimensi global (sedunia) atau internasional tapi hanya bisa diselesaikan kalau orang bertindak di tempat ia berada (lokal).

Pengertian Struktur
1)    Struktur Politik: tatanan interaksi-interaksi dalam pengambilan keputusan yang bertujuan untuk melakukan pengaturan-pengaturan dalam kehidupan bersama.  Berkaitan dengan struktur politik ini adalah pola-pola dan cara-cara pengambilan keputusan dan orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan, keterkaitannya dengan kebijakan negara, termasuk didalamnya adalah sistem politik Indonesia.
2)    Struktur Ekonomi: tatanan interaksi-interaksi dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup dalam artian pengaturan sumber daya dan keterkaitannya dengan kebijakan negara.
3)    Struktur Sosial: tatanan interaksi-interaksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan keakraban antar orang maupun antar kelompok.
4)    Struktur Budaya: tatanan interaksi-interaksi dalam hubungannya dengan yang Ilahi, standar tingkah laku, interaksi dalam mengatur hak dan kewajiban individu, sanksi, dasar, dan arah interaksi.

Prinsip-prinsip Analisa Sosial
1.    Kompleksitas
Ø  Mempermasalahkan masalah, atau masalah tidak bisa disederhanakan.
2.    Tidak bebas nilai
Ø  Ada kepentingan, atau keberpihakan.
3.    Manusia sebagai pusat perubahan
Ø  Manusia akan mengalami perubahan kalau manusia berusaha merubahnya.
4.    Dilakukan bersama-sama komunitas
Ø  Jika kita melakukan ansos, maka harus dilakukan bersama-sama dengan komunitas yang di/melakuakan ansos.
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger