Penghijauan dan Penanaman Pohon : Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Purwakarta menghijaukan tanah yang ada disekitar sumber mata air. Penghijauan tersebut untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama air sebagai sumber kehidupan.
Pasalnya, apabila tak dijaga sejak dini, maka sumber mata air tersebut terancam tak bisa dinikmati generasi penerus pada sepuluh tahun mendatang. Kepala Badan Lingkungan Hidup Purwakarta, menyatakan setelah diinventarisir jumlah sumber mata air yang ada di 17 kecamatan, mencapai 400 titik. Saat ini, kondisi lingkungannya masih terjaga. Namun untuk mengantisipasi kerusakan ekosistem hayatinya, maka tahun ini harus digalakkan kembali penanaman pohon. Apabila dihitung secara matematis, satu titik sumber mata air yang luasnya mencapai empat hektare, pohon yang dibutuhkan sebanyak 1.600 batang.
Pohon untuk penghijauan itu dipilih yang mampu menyerap dan menyimpan air seperti pohon beringin dan sukun. Ketika musim hujan, akar-akar pohon itu diharapkan mampu menyerap air. Kemudian, air yang tersimpan dalam tanah bisa dikeluarkan saat musim kemarau. Sehingga, masyarakat di sekitar sumber mata air tersebut, tak akan kesulitan mencari air bersih. Pada saat ini, yang paling sulit adalah melestarikan alam di sekitar sumber mata air itu, tidak sedikit warga yang menebangi pohon di sekitar mata air.
Pengerukan Sedimen
Dampak Curah Hujan Tinggi: Puluhan Warga Bersihkan Sumber Mata Air Tertimbun Lumpur
Top of Form
Hujan deras disertai longsor akhir-akhir ini membuat sumber mata air (Umbulan) di Dusun Mulyosari, Desa Donomulyo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, tertimbun lumpur. Ketebalan sedimen lumpur akibat longsoran tanah dari beberapa pegunungan Donomulyo mengakibatkan sumber mata air tertutup endapan lumpur sangat tebal.
Sejumlah tanggul yang dibuat warga dari tanah liat pun ambrol. Karena tidak ada dana bantuan untuk membuat plengsengan dikanan kiri sumber, membuat luapan lumpur memenuhi kedung penanggul sumber mata air.
Sumber mata air di desa ini menjadi satu-satunya untuk mengairi ratusan hektar sawah. Sumber mata air yang ada di Dusun Mulyosari juga digunakan untuk keperluan air minum, MCK serta mengairi sedikitnya 200 hektar sawah. Tak hanya warga Desa Donomulyo saja, warga diluar Desa semacam Desa Tempursari dan Desa Mentaraman juga merasakan manfaat sumber mata air.
Sumber mata air di Dusun Mulyosari terpaksa dilakukan pembersihan. Terbatasnya dana dan tidak adanya anggaran untuk memperbaiki kedung penampung mata air tersebut, dirinya terpaksa mengerahkan puluhan warga desa untuk kerja bhakti membersihkan material sedimen dan lumpur.
Selain menggunakan tangan untuk mengais batu-batu berukuran besar yang terbawa gelontoran banjir dan longsor, warga juga menggunakan pacul serta alat membajak sawah berukuran sedang. Tujuannya adalah agar sedimen lumpur bisa mencair dan terangkat kepermukaan. Dengan demikian, aliran air sumber bisa dirasakan lebih dari 400 Kepala Keluarga dan 200 hektar sawah. Sumber mata air ini adalah satu-satunya bagi masyarakat. Meski musim kemarau, sumber ditempat ini bisa mengairi dan menghidupi ribuan jiwa.
Warga sangat memerlukan bantuan dari Pemkab Malang ataupun Dinas terkait untuk membangun saluran sumber air agar tetap terjaga. Selain bentuk plengsengan penahan luapan air, warga juga berharap ada pipanisasi yang bagus untuk kepentingan masyarakat luas. Sejauh ini sumber mata air Mulyosari masih belum mendapatkan bantuan. Kami berharap pada tahun depan, ada dana untuk membuat pipanisasi ataupun plengsengan; sumber mata air ini adalah nadi untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat.
Di lokasi sumber mata air ini kegigihan masyarakat setempat sangat luar biasa dalam melestarikan sumber mata air. Meski tidak ada dana perbaikian, upaya warga untuk kerja bakti membersihkan kedung dan sumber mata air dari sedimen lumpur.
Warga dapat membuat proposal pengajuan bentuk-bentuk kegunaan dana untuk mempertahankan sumber mata air yang punya debit air sangat tinggi itu. Jika tidak, luapan airnya sangat mubazir. Mengingat, manfaat dan kegunaan sumber mata air ini sangat besar bagi warga Donomulyo dan sekitarnya. Dengan cara ini dana bantuan dimungkinkan untuk diperoleh dari pemerintah daerah.
Kemitraan Konservasi Mata Air Wonosalam
Kelestarian vegetasi dan upaya konservasi lingkungan di Kecamatan Wonosalam menjadi garda terdepan penyelamatan Hutan Lindung dan perlindungan mata air. Kecamatan Wonosalam merupakan kawasan penyangga hutan lindung Taman Hutan Rakyat R. Suryo, sehingga kelestarian vegetasi dan upaya konservasi lingkungan di Kecamatan Wonosalam menjadi kunci penyelamatan Hutan Lindung dan perlindungan mata air. Lokasi Wonosalam yang memiliki tutupan vegetasi atau hutan yang luas membawa berkah tersendiri karena hutan yang berfungsi sebagai tangkapan air dan kawasan resapan air akan memunculkan sumber-sumber mata air. Keberadaan sumber-sumber mata air di Wonosalam tidak hanya penting bagi warga Wonosalam namun juga menjadi salah satu sumber penting bagi Kali Brantas, dua sungai besar di Kecamatan Wonosalam yang bermuara di Kali Brantas adalah Kali Jurang jero terletak di Desa Panglungan (12 Km) dan Kali Gunting di Desa Wonosalam-Mojoagung (12 Km), sungai-sungai besar ini mengalirkan air yang berasal dari 40 sumber mata air di Kecamatan Wonosalam.
Kemitraan Masyarakat Wonosalam
Untuk melestarikan keberadaan sumber mata air diperlukan kerjasama kemitraan antara semua fihak di Tingkat Desa , Pemerintah Kabupaten Jombang, sekolah, dunia usaha, Media dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Kerjasama kemitraan ini kini mulai dirintis oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Jombang, ecoton, SMPN 1 Wonosalam, Pemerintah Desa Wonosalam, Pemerintah Desa Panglungan, Perum Jasa Tirta 1 Malang dan LSM lingkungan yang berada di Wonosalam yaitu Padepokan Wonosalam Lestari (PWL).
Upaya kemitraan sudah menjadi amanat Pemkab Jombang sebagaimana isi Pasal 63 undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH ) yang menyatakan bahwa Dalam PPLH Pemkab berwenang melakukan dan melaksanakan kerjasama dan kemitraan. Kegiatan awal yang sudah dilakukan oleh PWL adalah dengan melakukan kegiatan inventarisasi keanekaragaman hayati dan kualitas air sumber-sumber Mata Air Wonosalam.
Hasil inventarisasi yang dilakukan oleh BLH Jombang pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Kecamatan Wonosalam memiliki 40 sumber mata air yang tersebar di Tujuh Desa. Lebih lanjut bahwa 40 mata air terletak di Desa Sambirejo (6 Mata Air), Desa Wonosalam (5 Mata Air), Desa Panglungan (6 Mata Air), Desa Galeng Dowo (4 mata air), Desa Carang Wulung (8 mata air), Desa Jarak (6 mata air) dan Desa Wonomerto (5 mata air).
PWL menjadi motor untuk menginisiasi kegiatan, BLH Jombang mendukung sepenuhnya kegiatan yang dimotori oleh PWL, karena partisipasi dalam pengelolaan lingkungan bukan hanya kewenangan Pemerintah namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Pelestarian kawasan hutan di Wonosalam sangat penting karena tutupan lahan berpengaruh pada sumber air. Semakin banyak tanaman maka terpelihara juga fungsi hidrologis air dan pada gilirannya menjaga kelestarian sumber air.
Kegiatan kemitraan konservasi mata air (KKMA) merupakan upaya kerjasama untuk memantau kualitas air dengan menggunakan cara yang mudah yaitu bioindikator dan tutupan vegetasi sungai. Semakin tinggi kerapatan dan tutupan vegetasi disekitar sungai maka bisa diindikasikan kualitas air sungainya masih bagus atau tidak tercemar.
Untuk melihat kualitas air bisa juga digunakan indikator biologi seperti serangga air atau makroinvertebrata benhos (biota tidak bertulang belakang) seperti capung atau kinjeng, anggang-anggang, bibis, senggatru, kepik air, yuyu (kepiting air tawar). Kegiatan pemantauan kualitas air akan dilakukan rutin bersama-sama dua bulan sekali oleh anggota kemitraan konservasi mata air dari BLH, masyarakat, pelajar dan LSM. Hasil pemantauan akan dikaji untuk menentukan kualitas air dan rencana pengelolaan sungai untuk masa yang akan datang. Rekomendasi hasil pemantauan akan disosialisasikan kepada masyarakat dengan tujuan agar menjaga kualitas air dan mengurangi aktivitas yang menimbulkan penurunan kualitas air sungai. Dari hasil pematauan kualitas air bulan Agustus 2010 oleh KKMA kawasan hulu sungai Jurang jero dan Kali Gogor menunjukkan kualitas air yang masih sangat bagus atau belum tercemar.
KKMA mengundang warga Jombang untuk memberikan saran dan masukan dalam upaya untuk menyelamatkan sumber-sumber mata air di Jombang dan Wonosalam, melalui Padepokan Wonosalam Lestari : Dusun Wonosalam.
Post a Comment