News Update :
Home » , » UPAYA PELESTARIAN SUMBER MATA AIR

UPAYA PELESTARIAN SUMBER MATA AIR

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Wednesday, October 30, 2013 | 12:07 AM

UPAYA PELESTARIAN SUMBER MATA AIR : Tidak bisa di pungkiri bahwa sumber mata air yang berada di lereng Gunung Lawu makin hari makin menurun seiring setelah sering terjadinya kebakaran pada musim kemarau dan beberapa titik yang mengalami kelongsoran. Untuk mengantisipasi semakin parahnya persoalan yang muncul, bersamaan dengan peringatan hari air sedunia PDAM Magetan dalam memberikan penyaluran air bersih kepada masyarakat baru-baru ini mengadakan penghijauan di lingkungan mata air di lereng Gunung Lawu. 

Menurt Sofyan, ST, MM mengatakan hutan merupakan penyangga utama air baku PDAM sehingga sangat perlu di jaga kelestarianya. “ Program kelestarian hutan di laksanakan setiap tahun, untuk tahun ini pihak PDAM bekerja sama dengan perhutani/KB KBH Lawu Selatan.” Terang Sofyan. 

Di jelaskan Sofyan, Program pengijauan telah menjadi komitmen PDAM Kabupaten Magetan dalam kontribusinya untuk selalu menjaga keseimabngan alam dan kelestarian sumber mata air, dan juga untuk pemberdayaan masyarakat yang ikut serta dalam penanaman bibit pohon keras produktif, seperti Durian, Alpokat dan Petai. 

Sementara untuk kegiatan penghijauan adalah jenis tanaman yang dapat menyerap air, di antaranya Kina dan Tristania. 
Bupati Magetan Drs. H. Sumantri, MM saat pencanangan penghijauan mengharapkan akan menumbuhkan sikap dari masyarakat dalam menjaga kelestarian air dan lingkungan, karena kelestarian lingkungan sumber air sangat menetukan 

kelangsungan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas pelayanan PDAM kepada masyarakat. “ Kepada masyarakat sekitar sumber utama lingkungan Gondangan Gede agar membantu pengamanan, pelestarian dan ikut mejaga lingkungan sumber agar lestari dan bermanfaat bagi anak cucu.” Harap Sumantri. (tok) 

Partisipasi masyarakat menjaga Kualitas Kali Konto (Ecoton, 25 August 2010 ) 
Kegiatan inventarisasi ini diharapkan bisa menginventarisasi potensi sumbermata air dan diharapkan muncul inisiatif warga untuk ikut melestarikan keberadaan mata air,” 

Kali Konto yang bersumber dari Gunung Kawi adalah sungai strategis yang masuk dalam Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Sumber Kali Konto juga berasal dari mata air yang terletak didesa-desa di kaki gunung Kawi. Salah satu desa yang memberikan sumber mata air bagi Kali Konto adalah desa Bendosari Kecamatan Pujon Malang. Di desa yang terletak 1000 dpl memiliki 44 mata air. Sayangnya selama ini pengelolaan dan pengawasan kualitas airnya belum dilakukan secara maksimal.

Mulai Rabu (18/8) hingga Rabu (25/8) Pemerintah Desa Bendosari bersama ecoton (Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) dengan didukung oleh Perum Jasa Tirta 1 Malang melakukan kegiatan inventarisasi sumber mata air dan di kawasan Wilayah Desa Bendosari.

“Kawasan Bendosari terdapat sumber mata air yang penting bagi kali Konto, selain itu sumber mata air yang ada sangat menunjang kegiatan keseharian, pertanian dan peternakan sapi perah,” Ungkap M . Khoirum SE kepala Desa Bendosari. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa data keberadaan sumbermata air selama ini belum terdokumentasi dengan baik sehingga kesulitan bagi warga desa untuk melakukan upaya rehabilitasi kawasan tangkapan air. Selama ini diketahui terdapat 38 sumber mata air di Desa Bendosari yang mengaliri dua sungai utama yaitu Kalianget dan Coban Sewu. Bahkan di Cuban Sewu airnya dipercaya bisa menyembuhkan beragam penyakit. 
Kegiatan inventarisasi dan training pemantauan kualitas air diikuti oleh Perangkat Desa Bendosari, Tokoh Masyarakat dan BPD dengan tujuan untuk mendokumentasikan lokasi-lokasi mata air secara tepat dan mengetahui kondisi lingkungan dan tegakan pohon yang ada disekitar sumber mata air. 
” Kegiatan inventarisasi ini diharapkan bisa menginventarisasi potensi sumbermata air dan diharapkan muncul inisiatif warga untuk ikut melestarikan keberadaan mata air,” Ujar M Khoirun SE. Kegiatan inventarisasi akhirnya menemukan 6 lokasi baru, sehingga total sumber mata air di Desa Bendosari kini berjumlah 44 mata air. “ mata air yang dimiliki desa bendosari hingga saat ini berjumlah 44, empat diantaranya adalah sumber mata air terbesar yaitu Kalianget, Katesan, Kokopan dan Gunung Tumangan,” Ujar Sukoyo (50 th) Kuwowo atau manajer pengelolaan sumberdaya air di desa Bendosari. Daerah pegunungan umumnya kaya akan sumber mata air, didaerah puncak gunung umumnya berfungsi sebagai daerah tangkapan air, kemudian kawasan punggung/lereng gunung berfungsi sebagai daerah yang meresapkan air atau daerah resapan, kemudian di kaki gunung atau kawasan yang berdekatan dengan desa atau pemukiman muncullah mata air-mata air. Sayangnya saat ini banyak daerah pegunungan sudah berfungsi menjadi perkebunan sehingga mengurangi daerah tangkapan dan resapan air yang pada gilirannya mengurangi jumlah mata air. 
“Keberadaan sumber mata air dicirikan dengan banyaknya tumbuhan yang rimbun disebuah kawasan dan umumnya terletak di kaki gunung, “ ungkap Joko Wasis (37) Warga bendosari yang sering menjadi penunjuk jalan ke sumber mata air.

Kualitas air 
Kualitas air yang mengalir memasuki Desa Bendosari sebelumnya kualitasnya masih baik namun setelah memasuki pemukiman yang padat dengan aktivitas peternakan sapi kualitas air menurun drastis. Penduduk Desa bendosari umumnya bermatapencarian sebagai peternak sapi. “Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kondisi hulu sungai di Desa bendosari masih sangat bersih dengan masih ditemukkannya jenis anggang-anggang, nimpha capung jarum, plecoptera, ephemeroptera, udang air tawar dan yuyu atau kepiting air tawar, kondisi ini berbeda dengan hilir yang terletak setelah desa bendosari kualitas airnya tercemar organic dengan banyak ditemukannya cacing merah dan larva mrutu,” ungkap Amirudin Mutaqien. Pencemaran organic yang ada di desa bendosari berasal dari buangan kotoran sapi sebanyak 3000 ekor yang sebagian besar belum dikelolah dengan baik.

“Kami berkomitmen kuat untuk memulihkan kondisi kualitas air di Desa Bendosari, pada tahun 2011 akan dibangun 12 instalasi biogas dari 4 instalasi biogas yang telah dibangun, selanjutnya desa juga telah menyiapkan lahan untuk pembangunan IPAL (Instalasi pengolahan Air limbah)Komunal,” Ujar M Khoirun Kades Bendosari, Kades Lulusan fakultas Ekonomi UNISMA Malang angkatan 1993 ini juga sudah menyusun program-program penyelamatan lingkungan dan sumbermata air dengan melibatkan pamong desa, warga, Sekolah dan Pemuda bendosari. Program yang akan diimplementasikan tahun 2011 yaitu Program satu rumah satu taman bunga, Bank Clethong (kotoran sapi), pemantauan kualitas air secara berkala pada sumber-sumber mata air di Bendosari dan rehabilitasi lahan tangkapan air di kawasan lereng gunung Kawi. “ Kami tidak ingin mewariskan air mata pada anak cucu tapi kita ingin mewariskan mata-air mata air yang bisa menjadi sumber kehidupan bagi generasi yang akan datang,” Ujar M Khoirun. 
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger