News Update :
Home » » DESKRIPSI KASUS PENYAKIT SISTIM CERNA DAN NAFAS

DESKRIPSI KASUS PENYAKIT SISTIM CERNA DAN NAFAS

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, November 5, 2013 | 7:44 AM

DESKRIPSI KASUS : KD, seorang perempuan, berumur 34 tahun, yang bekerja sebagai penyanyi datang ke RS dengan keluhan diare dengan berak darah dan merasa lemah, demam disertai dengan nyeri perut. Pasien mengalami buang air besar kadang bisa lebih dari 6 kali dalam sehari. Sejak 7 tahun yang lalu KD mulai merokok dan sudah menjadi perokok berat. Gejala ini mulai dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Dia pernah menderita hal serupa sejak 1 tahun terakhir yang belum pernah diobati, karena merasa masih kuat menahan. Pemeriksaan endoskopi : luka pada saluran cerna (usus) cenderung dalam.


Diagnosa : Chron’s Disease.
Pemeriksaan fisik :     
TB 160 cm
BMI 19.14 kg,
Suhu              :  38.5°C                                               Normal   : 37C
Nadi               :  96 x                                                    Normal   : 60-100x
RR                 :  29 x                                                    Normal   : 20-30x
TD                 :  125/80 mmHg                                    Normal   : 120/80 mmHg


Data Laboratorium:
Hb          : 10 g/dL                          normal : 12-15 g/dL              (rendah)
Eritrosit  : 7,1. 10 12 /L                    normal : 4- 6,2 1012 /L          (tinggi)
Ferritin    : 7 mcg /L                         normal: 10-150 mcg/L          (rendah)
Serum Iron            : 37  µmol/L      normal: 5,4–31,3 µmol/L     (tinggi)
Leukosit               : 10.000/ul        normal: 5000-10000/ul          (normal)
Serum albumin      : 2.4 g/dL           normal   : 3,2 5 g/dL          (rendah)
Na                         : 131 mEq/L      normal: 136-145 mEq/L         (normal)
K                           : 4,2 mEq/L       normal: 3,7-5,6 mEq/L           (normal)
Cl                          : 95 mEq/L        normal: 95-105 mEq/L           (normal)
Glukosa                 : 101 mEq/L      normal: 70-110 mg/dl             (normal)
Urea                      : 15 mg/dL         normal: 5-20 mg/dl                (normal)
Kreatinin               : 0,9 mg/dL        normal: 0,5-1,5 mg/dl            (normal)
Hasil biopsi dan endoskopi/kolonoskopi : menunjukkan adanya luka agak dalam ileum disisi kanan.

PEMILIHAN OBAT RASIONAL
1.      Kortikosteroid
a.       Prednisone
Mekanisme aksi : menurunkan peradangan dengan menghambat migrasi leuksiit polymorfonuclear dan pembalkan permeabilitas kapiler.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas; hidup vaksin; herpes simpleks keratitis, infeksi sistemik
                        Efek Samping : Sindrom Cushing ,osteoporosis, patah tulang
b.      Budesonide
Mekanisme Aksi : Budesonide mengontrol laju sintesis protein, menekan migrasi leukosit PMN, fibroblas, membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosomal pada tingkat sel untuk mencegah atau mengendalikan peradangan.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Efek Samping : Kehilangan kolagen kulit dan atrofi SC; hipopigmentasi lokal sangat         pigmentasi kulit, kekeringan, iritasi, epistaksis
c.   Hidrocotisone
Mekanisme Aksi : Hidrokortison adalah kortikosteroid digunakan untuk efek anti-inflamasi dan imunosupresif. Its tindakan anti-inflamasi adalah karena penekanan migrasi leukosit polymorphonuclear dan pembalikan permeabilitas kapiler meningkat.
Kontraindikasi : infeksi jamur, TBC atau sifilis lesi
Efek Samping : lemah otot,  osteoporosis. Gangguan GI dan perdarahan. Peningkatan nafsu makan dan penyembuhan luka tertunda.

2.      Anti Inflamasi
a.       Sulfasalazin
Mekanisme Aksi        :berefek lokal di daerah colon dengan menurunkan respon   inflamasi dan gangguan sekresi sistemik dengan cara menghambat sintesis prostaglandin
Kontraindikasi   : hipersensitif terhadap sufasalazin, obat golongan sulfa, salisilat, atau komponen dalam formulasinya, obstruksi GI, kehamilan
Efek samping     : sakit kepala, diare, nausea, nyeri didaerah epigastrik dan syndroma stephen-johnson.

b.   Mesalamin
Mekanisme aksi   :mengatur mediator inflamasi terutama leukotrien, terhadap respon inflamasi, dan menghambat kerja dari TNF (tumor necrosis factor)
Kontraindikasi     :hipersensitif terhadap mesalamin, salisilat, atau komponen dalam formulasinya
Efek samping       :sakit kepala, nyeri abdominal, faringitis    

3.Terapi Diarhea
      Oralit
Mekanisme Aksi            :        pengganti elektrolit yang keluar dari tubuh
Kontraindikasi               :       
Efek samping                 :        -

3.      Terapi Antipiretik
a. Parasetamol
Mekanisme aksi           : merangsang pusat pengatur kalor di hipotalamus - vasodilatasi perifer
KI        : hipersensitivitas terhadap paracetamol, penyakit hati
ES       : hepatoksik , mual, muntah
b. Ibuprofen
Mekanisme aksi           : hambatan sintesis prostaglandin, mengeblok COX-2
KI        : hipersensitivitas terhadap ibuprofen, gangguan lambung
ES       : mual, muntah, diare

4.      Suplemen
Asam Folat
Mekanisme Aksi      :merupakan koenzim yang penting untuk pembentukan DNA dan RNA serta dalam pembelahan sel
Kontraindikasi         :hipersensitifitas terhadap asam folat
Efek samping           :-
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger