Tatalaksana terapi pada kasus ini yaitu diberikan terapi non farmakologi terlebih dahulu untuk mengembalikan kondisi tubuh pasien Terapi non farmakologi yang dapat diberikan kepada pasien berupa pemberian nutrisi. Nutrisi berupa suplemen elektrolit diberikan kepada pasien yang mengalami diare hingga mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tujuanannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam batas normal agar tidak memperparah kondisi pasien.
Sedangkan terapi farmakologi yang diberikan bersifat mengontrol penyakit, tetapi tidak bersifat kuratif. Obat-obat yang biasa diberikan adalah dari golongan aminosalisilat, kortikosteroid dan imunosupresif. Obat lini pertama untuk merawat penyakit Chron ringan hingga sedang adalah Sulfasalazine oral atau Mesalamine. Pada pasien dipilihkan mesalamine tunggal karena tidak terdapat infeksi, sehingga tidak perlu diberikan sulfasalazine yang mengandung antibiotic sulfapiridin. Selain itu, karena mesalamine menurunkan absorbsi asam folat yang penting dalam proses metabolism tubuh. Maka perlu diberi tambahan suplemen asam folat untuk menggantikan deficit asam folat di dalam tubuh.
MONITORING DAN FOLLOW UP
1. Monitor untuk perbaikan gejala pada pasien seperti pengurangan diare, sakit perut, demam dan detak
jantung.
2. Monitoring efek samping obat.
Melakukan endoskopi setiap setahun sekali.
Monitoring serum albumin, transferrin, dan marker inflamasi, darah lengkap.
Monitor Quality of life measurement CDAI (Crohn’s disease activity index)
Clinical
or laboratory variable
|
Weighting
factor
|
|
Number
of liquid or soft stools each day for seven days
|
x
2
|
|
Abdominal pain (graded from 0-3 on severity) each day for seven days
|
x
5
|
|
General
well being, subjectively assessed from 0 (well) to 4 (terrible) each day for
seven days
|
x
7
|
|
Presence
of complications*
|
x
20
|
|
Taking
Lomitil or opiates for diarrhea
|
x
30
|
|
Presence
of an abdominal mass (0 as none, 2 as questionable, 5 as definite)
|
x
10
|
|
Absolute
deviation of Hermatocrit from 47% in men and 42% in women
|
x
6
|
|
Percentage
deviation from standard weight
|
x
1
|
|
Jika
nilainya < 150 berarti kondisi semakin membaik
Jika
nilainya > 450 berarti kondisi semakin parah
KONSELING, INFORMASI DAN EDUKASI
1.
Ajarkan panduan pemberian oralit
Satu
bungkus oralit dapat digunakan untuk membuat 200 ml (1 gelas) larutan oralit.
2.
Beritahukan agar Obat disimpan dalam
tempat yang kering dan sejuk atau pada suhu ruangan.
3.
Pastikan pasien meminum obat secara
teratur, informasikan kepada keluarga pasien agar selalu mengingatkan pasien
untuk minum obat secara teratur.
4.
Air
dapat dikonsumsi untuk mengganti kehilangan cairan tubuh. Akan tetapi,
penggunaan air soda
sebaiknya jangan diberikan karena dapat memperparah kembung dan buang angin pada penderita Pemberian buah-buahan sebaiknya buah-buahan yang sedikit serat dan rendah fruktosa seperti air kelapa
sebaiknya jangan diberikan karena dapat memperparah kembung dan buang angin pada penderita Pemberian buah-buahan sebaiknya buah-buahan yang sedikit serat dan rendah fruktosa seperti air kelapa
5.
Sebaiknya
menghindari minuman yang mengandung kafein dan minuman beralkohol dan makanan
yang dapat menghasilkan alkohol seperti durian dan nangka.
KESIMPULAN
1. Pasien didiagnosa mengalami crohn disease karena paparan rokok kronis.
2. Obat yang digunakan untuk inflamasi dari crohn disease adalah mesalamine
3. Obat yang digunakan untuk terapi suportif adalah oralit dan asam folat.
4. Asam folat diindikasikan untuk menambah kekurangan asam folat tubuh.
5. Monitoring yang perlu dilakukan mencakup perbaikan gejala dan efek samping obat serta Quality
Post a Comment