News Update :
Home » , , » Pengertian Kinerja Pegawai

Pengertian Kinerja Pegawai

Penulis : Unknown on Saturday, August 10, 2013 | 6:12 AM

Pengertian Kinerja Pegawai : Usaha untuk mendapatkan kinerja pegawai yang optimal, seorang pimpinan tidak cukup hanya dengan meyakinkan bahwa pegawai bersangkutan mempunyai pengetahuan dan keterampilan, tetapi disamping itu seorang pimpinan juga harus dapat memahami motivasi kerja pegawai, mendorong dan mengarahkan potensi-potensi yang ada serta memahami hal-hal yang dapat melahirkan kepuasan kerja. Untuk itu diperlukan pendekatan yang relevan dan pembinaan-pembinaan secara lebih manusiawi.

Temuan dari beberapa literatur selain istilah job performance, ada pula istilah yang mempunyai arti yang sama, seperti performance, penampilan kerja, kinerja, pencapaian kerja, prestasi kerja. Karena adanya beberapa istilah yang digunakan, maka definisi kinerjapun beragam, tetapi secara garis besarnya pengertian kinerja dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan proses, dan pendekatan hasil. Pendekatan proses beranggapan bahwa kinerja dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan proses dan pendekatan hasil.

Berkaitan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai maka peneliti akan mengemukakan terlebih dahulu tentang pengertian kinerja menurut Roger Dawson yang dikutip oleh Haris Munandar dalam buku 13 Rahasia Kinerja Kekuatan (1997:69), adalah sebagai berukut: Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan tentang kemampuan kerja pegawai sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.

Menurut pendapat August W. Smith yang dikutip oleh Sedarmayanti dalam buku Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (2001:50), menyatakan : “output drive from processes, human or otherwise” (kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses).

Menurut Moch. As’ad dalam buku Psikologi Industri (1989:48), menyatakan bahwa: Kinerja adalah kesuksesan seseorang (pegawai) didalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Hasil kerja yang hendak dicapai oleh suatu organisasi tidak terlepas dari seberapa ukuran hasil kerja (kinerja) itu sendiri dapat dilaksanakan secara optimal. Didalam hal ini ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan kriteria kinerja atau faktor-faktor yang dijadikan ukuran suatu kinerja.

Peneliti selanjutnya akan mengemukakan definisi kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Anwar Prabu Mangku Negara dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (2002:67), adalah :

Kinerja Pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Henry Simamorang dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (1995:325), menyatakan bahwa Kinerja adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Kinerja pegawai menurut Sjahrudin Rasul dalam buku Pengukuran Kinerja Suatu Tinjauan Pada Instansi Pemerintah (2000:9), adalah :

Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis.

Menurut Bernandin & Russell yang dikutip oleh Faustino C Gomes dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (1997:135), sebagai berikut: 

Performansi sebagai “…the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time periode” (catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode tertentu).

Berikut pendapat Whittaker dan Simons yang dikutip LAN RI dalam buku Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah (2000:5), menjelaskan bahwa definisi kinerja pegawai mengandung pengertian:

Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan untuk berperan sebagai mekanisme untuk memberikan penghargaan/hukum (reward/punisment), akan tetapi pengukuran kinerja berperan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Terlepas dari jenis sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya cenderung untuk tertarik pada aspek-aspek pengukuran kinerja, seperti yang dikemukakan Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam buku Pengukuran Kinerja Pegawai Pemerintah (2000:7), sebagai berikut :
a. Aspek finansial
b. Kepuasan pelanggan
c. Operasi bisnis internal
d. Kepuasan pegawai
e. Kepuasan komunitas dan stakeholders
f. Waktu.

Menurut pendapat pendapat Husein Umar dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi (2003:266), mengemukakan ukuran kinerja pegawai, sebagai berikut :
1. Mutu kerja
2. Kejujuran pegawai
3. Inisiatif 
4. Kehadiran
5. Sikap
6. Keandalan
7. Kerjasama
8. Pengetahuan tentang pekerjaan
9. Tanggung jawab
10. Ketepatan waktu

Alat ukur tersebut diatas, dapat peneliti jelaskan, sebagai berikut :
1. Mutu kerja
Mutu yang harus dihasilkan baik atau tidaknya melibatkan perhitungan dari keluaran dan proses atau pelaksanaan kegiatan dari pegawai terutama dalam kaitannya dengan keluaran (output).

2. Kejujuran pegawai
Merupakan ketulusan hati dari seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan mampu untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan.

3. Inisiatif
Kemampuan untuk bertindak tidak bergantung kepada orang lain dan mampu mengembangkan serangkaian kegiatan serta dapat menemukan cara-cara yang baru atau mampu berinovasi.

4. Kehadiran
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pegawai dalam setiap pekerjaan dimana kehadiran merupakan hal utama yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai.

5. Sikap
Suatu kesediaan untuk bereaksi didalam menghadapi suatu situasi atau keadaan tertentu secara normal.

6. Keandalan
Total dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

7. Kerjasama
Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kesediaan pegawai dalam berpartisipasi dan bekerjasama dengan pegawai lain secara vertikal dan horizontal didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan meningkat.

8. Pengetahuan tentang pekerjaan
Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan sehingga dapat berjalan secara efiktif dan efisien.

9. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesanggupan dari seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

10. Ketepatan waktu
Pengukuran ketepatan waktu ialah jenis khusus dari pengukuran kuantitatif untuk menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. 

Istilah lain untuk penilaian kinerja yaitu pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran.

Ciri-ciri utama organisasi berkinerja tinggi menurut pendapat Sondang P. Siagian dalam buku Manajemen Stratejik (2002:27), antara lain :

Pertama : organisasi berkinerja tinggi mempunyai arah yang jelas untuk ditempuhnya. Arah terebut tercermin pada visi yang dimiliki oleh para manajer dalam organisasi tentang mau kemana organisasi mau dibawa dimasa depan.

Kedua : manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan dan ketrampilan tinggi disertai oleh semangat kewirausahaan.

Ketiga : pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat komitmen kuat pada suatu rencana aksi stratejik, yaitu rencana aksi yang diharapkan membuahkan keuntungan finansial yang memuaskan dan yang menempatkan organisasi pada posisi bersaing yang dapat diandalkan.

Keempat : orientasi organisasi berkinerja adalah “hasil” dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektifitas yang meningkat.

Kelima : adanya komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan dan berupaya agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan.

Mengamati pendapat beberapa para ahli diatas, bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang didalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas dan hasil produksi. Namun yang menjadi masalah pada saat ini yaitu apa yang menjadi alat ukur dari suatu kinerja pegawai itu sendiri. Berikut ini dimensi-dimensi kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Faoustino C Gomes dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:142), adalah sebagai berikut:
  1. Kuantitas kerja (quantity of work); jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan
  2. Kualitas kerja (quality of work); kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya
  3. Pengetahuan tentang pekerjaan (job knowledge); luasnya pengetahuan mengenai keterampilan dan pekerjaannya
  4. Kreativitas (creativeness); keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesiakan persoalan-persoalan yang timbul
  5. Kerjasama (cooperation); kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama anggota organisasi)
  6. Bisa diandalkan (dependability); kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesian kerja
  7. Inisiatif (initiative); semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya
  8. Kualitas pegawai (personal qualities); menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas pribadi 
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger