News Update :
Home » » Defenisi Konsep Diri

Defenisi Konsep Diri

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, October 8, 2013 | 3:57 AM

Konsep Diri 
Salah satu komponen utama dalam studi komunikasi antarpersona adalah konsep diri atau kepastian diri yang positif. Myers dan Myers (1988) menyatakan bahwa penghargaan adalah suatu perasaan yang dapat kita peroleh pada saat tindakan kita sesuai dengan kesan pribadi kita dan pada saat kesan khusus mengira-ngira suatu versi yang diidealkan mengenai bagaimana kita mengaharapkan diri kita sendiri. Sedang Goss dan O’Hair (1988) menunjukkan bahwa suatu konsep diri mengacu pada bagaimana kita menilai diri kita sendiri, seberapa besar kita berpikir bahwa diri kita berharga sebagai seseorang. Jadi penghargaan diri lebih merupakan suatu persepsi evaluasi publik daripada konsep diri. Konsep diri merupakan evaluasi yang lebih pribadi. Dan pesan-pesan intern mengenai diri kita (konsep diri dan penghargaan diri) dalam kadar yang besar, mengarahkan kita merasakan diri kita dalam berhubungan dengan orang lain. Atau semakin bagus kita mengenal konsep diri kita akan semakin bagus pula hubungan sosial kita dengan orang lain. 

(Ada beberapa teori yang perlu kita ingat untuk materi ini yaitu Johary Window, Interaksi Simbolik dan Analisa Transaksional). 

Konsep diri merupakan faktor yang penting dalam komunikasi antarpersona. Konsep diri yang positif akan mendukung keberhasilan komunikasi dengan orang lain. Untuk itu ada beberapa kriteria konsep diri yang positif yaitu : 
  1. Memiliki keyakinan akan kemampuan mengatasi berbagai masalah, bahkan ketika mengalami kegagalan. 
  2. Merasa sama dan setara dengan orang lain. 
  3. Menerima pujian tanpa rasa malu atau berpura-pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa rasa bersalah. 
  4. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri. 
  5. Menyadari bahwa setiap orang memiliki persaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 
Sedangkan konsep diri yang negatif ditandai dengan : 
  1. Tidak tahan menerima kritik, mudah marah, menganggap koreksi orang lain tentang dirinya sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. 
  2. Di satu segi sangat responsif terhadap pujian namun di satu segi sangat kritis terhadap orang lain, tidak sanggup menerima kelebihan orang lain. 
  3. Enggan untuk bersaing atau berkompetisi dengan orang lain. 
  4. Cenderung merasa tidak disenangi, tidak diterima, dan tidak diperhatikan orang lain (Budyatna dan Nina M;1994). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu : 
1. Orang lain 
2. Kelompok acuan (reference group) 

Konflik 
Dalam dunia bisnis terjadinya konflik merupakan suatu keseharian. Artinya tidak ada kondisi yang bisa menjamin seseorang pelaku bisnis terbebas dari konflik. Karena konflik sendiri muncul dalam berbagai bentuk dan dengan aneka penyebab. Bagaimanapun konflik adalah bagian dari proses komunikasi antarpersona. 

Konflik adalah suatu kondisi yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun untuk itu, tidak perlu buat para pelaku bisnis untuk menghindari atau menjauhinya. Karenanya walaupun konflik bisa menjadi kondisi yang menguntungkan, pemahaman akan konflik tetap kita butuhkan sehingga ketika muncul konflik yang bersifat merusak dan mengganggu bisa mengatasinya. Menurut Miller dan Steinberg ada tiga asumsi menegani konflik yaitu : 
  1. Konflik tidak dapat dielakkan, sifat alamiah dan tergantung dari hubungan yang terjadi. 
  2. Konflik tidak mesti selalu buruk, justru ada konflik yang bermanfaat dalam suatu hubungan. 
  3. Konflik muncul karena berbagai penyebab dan dalam berbagai bentuk, karenanya setiap konflik harus ditangani secara berbeda-beda. 
Dampak yang paling serius dari terjadinya konflik adalah dapat melemahkan konsep diri seseorang. Jika seseorang secara teurs menrus tidak mampu mengatasi konflik yang m,enimpanya, persepsinya tentang kemampuan dirinya mengontrol lingkungan menjadi negatif. Jika konflik ini makin tidak dapat ditangani, ia akan mulai menyerang konsep diri orang lain atau menyalahkan orang lain. Ini jelas akan berefek panjang pada suatu hubungan antarpersona. 

Meskipun begitu konflik tetap mempunyai keuntungan seperti ditulis Allan Filley dalam Interpersonal Conflict Resolution memiliki empat nilai yaitu : 
  1. Dapat mengurangi kesempatan munculnya konflik yang lebih besar. 
  2. Dapat menggiring kita untuk mencari cara baru, informasi baru, dan cara pandang baru dalam menghadapi konflik. 
  3. Minimal secara kelompok akan meningkatkan kepaduan kelompok. 
  4. Konflik akan memberikan kesempatan bagi pelakunya untuk mengukur kemampuan atau kekuatannya. 
Bahkan menurut Braiker dan Kelly (1979) konflik merupakan bagian dari tumbuhnya suatu hubungan bila : 
  1. Konflik bisa mengilhami pelakunya untuk mengubah cara berpikir mereka ke arah yang inovatif dan menguntungkan. 
  2. Menambah komitmen dari masing-masing pihak pelaku konflik atau merasa lebih terikat. 
  3. Setelah konflik terselesaikan, masing-masing pihak akan menjadi lebih akrab. 
  4. Dari adanya konflik yang terjadi, para pelaku yang berhubungan berusaha untuk mengembangkan suatu aturan main utnuk dapat menyelesaikan konflik yang terjadi di masa mendatang. 
  5. Sebagai sumbangan dalam hubungan antarpersona bahwa hubungan yang terjadi merupakan suatu hal yang unik, karenanya penyelesaian konflik dalam suatu hubungan sudah pasti berbeda dengan pasangan individu lainnya. 
Bagaimana penyelesaian konflik dalam lingkup dunia bisnis yang perlu dilakukan? Dalam dunia manajemen dikenal istilah win-win solution yaitu penciptaan situasi yang saling menguntungkan antara para pelaku konflik sehingga dampak negatif yang muncul bisa diredam. De Vito (1989) menggambarkan model humanistis dari suatu komunikasi antarpersona yang efektif yang dapat diberlakukan untuk memanajemeni konflik yang ada yaitu : 
1. keterbukaan 
2. empati 
3. sikap mendukung 
4. sikap positif 
5. kesamaan
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger