News Update :
Home » » Pendekatan Pembelajaran sebagai Fokus Perhatian Guru

Pendekatan Pembelajaran sebagai Fokus Perhatian Guru

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, October 29, 2013 | 9:07 AM

Pendekatan Pembelajaran sebagai Fokus Perhatian Guru : Pendekatan pembelajaran harus menciptakan suasana teaching-learning yang dapat menumbuhkan rasa dari tidak tahun menjadi tahu dan guru memposisikan diri sebagai pelatih dan fasilitator. Kehadiran KBK mengharuskan guru untuk lebih berbenah diri mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya sebab berdasarkan pengamatan selama ini proses belajar disekolah lebih ditandai oleh proses mengajar guru melalui ceramah dan proses belajar siswa melalui menghafal. Dalam konteks pembelajaran yang berorietnasi pada KBK fokus perhatian guru tidak lagi sebagai destroyer (pengganggu peristiwa belajar) tetapi sebagai fasilitator (Mempermudah peristiwa belajar) yang lebih dicirikan dengan disediakannya peluang seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan gagasan kreatif supaya anak selalu aktif menyempurnakan gagasan miskonsepsi sambil membangun pengetahuan yang lebih ilmiah. Sejalan dengan itu guru senantiasa melatih anak untuk memliki keterampilan dan sikap tertentu agar dirinya mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kebiasaan siswa selama ini masih menganut budaya konsumtif dinatarnya kebiasaan siswa menerima informasi secara pasif seperti mencacat, mendengar, meniru yang seharusnya akan diubah pada pola budaya produktif dimana siswa terbiasa untuk menghasilkan gagasan/karya seperti merancang/membuat model, penelitian, memecahkan masalah dan menemukan gagasan baru. 

Perubahan peran guru akan bisa dilakukan bilama guru memahami hakekat pembelajaran yang dinginkan dalam kurikulum berbasis kompetensi misalnya pembelajaran bisa terjadi di dalam dan diluar kelas dengan metode yangn bervariasi, maknanya pembelajaran dengan pola ini berdasarkan pada kompetensi dasar yang harus dicapai sehingga pendekatan pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi menuntut guru untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 

a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa. Hubungan antara isi kurikulum dan metodologi yang digunakan dalam pembelajaran. Hubungan antara isi kurikulum dan metodelogi yang digunakan dalam pembelajaran harus didasarkan pada kondisi sosial emosional dan perkembangan intelektual siswa. Jadi usia siswa dan karakteristik individual lainya serta kondisi sosial dan lingkungan budaya siswa haruslah menjadi perhatian didalam merencanakan pembelajaran. 

b. Membetnuk group belajar yang saling tergantung(interdependent learning group). Siswa saling belajar dari sesamanya di dalam kelompok kecil dan bekerjasama dalam tim lebih besar merupakan bentuk kerjasama yang diperlukan oleh orang dewasa di tempat kerja dan konteks lain. 

c. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learing) yang memiliki tiga karakteristik yaitu kesadaran berpikir , penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa siswa usia 5 – 16 tahun secara bertahap mengalami perkembangan kesadaran terhadap keadaan pengetahuan yang dimilikinya, karakteristikl tugas-tugas yang mempengaruhi pembelajarannya secara individual dan startegi belajarnya. Guru harus menciptakan suatu lingkungan dimana siswa dapat merefleksikan bagaimana mereka belajar, menyelesaikan tugas-tugas sekolah, menghadapi hambatan dan bekerjasama secara harmonis dengan yang lain 

d. Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of student) didalam kelas guru harus mengajar siswa dengan berbagai keragamannya misalnya latar belakang suku bangsa, status sosial ekonomi, bahasa utama yang dipakai dirumah dan berbagai kekurangan yang mungkin mereka miliki. 

e. Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelegensi) siswa. Dengan penggunakan pendekatan pembelajaran, cara siswa berpartisipasi di dalam kelas harus mempertimbangkan delapan latar kecerdasanya yaitu : Liguistic, logical-matematical, spatial bodily-kinaesthetic, misical, interpersoanl dan intrapersonal. Untuk itu guru harus memadukan berbagai strategi pendekatan pembelajaran yang tentunya mengurangi dominasi guru. 

f. Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan tingkat tinggi. 

g. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment) penilaian autentik mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berpikir kompleks seorang siswa, dari pada hanya sekedar hafalan informasi factual. Kondisi alamiah pembelajaran secara kontekstual memerlukan penilaian interdisipliner yang dapat mengukur pengetahuan dan keterampilan lebih dalam dan dengan cara yang bervariasi dibandingkan dengan
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger