News Update :
Home » » Penetapan Harga Dasar dalam Kondisi yang Tidak Pasti

Penetapan Harga Dasar dalam Kondisi yang Tidak Pasti

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Sunday, October 6, 2013 | 4:17 AM

Penetapan Harga Dasar dalam Kondisi yang Tidak Pasti 
Dalam pembahasan tentang penentuan harga dasar, kita telah melihat bahwa hal ini penting bagi perencanaan pemasaran untuk mengestimasi volume penjualan pada masing-masing alternatif harga, dan ini semakin sulit dengan semakin tidak pastinya keadaan. 

Gambar 4.3. Pendekatan Break Even terhadap Penentuan Harga 

Sebuah pendekatan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan teori keputusan. Teknik tersebut mengharuskan manajer pemasaran untuk menentukan tingkatan harga yang layak. Sebuah contoh tentang penerapan teknik tersebut dapat dilihat berikut ini. Dianggap bahwa pada setiap tingkatan harga akan menghasilkan tiga tingkatan permintaan, yaitü : 
• Qo = Permintaan yang optimis 
• Qm = Permintaan yang paling rnungkin. 
• Qp = Permintaan yang pesimis. 

Tabel 4.3. memperlihatkan estimasi permintaan Qo , Qm dan Qp untuk enam tingkatan harga. Setiap kolom dalam tabel dianggap sebagai pencerminan kurve permintaan. Kurve-kurve ini dapat dilihat garnbarnya pada gambar 10.4, beserta kurve pendapatan totalnya. Jika dianggap bahwa biaya tetap = Rp 300.000,- dan biaya variabelnya = Rp 33,33 per unit, maka kurve biaya totalnya juga dapat digambarkan. 

Tabel 4.3. Skedul tentang Estimasi Permintaan 

Dari gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa pada harga P1 (Rp. 85,-), jumlah 6.000 unit akan merupakan permintaan yang pesirnis. HaI ini dapat dikatakan sebagai batas harga tertinggi karena laba = 0. Demikian pula, pada harga P2 (Rp 60,-), jumlah yang diminta akan sebanyak 11.000, unit, dan hal ini dapat dikatakan sebagai batas harga terbawah karena laba yang dihasilkan juga = 0. Jadi, harga yang mungkin ditetapkan adalah berkisar antara Rp 60,- dengan Rp 85,- 

Sesudah menetapkan daerah penetapan harga yang rnungkin dilakukan, tahap berikutnya adalah menghitung laba untuk masing-masing tingkat harga pada setiap kondisi permintaan dengan suatu tabel (lihat tabel 4.4). Kita perlu membuat suatu kriteria dan memilih tingkat harga yang paling baik bagi kriteria tersebut. Misalnya dianggap bahwa kriterianya adalah maksimisasi laba yang diharapkan. Dengan membuat suatu timbangan / weight (probabilitas subyektif) untuk setiap estimasi permintaan, maka kita dapat menghitung laba yang diharapkan pada setiap alternatif harga. 
Susunan probabilitas tersebut adalah sebagai berikut : 

Qp = 0,2 ; Qm = 0,6 ; Qo = 0,2 

Nilai laba yang diharapkan dapat dilihat pada Kolom terakhir dan tabel 10.4.. Strategi penetapan harga Rp 80,00 akan menghasilkan laba tertinggi sehingga dapat dipilih sebagai harga dasar dalam kasus tersebut. 

Gambar 4.4. Analisa Break Even dalam kondisi tidak pasti 

Tabel 4.4. Matriks Laba untuk Beberapa Alternatif Harga (Ribuan Rp)

(Ribuan Rp)
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger