News Update :
Home » » Reorientasi Paradigma pendidikan yang Diinginkan

Reorientasi Paradigma pendidikan yang Diinginkan

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, October 29, 2013 | 9:01 AM

Reorientasi Paradigma pendidikan yang Diinginkan : Untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi dalam persaingan global sekarang ini maka seyogyanya perubahan perkembangan kehidupan diikuti pula dengan perubahan orientasi pendidikan hal ini penting dilakukan sebagai langkah antisipasi dan tindakan adaptasi guna mempertahankan eksisitensi dalam persaingan global. Untuk itu perubahan paradigma pendidikan yang diperlu diperhatikan seperti (1) dari schooling ke learning dimana implikasinya kearah belajar siswa aktif sehingga perlu membuat suasana belajar inovatif dan kreatif dan juga harus mampu menguasai umlti medote/multi media untuk mendorong siswa bereksplorasi, belajar dari mengamati ke menjelaskan; (2). Dari knowledge based learning ke comptenesi based learning dimana pembelajaran tidak disadarkan pada pencapaian perolehan produk pengetahuan tetapi pada penguasaan keterampilan sehingga tidak menerima pengetahuan tetapi membangun pengetahuan; (3). Dari instructive ke facilitative terjadi perubahan dari ekspositorik ke penemuan, inkuiri dan problem solving. 

Paradigma pendidikan Indonesia saat ini adalah ingin membangun manusia seutuhnya sehingga proses pendidikan mengarah pada empat macam olah yaitu pertama : potensi olah hati dimaksudkan membangun manusia indonesia yang beriman dan bertaqwa yang baik memiliki asas yang mulia dan berbudi pekertiluhur, Kedua : olah pikir dimana melalui olah pikir diharapkan bisa dibangun manusia yang intelektual secara akademis, menguasai ilmu poengetahuan dan teknologi, ketiga : olah rasa dimaksudkan untuk membangun manusia yang halus perasaan, bisa berapresitif, bisa mensyukuri dan bisa mengekspresikan keindahan sehingga pendidikan dengan keindahan (pendidikan seni) menjadi sama pentingnya dengan pendidikan hati dengan pendidikan pikir dan Keempat : olah raga dimaksudkan menabguna manusia dengan basis fisik yang tangguh, kalau fisik tidak sehat, tidak bugar, bagaimana bisa memiliki produktivitas yang tinggi karenanya olah ragapun menjadi penting di dalam pendidikan. Jadi pendidikan yang diinginkan sekarang ini mengembangkan manusia yang komprehensif, mempunyai kecerdasan komprehensif, cerdas hati, cerdas rasa, cerdas pikir,m cerdas rasa dan cerdas raga. (Pengarahan Mentri Pendidikan nasional pada kegiatan rakor pembanguan dan evaluasdi pendidikan Riau Kamis 15 Desember 2005 Koran Berita) 

Mencermati hal demikian maka pendidik bukan lagi sekedar pengajar tetapi pendidik adalah agen pembelajaran yang membantu peserta didik yang secara mandiri mengembangkan potensi dirinya melalui olah bathin, olah pikir, olah rasa dan olah raga. Sehingga pemerintah menetapkan perntahapan dalam dunia pendidikan dari tahun 2005 sampai tahun 2025 antara lain tahun 2005 – 2010 adalah pentahapan modernisasi dan peningkatan kapasitas pendidikan, tahun 2010-2015 peningkatan kapasistas dan mutu pendidikan, tahun 2015 -2020 peningkatan mutu, relevansi dan kompetitif dan tahun 2020 – 2025 pematangan. Pentahapan tersebut sinergi dengan kebijakan pokok pendidikan indonesia yaitu pertama meningkatkan dan memeratakan partisipasi atau akses pendidikan maksudnya untuk menciptakan keadilan dan pendidikan dengan memeratakan dan meningkatkan akses pendidikan; Kedua mewujudkan pendidikan masyarakat yang bermutu, berdaya saing, relevan dengan kebutuhan masyarakat mengadung makna bahwa out put pendidikan yang dihasilkan haruslah bermutu, relevan, dan berdaya saing, Ketiga mewujudkan sistem pengelolaan pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel dengan menekankan pada peranan desentralisasi dan otonomi pendidikan pada setiap jenjang pendidikan dimasyarakat dan meningkatkan citra publik. 

Strategi yang harus dilakukan demi terwujudnya visi dan misi pendidikan nasional antara lain dengan pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum berbasis kompetensi ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. 

Sejalan dengan pengembangan kurikulum tersebut maka fondasi pendidikan yang dijadikan pilar pendidikan pada era reformasi dan jaringan dalam meraih dan merebut pasar internasional yaitu Learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to beacame (belajar menjadi diri sendiri) dan learning togather (belajar hidup dalam kebersamaan).
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger