News Update :
Home » » CAIRAN DAN ELEKTROLIT

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Tuesday, November 5, 2013 | 7:19 AM

CAIRAN DAN ELEKTROLIT : 1. Keseimbangan cairan dan elektrolit cairan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Ruang intrasel (2/3 cairan tubuh)àbanyak di otot
b. Ruang ekstraseluler (1/3 cairan tubuh) yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
· Cairan intravaskuler (3 L)
· Cairan interstisial (8 L)
· Cairan transeluler (paling sedikit)

2. Pengaturan kompartemen cairan tubuh
a. Osmosis + osmolaritas (dari encer ke pekat)
b. Difusi (dari zat terlarut tinggi ke zat terlarut rendah)
c. Filtrasi (perpindahan dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah)
d. Pompa Na dan K (merupakan salah satu bentuk transport aktif àmelawan gradient sehingga
    membutuhkan energy. Na bergerak dari intrasel ke ekstrasel, K bergerak dari ekstrasel ke intraselàNa di
    ekstrasel lebih tinggi

3. Gangguan volume cairan
a. Hipovolemia
Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang sama. Hal ini berbeda dengan dehidrasi (kehilangan air dengan peningkatan Na serum).

Contoh: diare, mual, faktor resiko DM insipidus
Penatalaksanaan: berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %) untuk tatalaksana kehilangan cairan dan bisa digunakan pada hipotensi. Jika sudah normal dapat diberikan larutan hipotonik (NaCl 0.45%)

*syok hipovolemik terjadi jika volume cairan hilang >25% volume intravascular

Tahapan syok hipovolemik:

  1. volume darah hilang <=15%, dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah. Tanda dan gejala: BP normal, RR normal, kulit pucat, ansietas (cemas awal)
  2. volume darah hilang 15-30% (750-1500mL). CO tidak dapat dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah arteri. Tanda dan gejala: RR meningkat (takikardi), BP normal, Tekanan diastolic meningkat, berkeringat (stimulasi dari sistem saraf simpatik), ansietas ringan, kelelahan
  3. volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL). Tanda dan gejala: tekanan sistolik turun sampai di bawah 100 mmHg, sudah ada tanda klasik syok hipovolemik; takikardi>120x/ menit, takipneu>30x/menit, penurunan status mental (ansietas, agitasi), keringat dingin, kulit pucat, penurunan sistolik.
  4. kehilangan volume darah >40% (>2000Ml). Tanda dan gejala: takikardi ekstrim, denyut nadi lemah, penurunan sistolik yang signifikan sampai <=70 mmHg, kesadaran menurun, diaphoresis, dingin, ekstremitas sangat pucat.
b. Hipervolemia
Na+ dan air tertahan dengan proporsi yang kurang lebih sama dengan di dalam CES.
Penyebab: gagal ginjal, gagal jantung, sirosis hepatis
Manifestasi klinis: takikardi; peningkatan BP, vena sentral, BB, jumlah urin; napas pendek & mengi
Intervensi: mencegah fluid volume electrolyte (FVE) dengan diet natrium, mendeteksi FVE (memantau asupan, istirahat, dll), berikan posisi fowler tinggi agar cairan ke jantung dan pre load berkurang.
Edema dapat terjadi akibat perluasan cairan di ruang interstisial (penumpukan Na+)à berikan terapi diuretik

c. Hiponatremia
Penyebab: Syndrome insufficiency ADH (SIADH), hiperglikemi, masukan cairan secara perenteral yang < elektrolit meningkat, penggunaan air ledeng untuk enema atau irigasi gaster 
Manifestasi klinis: mual, kram perut, neuropsikiatrik, anoreksia, perasaan lelah.

*Suatu kondisi dikatakan terjadi peningkatan TIK jika kadar Na serum < 115 mEq/ L

Ciri-ciri peningkatan TIK: letargi, confuse, kedutan otot, kelemahan fokal, hemiparase, papil edema, kejang

Penatalaksanaan: mengganti Na+ (oral, nasogastrik), berikan larutan isotonic jika tidak dapat menggunakan Na+, pembatasan air lebih aman pada pasien dengan volume cairan normal.

d. Hipernatremia (kadar Na> 145 mEq/L)
Penyebab: kehilangan air pada pasien yang tidak sadar karena tidak dapat berespon terhadap rangsang haus, Na+ yang tidk proporsional (berlebih), diabetes insipidus (jika pasien tidak berespon terhadap rasa haus, stroke , hampir tenggelam di laut, kegagalan sistem penyesuaian, sistem hemodialisis/ hemodialisis peritoneal, pemberian cairan salin intravena.

Manifestasi klnis: neurologis, dehidrasi seluler,gelisah, lemah (pada hipernatremi sedang), disorientasi, halusinasi, delusi (pada hipernatremi berat), kerusakan otak permanen (pada hipernatremi sangat berat)

Intervensi: penurunan kadar Na serum secara bertahap dengan infus larutan isotonic, lebih aman diberikan larutan hipotonik/ isotonic daripada dekstrose karena dekstrose menurunkan kadar Na+ secara cepat (penurunan Na+ plasma maksimal 2 mEq/ jam), koreksi hipernatremi secara menetap.

e. Hipokalemia (kehilangan muntah dan penghisapan gastric)
Hipokalemia biasanya menyebabkan alkalosis dan demikian sebaliknya. Setiap peningkatan pH0,1 artinya peningkatan kalium serum 0,5. Hipokalemia biasanya terjadi pada diare, ileostomi baru, adenoma villous (tumor pada saluran GI), dan bisa juga terjadi pada pasien yang mendapat asupan karbohidrat parenteral.

Hipokalemia berat dapat menyebabkan henti jantung dan henti napas.
Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar kalium serum turun di bawah 3, kecuali tingkat kehilangannya cepat.

Manifestasi klinis: keletihan, mual, muntah, kelemahan otot, kram kaki, penurunan motilitas usus, parestesia, disritmia, peningkatan sensitifitas terhadap digitalis.

Hipokalemia berkelanjutan dapat menyebabkan ketidakmampuan ginjal memekatkan urinàurin encer+rasa haus berlebih. Selain itu deplesi kalium bisa menekan pelepasan insulin àintoleransi glukosa.

Intervensi: 
· Pencegahan: K+ diperbaiki à40-80 mEq/hari, pasien beresiko diperbaiki 50-100 mEq/hari

Tambahan kalium oral dapat menyebabkan lesi usus kecil. Oleh karena itu, pasien harus dikaji + diingatkan tentang distensi abdomen, nyeri, dan perdarahan.

Makanan yang banyak mengandung kalium antara lain: pisang, kismis, jeruk, daging, susu, tomat segar, kentang, miju2, jus buah.
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger