Teori Motivasi : Teori-teori motivasi yang akan dikemukakan berikut merupakan hai penting, karena teori motivasi ini dapat memudahkan manajernen perusahaan untuk- dapat menggerakkan, mendorong dalam meiaksanakan tugas yang dibebankan kepada para karyawan. Teori 2 faktor Hezberg, menurut Hezberg, (Ranupandoyo. 2005;97) seorang ahli ilmu kelakuan mengemukakan bahwa kepuasan terdiri atas dua hal, yaitu dinamakan motivasional (intrinsic) dan pemeliharaan/ hygiene (ekstrinsik).
a. Faktor Motivasional
Faktor motivasional merupakan faktor yang menimbulkan kepuasan pada karyawan. Faktor ini antara lain a) perkembangan kreatif dan menantang, b) ptestasi, c) penghargaan, d) tanggung jawab, e) kemungkinan meningkat, e) kemajuan.
Apabila dikaitkan dengan teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow, faktor motivasional ini terkait dengan kebutuhan pada urutan tingkat atas.
b. Faktor Pemeliharaan/ Hygiene (ekstrinsik)
Faktor pemeliharaan merupakan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan. Faktor ini antara lain : a) status hubungan antar pribadi dengan atasan, b) bawahan dan rekan sejawat, c) pengawasan datam administrasi perusahaan, d) kemampuan kerja, e) kondisi kerja, f) pengupahan, kehidupan pribadi.
Untuk memahami dua faktor menurut Hezberg yaitu faktor motivasional dan faktor pemeliharaan yang mana digunakan untuk memotivasi karyawan, berikut ini diuraikan penjelasan masing-masing bagian, faktor-faktor tersebut yaitu :
Faktor motivasional (intrinsik)
1) Pekerjaan yang kreatif dan menantang
Merupakan kebutuhan yang paling atas kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk berkembang tumbuh sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Kebutuhan ini biasanya dicapai dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampiian dan potensi yang optimal untuk mencapai prestasi karena yang sangat memuaskan.
2) Prestasi
Kondisi internal yang spesifilc dan mengarahkan perilaku seseorang kesuatu tujuan. Achievement/ prestasi diartikan sebagai kesuksesan seteiah didahului oleh suatu usaha. Prestasi merupakan dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit, sebaik dan secepat mungkin
3) Penghargaan
Penghargaan merupakan suatu kebutuhan yang berdimensi dua, sebagian dimensi kebutuhan penghargaan ini adalah kebutuhan harga diri, kemampuan harga diri kemampuan seseorang yang berkeja pada orang lain. Dimensi yang lain adalah kebutuhan untuk menerima pengakuan dan penghargaan dari orang-orang yang menjadi temannya (Moekidjat,2008:197).
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melakukan tugas serta menggunakan sarana yang telah dipercaya kepada seseorang. Sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa tanggung jawab merupakan kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa : melakukan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya didasari rasa tanggung jawab atas pekerjaannya yang dilaksanakannya dengan tepat waktu dan sebaik-baiknya.
5) Kemungkinan Meningkat
Kebutuhan untuk mengembangkan merupakan kebutuhan yang paling tinggi bagi setiap orang. Dengan menggunakan kecakapan, kemampuan dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepeuhnya dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam suatu organisasi kesempatan meningkatkan melalui pendidikan atau pelatihan. Usaha untuk memberikan kesempatan bagi karyawan guna memenuhi kebutuhan.
6) Kemajuan
Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi kegagalan, kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang. Dikaitkan dengan pemberian motivasi kepada karyawan, salah satu tindakan pemuasan kebutuhan ini adalah pemberitahuan mengenai kemajuan yang dilakukan oleh pimpinan.
Faktor Pemeliharaan (Ekstrinsik)
1) Status
Kebutuhan akan status atau kedudukan ini terkait dengan keinginan manusia untuk dihorinati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan ingin punya pengakuan serta status, sesama rekan kerja dan masyarakat lingkungan. Dalam sebuah perusahaan, kebutuhan ini tercermin dalam sebuah symbol status, semakin tinggi kekuasaan atau jabatan seseorang dalam sebuah perusahaan semakin tinggi pula akan harga diri.
2) Hubungan antar pribadi dengan atasan, hawahan dengan rekan sejawat. Hubungan internasional merupakan hubungan antar karyawan pada perusahaan atau instansi. Hubungan antar karyawan setingkat atau seprofesi yang baik aka.n mendukung pekerjaan mereka. Hubungan antara karyawan setinmgkat akan menimbulkan saling kerjasama. Saling membantu, sedangkan hubungan antara atasan dengan karyawan di bawah akan menjadikan komando yang serasi. Artinya karyawan pada bagian bawah tidak hanya diperintah akan tetapi akan merasa senang melakukan semua pekerjaan yang diberikan oleh atasanya. Jadi, dengan hubungan interpersonal yang baik akan menjadikan kerjasama yang serasi, selanjutnya menjadikan pekerjaan menjadi mudah untuk diselesaikan secara optimal sesuai tujuan perusahaan/ organisasi.
3) Pengawasan, kebijakan dalam administrasi perusahaan.
Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan motivasi kerja karyawannya semaksimal mungkin, dalam batas kemampuan organisasi tersebut. Dengan adanya motivasi kerja yang maksimal pada karyawan diharapkan akan menghasiikan kerja yang Iebih baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk itu pimpinan perlu mencari upaya yang tepat untuk dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekeqaan apa yang sudah dilaksanakan. Menilainya, mengoreksinya bila perlu dengan maksud supaya pekerjaan sesuai dengan semula. Karyawan yang tidak komitrnen terhadap tujuan organisasi dan mudah terganggu dalam bekega membutuhkan pengawasan yang tinggi. Dengar. demikian melalui pengawasan secara efektif maka kesaIahan-kesahalahan kerja akan dapat ditekan.
Bila dalam pekerjaan tadi sedikit sekaii kesalahan atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka karyawan dalam organisasi akan termotivasi untuk bekerja Iebih baik Iagi. Sebaliknya apabila proses pengawasan kerja tidak diperhatikan juga karyawan akan kehilangan motivasi dan bekerja seenaknya. Dengan begitu maka pencapaian tujuan pekerjaan tidak tercapai dengan efektif dan efisien. Apabila pengawasan dilaksanakan dengan efektif yaitu dengan perhatian terhadap tujuan organisasi pekerjaan dan karyawan, maka motivasi kerja dapat ditingkatkan dengan motivasi kerja yang stabil dan cenderung meningkat, maka produktivitas kerjaan juga dapat ditingkatkan.
4) Kemampuan Kerja.
Kemampuan kerja adaiah yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaan / melakukan suatu yang bersifat mental fisik. Selanjutnya dari dari definisi tentang kemampuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan karyawan berkaitan dengan kesanggupan karyawan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan pekejaannya yang didukung dengan segeuap daya, kecakapan yang dimiliki karyawan baik yang bersifat fisik maupun mental. Tingkat kemampuan karyawan akan ditentukan oleh ti.nggi rendahnya pendidikan dan pengalaman yang dimiliki karyawan tersebut. Kemampuan karyawan yang tinggi dilatarbelakangi oieh tingkat pendidikan yang tinggi dan pengalaman kerja yang banyak.
5) Kondisi kerja.
Kondisi kerja adalah persyaratan, keadaan. Sedangkan kerja diartikan Sebagai kegiatan melakukan sesuatu atau yang dilakukan, perbuatan mencari naflcah, mata pencaharian. Jadi kondisi kerja adalah : persyaratan yang harus dipenuhi dan mempengaruhi manusia dalam melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut teori Hezberg bahwa ada dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang di dalam pekerjaarnya. Rangkaian pertama disebut faktor motivator dan rangkaian yang kedua diberi nama faktor hygiene. Pada faktor hygiene adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa tidak puas pada karyawan terdiri dari kebijaksanaan dan administasi perusahaan, supervisor, hubungan antara pribadi, kondisi " kerja dan gaji.
Apabila faktor-faktor hygiene ini diperbaiki maka tidak ada pengaruh terhadap sikap kerja yang positif, tetapi kalau dibiarkan tidak sehat maka karyawan hanya akan merasa keeewa. Faktor hygiene melukiskan hubungan kerja dengan konteks atau Ivngkungan dimana karyawan melaksanakan pekerjaannya. Seperti disebutkan diatas bahwa salah satu faktor hygiene yaitu kondisi kerja perlu mendapat perhatiau dan diperbaiki karena pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan, Dimana apabila motivasi positif maka berpengaruh pada peningkatan prestasi kerja sebaliknya apabila motivasi kerja negative maka prestasi kerja karyawan pun akan menurun. Dengan berlandaskan teori Herzberg tersebut maka yang perlu mendapat perhatian disini adalah faktor kondisi kerja perusahaan. Kantor merupakan tempat para pegawai atau karyawan melaksanakan kegiatan yang sangat penting, baik itu yang menyangkut ataupun pemasaran. Kantor hendaknya ditata dengan balk sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman, kantor juga hendaknya mempunyai tata warna, dinding dan lantai yang serasi dengan peralatan kantor itu sendiri serta pengaturan-pengaturan yang lainnya seperti pengaturan udara, suara dan ruangan kalntor. Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungian fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaikbaiknya oleh setiap manajer perusahaan yang modern.
Dengan memperhatikan kondisi kerja yang bailq maka salah satu faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas pada dapat teratasi. kondisi kerja yang dapat dirasakan oleh para karyawan biasanya menimpanya langsung, misalnya merasa gerah, bising sumpek dan silau. Dalam suatu ruangan yang panas, gerah dan bising serta adanya hubungan yang kurang harmonis antara karyawan dengan pimpinan dirnana para karyawan tidak mungkin dapat bekerja dengan baik dan tenang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang mendukung pada terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik dan Iancar perlu diperhatikan dan dijaga dengan sebaik-baiknya karena ha1 ini dapat berkaitan dengan prestasi kerja karyawan dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan berlandaskan teori Herzberg tersebut maka yang perlu mendapat perhatian disini adalah faktor kondisi kerja perusahaan. Kantor merupakan tempat para pegawai atau karyawan melaksanakan kegiatan yang sangat penting, baik itu yang menyangkut tentang pekerjaan yang berkaitan dengan ketata usahaan dan administrasi ataupun pemasaran. Kantor hendaknya ditata dengan baik sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman, kantor juga hendaknya mempunyai tata wama, dinding dan lantai yang serasi dengan peralatan kantor itu sendiri serta pengaturan pengaturan yang lainnya seperti pengaturan udara, suara dan ruangan kantor. Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhat:kan dan diariu sebaikbaiknya oleh setiap manajer perusahaan yang modern.
Dengan memperhatikan kondisi kerja yang baik maka salah satu faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas pada dapat teratasi. Kondisi kerja yang dapat dirasakan oleh para karyawan biasanya menimpanya langsung, misalnya merasa gerah, bising, sumpek, dan silau. Dalam suatu ruangan yang panas, gerah dan bising serta adanya hubungan yang kurang harmonis antara taryawan dengan pimpinan dimana para karyawan tidak mungkin dapat bekerja dengan baik dan tenang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang mendukung pada terlaksananya suatu pekerjaaa dengan bail dan lancar perlu diperhatikan dan dijaga dengan sebaik-baiknya karena. W ini dapat berkaitan dengan prestasi kerja karyawan dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Post a Comment