News Update :
Home » , , , » DINAMIKA PENGARUH EMOTIONAL LABOR DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN

DINAMIKA PENGARUH EMOTIONAL LABOR DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Saturday, November 26, 2016 | 2:16 AM

Karyawan merupakan sumber utama dalam suatu perusahaaan.
Karyawan juga merupakan sumber penentu keberhasilan utama disebuah organisasi. Organisasinya tentunya akan memerlukan karyawan yang mampu bekerja secara inovatif, produktif dan memiliki performa kerja yang baik.
Untuk mendapatkan karyawan yang memilki kemampuan kerja yang baik, salah satu dengan caranya dengan mensejahterakan psikologis karyawan (Vallerand, 2012). Karyawan yang baik secara fisik maupun psikologis akan memiliki performa kerja yang baik serta akan mampu bekerja semaksimal mungkin ditempat ia bekerja. Manepothi (2007) menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis karyawan merupakan suatu situasi dimana ketika individu yang berkerja merasakan senang dan tidak senang seperti apa perkerjaan mereka, apa pekerjaan itu efektif dan memiliki target dalam pencapaian kerjanya baik itu untuk dirinya sendiri maupun untuk perusahaandimana ia kerja.

Kesejahteraan psikologis karyawan akan rendah ketika karyawan tersebut berada dalam ketidak nyamanan tempat kerja, terganggu dan mengalami stress ditempat kerja yang nantinya akan berpengaruh kepada produktivitas kerja, performansi kerja dan kepuasan kerja (Akintayo, 2012).

Karyawan yang memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi akan lebih kooperatif, memiliki perasaan positif atau emosi yang positif, mudah membantu sesama karyawan, tepat waktu dan efisien, lebih produktif dan dapat bekerja lebih lama di suatu perusahaan (Harter, Schmidt & Keyes, 2002).

Aspek aspek yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis antara lain usia, gender, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, lingkungan pekerjaan, budaya, kepribadian, relatedness, dan marital status (Ryff & Keyes, 1995).

Pada konteks organisasi, kesejahteraan psikologis karyawan sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerjannya (Briner, 2000). Penelitian yang meneliti tentang kesejahteraan psikologis setuju bahwa kehadiran dari perasaan emosi yang positif, penilaian yang juga positif terhadap pekerja dan hubungan pekerja dengan tempat kerja yang baik akan meningkatkan performa dan kualitas hidup dari pekerja (Harter, Schmidt, & Keyes, 2002).

Hal ini berhubungan dengan faktor relatedness yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis. relatedness ini berhubungan dengan hubungan interpersonal, hubungan interpersonal ini merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk mencapai kesejahteraan (Ryan &

Deci, 2001). Hubungan interpersonal ini dapat dikaitkan dengan berbagai macam hal di dalam kehidupan sehari hari seperti kepuasan hidup dan kesehatan psikologis (Reis & Collins, 2004). Berhubungan positif dengan orang lain juga merupakan salah satu dari dimensi yang terdapat di dalam kesejahteraan psikologis (Ryff, 1989). Park, Peterson dan Seligman (2005) mengatakan bahwa hubungan interpersonal yang baik dapat menyebabkan peningkatan kepuasan hidup. Hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain juga akan dapat meingkatkan kesejahteraan psikologis (Lansford, 2000).
Salah satu komponen yang fundamental pada pekerjaan dibidang pelayanan merupakan kontrol emosi untuk mengelola hubungan positif dengan klien ( Grandey & Brotheridge, 2002). Pengelolaan emosi yang tepat sesuai dengan harapan organisasi dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, maka dari itu dibutuhkan emotional labor yang merupakan proses regulasi perasaan dan ekspresi yang dilakukan oleh individu pada saat bekerja sesuai dengan aturan perusahaan.

Penelitian Wharton (1993) mengatakan bahwa pekerja yang bekerja dengan menggunakan emotional labor maka karyawan tersebut akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang cukup tinggi sehingga membuat karyawan akan semakin menyenangin pekerjaannya. Emotional labor merupakan aspek yang kritis pada beberapa pekerjaan dimana para pekerjanya berinteraksi secara langsung dengan customer, teman sekerja dan public (Levy, Dahling, Dienfendorf & Chau, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Hwa (2009) mengatakan bahwa menyatakan emotional labor dapat meningkatkan kualitas pelayanan, loyalitas konsumen, meningkatkan keuntungan finansial, kepuasan karyawan, kepuasan kerja, komitmen organisasi, turn over dan kesejahteraan psikologis karyawan.

Berdasarkan uraian penjelasan diatas, maka peneliti ingin melihat pengaruh emotional labor dengan kesejahteraan psikologis karyawan perbankkan.
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger