News Update :
Showing posts with label Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Pertanian. Show all posts

Sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Monday, May 23, 2016 | 7:35 AM

Monday, May 23, 2016

Botani Tanaman
Sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut ; Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Graminae, Famili : Graminaceae, Genus : Zea, Spesies: Zea mays L. (Steenis, 1989).
Perakaran tanaman jagung terdiri dari empat macam akar, yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat untuk menghisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat pernapasan. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Suprapto, 1999)

Batang tanaman yang kaku ini tingginya berkisar 1,5-2,5 m dan terbungkus pelepah daun yang berselang- seling dari setiap buku. Buku batang mudah terlihat dan pelepah daun terbentuk pada buku dan membungkus batang utama. Batang jagung termasuk batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering berongga. Batang jagung bulat (teres), licin (leavis), arah tumbuhnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan monopodial. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Wirawan dan Wahab, 2007)

Jagung merupakan tanaman berumah satu dan menghasilkan bunga-bunga jantannya dalam satu pembungaan terminal (malai) dan bunga-bunga betinanya pada tunas samping (tongkol). Jagung adalah protandus, yaitu mekarnya bunga jantan (pelepasan tepung sari) biasanya terjadi satu atau dua hari sebelum munculnya tangkai putik (umumnya dikenal sebagai rambut). Karena pemisahan tongkol dan malai bunga jantan serta protandri pembungaannya, jagung merupakan suatu spesies yang terutama menyerbuk silang (Fischer dan Palmer, 1992).

Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan berat rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon individu baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung (Johnson, 1991).

Syarat Tumbuh
Untuk pertumbuhannya, tanaman jagung dapat hidup baik pada suhu antara 26,5o_29,5oC. Bila suhu di atas 29,5oC maka air tanah cepat menguap sehingga menggangu penyerapan unsur hara oleh tanaman. Sedangkan suhu dibawah 26,5oC akan mengurangi kegiatan respirasi (Irfan, 1999).

Tanaman akan tumbuh normal pada curah hujan yang berkisar 250-500 mm per tahun. Curah hujan yang lebih ataupun kurang dari angka yang disebutkan akan menurunkan produksi. Air banyak dibutuhkan pada waktu perkecambahan dan setelah berbunga. Tanaman membutuhkan air lebih sedikit pada pertumbuhan vegetatif dibanding dengan pertumbuhan generatif. Setelah tongkol mulai kuning air tidak dibutuhkan lagi. Idealnya tanaman jagung membutuhkan curah hujan 100-125 mm perbulan dengan distribusi merata (Tobing, dkk., 1995).

Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh di dataran tinggi ±1300 m di
atas permukaan laut. Panen pada musim kemarau berpengaruh terhadap semakin cepatnya kemasakan biji dan proses pengeringan biji di bawah sinar matahari (Rukmana, 1997).

Tanah
Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah, pasang surut asalkan syarat tumbuh diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol dan Grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, kaya humus (Purwono dan Hartono, 2005) 

Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur (lembab), permeabilitas sedang, drainase agak cepat, tingkat kesuburan sedang, kandungan humus sedang. Reaksi tanah (pH) berkisar antara 5,2 - 8,5 yang optimal antara 5,8 - 7,8. Pada pH netral, unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung banyak tersedia di dalamnya. pH lebih dari 7,0 unsur P terikat oleh CO sehingga tidak terlarut dalam air. Hal ini mengakibatkan unsur hara sulit diserap oleh akar tanaman. Jadi, pH tanah dan unsur-unsur hara yang ada (tersedia) bagi tanaman saling berkaitan (Djaenuddin, 2000).

Apabila tanah yang akan ditanam tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP-36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dengan tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar (Rukmana, 1997).

Glifosat
Glifosat (N-(fosfonometil) glisin) adalah herbisida yang berspektrum luas, nonselektif, post emergence dan telah digunakan secara ekstensif di seluruh dunia selama tiga dekade. Cara kerjanya adalah menghambat enzim sintase 5-enolpyruvylshikimat-3-fosfat (EPSPS), menyebabkan beberapa gangguan metabolisme, sehingga terganggunya jalur shikimat. Enzim ini merupakan langkah penting dalam jalur asam shikimat untuk biosintesis asam amino aromatik pada tanaman dan mikroorganisme seperti phenylalanine, tryptophan dan tyrosine dan penghambatan yang menyebabkan kurangnya pertumbuhan tanaman dengan gejala yang dihasilkan berupa khlorosis dan nekrosis (Nandula,dkk., 2005 ; Herman, 2007 ; Djojosumarto 2008).

Glifosat adalah herbisida yang paling banyak digunakan secara global karena kandungan toksisitasnya rendah bagi manusia dan lingkungan. Penggunaan enzim pendegradasi glifosat yang berasal dari bakteri seperti glifosat oxidoreductase (GOX) bersama dengan EPSPS toleran herbisida glifosat adalah teknik yang efektif untuk memberikan toleransi glifosat maksimum pada tanaman pangan  

Berikut merupakan deskripsi umum Glifosat:
Nama Umum : Glifosat
Nama Kimia : [(phosphonomethyl) amino] acetic acid

Rumus Bangun :
Glifosat adalah salah satu bahan aktif dari herbisida golongan organofosfor, yang diproduksi oleh Monsanto Co.USA tahun 1971. Bentuk fisiknya berupa bubuk (powder), berwarna putih, mempunyai bobot jenis (BJ) 0,5 g/cm3 dan kemampuan larut dalam air 1,2% (Wardoyo, 2001).

Mode of action dari suatu herbisida, merupakan gejala umum dari tindakan suatu herbisida dalam mematikan suatu tumbuhan, yang diutarakan sebagai urutan masuknya herbisida dalam suatu lingkungan tumbuh sampai berdampak negatif  (Moenandar, 1990).

Menurut Amstrong (2008) glifosat memiliki mode of action dengan cara menghambat asam amino aromatik. Glifosat dapat sangat merusak atau membunuh jaringan tanaman hidup yang mengalami kontak langsung. Proses kerja glifosat diawali dengan absorpsi oleh tanaman. Agar efektif, suatu herbisida seharusnya (1) cukup kontak dengan tumbuhan, (2) dapat diabsorpsi oleh tumbuhan, (3) bergerak ke bagian tanaman yang akan diserang tanpa merusaknya, dan (4) mencapai level beracun di bagian tanaman yang dituju (Lingenfelter dan Hartwig, 2007).
Pada tanaman, mode of action dari glifosat berupa menipisnya sintesa biomolekul esensial dari jalur asam shikimat, reduksi energi dalam pembentukan adenosin 5-triposphate dan pengalihan karbon dalam pembentukan PEP (Phopoenolpyruvate) sehingga terjadi akumulasi yang berlebihan pada asam shikimat (Kaundun,dkk., 2008).

Jagung Roundup Ready (RR)
Jagung RR mengandung gen EPSPS dimodifikasi dari gen C4 EPSPS yang berasal dari Agrobacterium sp.strain CP4 merupakan modifikasi protein jagung EPSPS (mEPSPS) berbeda dari tipe jagung EPSPS dengan dua asam amino. Protein mEPSPS memiliki afinitas rendah untuk glifosat dibandingkan dengan tipe enzim liar EPSPS. Dengan demikian, ketika tanaman jagung yang diperlakukan dengan glifosat mengekspresikan protein mEPSPS oleh karena itu tanaman tersebut tidak akan terpengaruh. Tindakan lanjut dari enzim mEPSPS toleran menyediakan asam aromatik bagi kebutuhan tanaman (Shanner, 1995)  

Perbedaan antara jagung RR dan tanaman konvensional adalah tingkat kerentanan terhadap penyakit dan serangga. Uji coba pangan yang dilakukan di berbagai geografis yang luas dari lingkungan telah menunjukkan tidak ada perbedaan fenotip kecuali untuk toleransi terhadap glifosat (Shidu,dkk., 2000)
Dalam memproduksi tanaman transgenik melibatkan beberapa tahap dalam teknik biologi molekuler dan seluler. Suatu sifat yang diinginkan harus dipilih dan gen yang mengatur sifat tersebut harus diidentifikasi. Apabila gen yang diinginkan belum tersedia, maka harus diisolasi dari organisme donor. Organisme donor bisa berasal dari virus, bakteri, jamur, serangga atau hewan (Herman, 2002).

Beberapa contoh tanaman produk bioteknologi yang telah dihasilkan menurut Global Knowledge Center on Crop Biotechnology yaitu;

Tabel 1. Tanaman produk bioteknologi yang telah dihasilkan menurut Global Knowledge Center on Crop Biotechnology
Tanaman
Sifat
Kanola
Kandungan asam oleat tinggi
Jagung
Toleran herbisida
Jagung
Tahan hama
Kapas
Tahan hama
Pepaya
Tahan virus
Kentang
Tahan hama
Kentang
Tahan virus
Kedelai
Tahan herbisida
Kedelai
Kandungan asan oleat tinggi
Jeruk
Tahan virus
Tomat
Penundaan pemasakan
Tomat
Toleran herbisida
( Mahuhara, 2006).

Beberapa perakitan tanaman transgenik tahan herbisida ditujukan untuk mengurangi pemakaian herbisida glifosat, asulam (methyl (4 aminobenzenesulphonyl)-carbamate), atrazine (2-chloro-4-(ethylamine)-6 (isopropylamino)-s-triazine), sulphonyl urea dan chlorsulphuron. Beberapa tanaman transgenik tahan herbisida yang telah ditanam secara luas antara lain kanola, jagung, kapas, kedelai dan tomat (Manuhara, 2006).

Metode Pengendalian Gulma
Pada pokoknya ada enam macam metode pengendalian gulma, yaitu mekanis, kultur teknis, fisis, biologis, kimia dan terpadu.

Metode mekanis
Pengendalian gulma secara mekanis menggunakan alat-alat pertanian, baik dengan tenaga manusia (manual) dan peralatan seperti cangkul, parang, babat, garuk, dan sebagainya, maupun dengan menggunakan traktor yang dilengkapi peralataan seperti luku, tajak, garuk, sabit, atau babat.
Prinsip dari metode mekanis adalah merusak sistem perakaran dan rimpang (rhizoma) maupun bagian di atas tanah dari gulma dengan alat-alat pertanian sehingga gulma merana atau mati. Cara ini dahulu umum dilakukan di perkebunan karet dan dewasa ini juga dilakukan pada keadaan tertentu.

Metode kultur teknis
Dalam hal ini teknik bercocok tanam dimanfaatkan atau disesuaikan untuk menekan pertumbuhan gulma. Misalnya menentukan jarak tanam lebih rapat sehingga terbentuk naungan yang menekan pertumbuhan gulma, rotasi tanaman, dan sebagainya.

Metode fisis
Pengendalian gulma secara fisis yang umum adalah dengan membakar gulma dan dengan penggenangan air. Metode ini tidak lazim digunakan di areal perkebunan karet. Pembakaran lazim dilakukan pada pembukaan lahan.

Metode biologis
Metode biologis yakni menggunakan jasad hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun binatang untuk pengendalian gulma. Contoh di perkebunan kareta adalah pembangunan penutup tanah kacang-kacangan (Leguminosae), di samping tujuan-tujuannya yang lain, akan menekan pertumbuhan gulma.

Metode kimia
Pengendalian gulma secara kimia adalah dengan menggunakan herbisida. Herbisida adalah persenyawaan kimia yang digunakan untuk membunuh atau menekan pertumbuhan yang normal dari tumbuh-tumbuhan. Metode kimia ini umum dipergunakan di perkebunan karet dewasa ini.

Metode terpadu
Pengendalian gulma secara terpadu adalah menggunakan gabungan metode mekanis, kultur teknis, fisis, biologis dan kimia secara tepat untuk menekan populasi gulma dan mempertahankannya pada tingkat yang tidak merugikan, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan (klingman, 1975, Fryer, 1977).
komentar | | Read More...

Pengaruh Media Tanam Kompos Kulit Buah Kakao

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Saturday, February 6, 2016 | 2:27 AM

Saturday, February 6, 2016

Pengaruh Media Tanam Kompos Kulit Buah Kakao dengan Subsoil Ultisol pada Pertumbuhan Bibit Kakao 


Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan media tanam kompos kulit buah kakao berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 14 MST dan 16 MST, dan diameter batang 6 MST. 

Pemberian kompos kulit buah kakao dan subsoil ultisol berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 14 MST yang tertinggi yaitu pada perlakuan M5 (225 g kompos kulit buah kakao dan 4775 g subsoil ultisol) yaitu sebesar 27,46 cm dan pada 16 MST pada perlakuan M5 sebesar 30,84 cm. Hal ini disebabkan oleh kandungan hara mineral kompos kulit buah kakao cukup tinggi, khususnya hara Kalium dan Nitrogen. Hal ini sesuai dengan hasil analisis yang dapat dilihat di Lampiran 45 yaitu 1,13% N dan 1,93% K2 Pemberian kompos kulit buah kakao dan subsoil ultisol berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit kakao pada umur 16 MST pada perlakuan M5 (225 g kompos kulit buah kakao dan 4775 g subsoil ultisol) yaitu sebesar 30,84 cm. Hal ini O. 

Menurut Goenadi (2000) bahwa 61% dari total nutrien buah kakao disimpan di dalam kulit buah. menurut penelitian Goenadi bahwa aplikasi kompos kulit buah kakao dapat meningkatkan produksi hingga 19,48%. disebabkan karena kompos kulit buah kakao mampu menyediakan unsur hara yang tidak terdapat pada tanah subsoil ultisol sehingga membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan literatur Sukman (1978) dalam Literatur Science (2001) yang menyatakan bahwa bahan organik seperti kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti sturktural, aerase dan porositas tanah. Perbaikan sifat fisik tanah akan mempertinggi kemampuan tanah untuk menahan air. Dengan demikian hal ini akan mendukung pertumbuhan tanaman di pembibitan. Pada parameter diameter batang 6 MST, kompos kulit buah kakao dan subsoil ultisol memberikan pengaruh yang nyata yaitu pada M4 (175 g kompos kulit buah kakao + 4825 g subsoil ultisol) yaitu 5,47 mm. Unsur hara yang tersedia bagi tanaman dapat menguatkan pertumbuhan diameter batang. Nitrogen yang terkandung pada kompos kulit buah kakao dapat merupakan bahan esensial yang juga berfungsi untuk pembelahan dan pembesaran sel. Menurut Lingga dan Lubis (1986) unsur N merupakan unsur essensial yang dapat mempengaruhi besar diameter batang tanaman. Dan ini sesuai dalam literatur Damanik dkk (2010) yang menyatakan pengaruh Nitrogen meningkatkan bagian protoplasma menimbulkan beberapa akibat antara lain, terjadi peningkatan ukuran sel, menyebabkan daun dan batang tanaman menjadi lebih sukulen dan kurang keras. Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Bayfolan pada Pertumbuhan Bibit Kakao Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun Bayfolan berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada umur 6 MST.



Rataan diameter batang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (1 cc/liter) yaitu sebesar 4,87 mm. Sedangkan rataan diameter terendah terdapat pada perlakuan P3 (5 cc/liter) yaitu sebesar 4,26 mm. Hal ini dikarenakan bahwa pemberian pupuk daun mulai bekerja secara efektif di dalam tanaman pada saat tanaman berumur 6 MST, sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik. Menurut Sutedjo (1999) Pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman kepada daun tanaman agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi petumbuhan dan perkembangan tanaman. Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun bayfolan berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar. Rataan bobot kering akar yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (1 cc/liter) yaitu sebesar 3,59 g. Rataan bobot kering akar yang terendah terdapat pada perlakuan P2 (3 cc/liter) yaitu sebesar 2,62 g. 

Hal ini disebabkan kandungan pupuk bayfolan mengandung Kalium sebesar 6 % dimana pupuk kalium berperan dalam hal ini pupuk K berperan dalam meningkatkan pertumbuhan perakaran hal ini sesuai dengan literatur Sitorus (1992), yang menyatakan bahwa perlakuan pupuk daun lebih berperan dalam meningkatkan panjang akar, berat kering tanaman dan berat kering tajuk. Dan konsentrasi yang optimum berkisar antara 2 – 3 cc/l. selain itu fungsi pupuk K juga berperan dalam mempercepat pertumbuhan maristematik. Hal ini sesuai dengan literatur Damanik dkk (2010), yang menyatakan bahwa kalium memegang peranan penting dalam peristiwa-peristiwa fisiologis berikut : 
1).metabolisme karbohidrat, pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, 
2). Metabolisme protein dan sintesis protein, 
3) mengawasi dan mengatur aktifitas berbagai unsur mineral 
4) mengaktifkan berbagai enzim 
5) mempercepat pertumbuhan jaringan maristematik. 

Interaksi Antara Perlakuan Media Tanam dan Pemberian Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa interaksi perlakuan media tanam dan pemberian pupuk daun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, dan bobot kering akar. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlakuan media tanam dan pemberian pupuk daun memiliki respon yang hampir sama sehingga pertumbuhan tanaman belum berpengaruh secara nyata. Media tanam berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tanaman. 

Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik menurut Nelson (1991) yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan terakhir harus dapat menyokong tanaman. Sedangkan auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang/mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan yang pengaruh dari setiap perlakuan pupuk, zat pengatur tumbuh, media tanam dan lain-lain pengaruhnya akan dapat dilihat dalam jangka waktu yang panjang. Pengaruh perlakuan media pada tumbuhan, namun tetap harus dapat diberikan pada tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berakar, mempercepat proses pertumbuhan akar, meningkatkan jumlah dan kualitas akar dan mengurangi keragaman jumlah dan kualitas perakaran.  

tanam dan pemberian pupuk daun bayfolan diduga belum nampak pada pertumbuhan bibit kakao. Hal ini dapat kita lihat dari penelitian kelapa sawit yang dilakukan oleh Khaswarina (2001) bahwa pengaruh pemberian pupuk pada kelapa sawit belum berpengaruh nyata terhadap semua pengamatan parameter yang diamati.
komentar | | Read More...

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended

Penulis : kumpulan karya tulis ilmiah on Sunday, March 2, 2014 | 12:43 AM

Sunday, March 2, 2014

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended  : Setelah guru menyusun masalah Open Ended, guru perlu mempertimbangkan 3 hal berikut, sebelum masalah itu ditampilkan di kelas sebagai awal dari pembelajaran, yaitu: (a) apakah masalah tersebut kaya akan konsep-konsep matematika; (b) apakah level matematika dari masalah cocok untuk siswa, dan (c) apakah masalah itu daoat mengembangkan konsep matematika lebih lanjut (Sawada, 1997: 31).

Masalah yang dibuat harus dapat mendorong siswa berpikir dalam berbagai pandangan yang berbeda sehingga masalah tersebut harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang dapat dipecahkan dengan berbagai strategi, sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Tingkat kesullitan masalah juga harus sesuai dengan kemampuan siswa, karena ketika mereka menyelesaikan masalah Open Ended mereka harus menggunakan pengetahuan atau keterampilan yang telah mereka ketahui sebelumnya. Hal lainnya yang harus dipenuhi adalah masalah yang dibuat harus memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep matematika yanng lebih tinggi. 

Apabila guru telah menysusn suatu masalah Open Ended dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan: 

a. Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
Siswa diharapkan merespon masalah Open Ended yang diberikan dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru perlu menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal ini diperlukan mengingat kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide masih terbatas. Mungkin mereka tidak dapat menjelaskan aktivitas mereka dalam menyelesaikan masalah, mungkin pula mereka dapat menjelaskannya dengan baik. Antisipasi respon siswa yang dibuat guru merupakan suatu upaya untuk mengarahkan dan membantu siswa meemcahkan masalah sesuai dengan caradan kemampuannya. 

b. Tujuan yang harus dicapai dari masalah yang diberikan harus jelas. 
Guru harus benar-benar memahami peran masalah dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Apakah masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar siswa. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, masalah Open Ended efektif digunakan untuk mengenalkan konsep baru atau merangkum kegiatan belajar.

c. Lengkap dengan prinsip problem posing sehingga siswa dapat memahami maksud dari masalah tersebut dengan cara mudah atau dapat memahami apa yang diharapkan dari mereka. 
Masalah yang yang disajikan harus memuat informasi yang lengkap sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan dapat menemukan pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan memahami masalah dan memecahkannya apabila penjelasan masalah terlalu ringkas. Hal ini dapat saja terjadi karena guru bermaksud memberi kebebasan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah, atau karena siswa hanya memiliki sedikit pengalaman belajar, atau bahkan sama sekali tidak emilikinya akibat terbiasa mengikiut petunjuk pada buku teks. Untuk menghindari kesulitan yang dihadapi siswa, guru harus memberikan perhatian khusus dalam menyajikan masalah. 

d. Sajikan masalah semenarik mungkin.
Mengingat pemecahan masalah Open Ended memerlukan waktu unutk berpikir, maka konteks permasalahn yang disampaikan harus dikenal secara baik oleh siswa dan harus ditampilakn menarik untuk membnagkitkan semangat intelektual.

e. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksploasi masalah.
Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk memahami masalah, mendiskusikan kemmungkinan pemecahannya, dan merangkum apa yang telah dipelajarinya. Berdiskusi anatar siswa dan siswa, serta anatar siswa dan guru, merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran dengan pendekatan Open Ended.

Hashimoto (1997: 13) mengatakan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan Open Ended, guru harus berhati-hati dalam mengalokasikan dan mengatur waktu, karena mungkin saja siswa menanggapi dengan banyak respon, baik sesuai dengan harapanmaupun tidak, dan semua itu harus didiskusikan dan disimpulkan. Karena itu disarankan pembelajaran ini disusun dalam 2 tahap. 

Pada tahap pertama, seluruh siswa bekerja secara individual dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru di awal pembelajaran. Setiap siswa diberi kertas kosong unutk menuliskan ide-ideya. Kertas-kertas tersebut dikumpulkan guru unutk menyiapkan kesimpulan dari respon individu. Kemudian dalam kelompok yang tediri dari 4 orang siswa, mereka mendiskusikan hasil pekerjaan masing-masing, siswa dan perwakilan kelompok menulliskan hal diskusi kelompoknya. Pada tahap kedua, hasil dari masing-masing kelompok dipresentasikan dan didiskusikan. Kemudian pembelajaran disimpulkan. 

Secara umun Takahashi (2005) menggambarkan proses pembelajaran dengan pendekatan Open Ended seperti yang terlihat pada gambar berikut: 


Berdasarkan uraian tentang pembelajaran dengan pendekatan Open Ended, garis besar langkah pembelajrannya meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan ini mencakup kegiatan memberikan masalah, merekan repon yang diharapkan dari siswa, membahas respon siswa, dan meringkas apa yang telah dipelajari. Secara terperinci langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal
  1. Guru melakukan tanya jawab unutk mengecek pengetahuan prasyaratdan keterampilan yang dimiliki siswa (apersepsi).
  2. Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan mereka pelajari, dan kegunaan materi tersebu (motivasi).
b. Kegiatan Inti 
  1. Memberikan masalah, guru memberikan masalah open ended yang berkaitan dengan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat memahaminya dan menemukan pendekatan penyelesaiannya. 
  2. Mengeksplorasi masalah, waktu mengeksplorasi masalah dibagi dala dua sesi.
  3. Merekam respon siswa.
  4. Guru mencatat respon siswa.
  5. Meringkas apa yang dipelajari. 
c. Kegiatan Akhir
1. Guru meluruskan misskonsepsi yang terjadi (jika ada).
2. Guru memberikan perluasan wawasan bagi siswa terkait dengan konsep yang baru saja didiskusikan.
3. Guru memberikan soal-soal atau tugas untuk dikerjakan dirumah.
4. Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
komentar | | Read More...

Pengertian Pupuk

Penulis : Unknown on Wednesday, April 3, 2013 | 4:41 AM

Wednesday, April 3, 2013

Pupuk : merupakan salah satu dari sejumlah besar bahan alami dan sintetis, termasuk pupuk nitrogen, fosfor, dan senyawa kalium, yang menyebar pada atau bekerja ke dalam tanah untuk meningkatkan kapasitasnya untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk dapat didefinisikan sebagai bahan alami atau buatan yang mengandung unsur-unsur kimia yang meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pupuk meningkatkan kesuburan alami tanah atau mengganti unsur-unsur kimia yang sebelumnya diambil dari tanah oleh tanaman,  sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik. Penggunaan pupuk kandang dan kompos sebagai pupuk mungkin hampir setua pertanian. Pupuk kimia modern termasuk satu atau lebih dari tiga unsur paling penting atau unsur primer dalam nutrisi tanaman yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Unsur sekunder adalah  elemen sulfur, magnesium, dan kalsium.
Pupuk adalah zat ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil. Pertama digunakan oleh petani kuno, teknologi pupuk dikembangkan secara signifikan sebagai kebutuhan kimia dari tanaman yang ditumbuhkan. Pupuk sintetis modern terutama terdiri dari nitrogen, fosfor, dan senyawa kalium dengan nutrisi sekunder ditambahkan. Penggunaan pupuk buatan telah meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia saat ini, meskipun penggunaan jangka panjang pupuk diperdebatkan oleh ahli dan pemerhati lingkungan. Seperti semua organisme hidup termasuk tanaman sesungguhnya terdiri dari sel. Dalam sel-sel ini terjadi berbagai metabolisme reaksi kimia yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan reproduksi. Karena tanaman tidak makan makanan seperti binatang, maka pupuk bergantung pada nutrisi dalam tanah untuk menyediakan bahan kimia dasar untuk reaksi-reaksi metabolik. Pasokan komponen dalam tanah terbatas sebagai akibat tanaman yang dipanen menyebabkan penurunan kualitas dan hasil tanaman.

Kantor
kantor pada umumnya adalah tempat dimana dilakukan berbagai macam kegiatan pelaksanaan organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Akan tetapi dengan perkembangan pesat dewasa ini, kantor mempunyai makna lebih dari hanya sebagai tempat, melainkan sebagai pusat kegiatan penyediaan informasi, guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan disegala bidang.
Pada setiap kantor akan ditemukan ”unsur inti” yaitu, manusia beserta hubungan-hubungan sosial mereka dan ”unsur kerja” yang meliputi sumber daya insani, sumber daya nir-insani, dan sumber daya konseptual. Dalam kenyataannya unsur inti akan dipengaruhi oleh unsur kerja pada saat kantor berfungsi sebagai perangkat  untuk  memasok  informasi  dan  merawat  aktivas sehingga diperlukan
cara-cara bekerja yang efisien.
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sering dijumpai kendala-kendala yang dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas kerja. Diantaranya dapat berupa sistem, prosedur atau cara kerja yang kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan kantor. Hal ini dapat dialami oleh seluruh kegiatan kerja lainnya. Setiap kantor pasti mempunyai pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan didalamnya. Pekerjaan kantor merupakan wujud dari mekanisme administrasi sebuah organisasi. Sebagaimana defenisi yang dikembangkan bahwa administrasi merupakan keseluruhan proses kerjasama antar dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pekerjaan-pekerjaan, khususnya pekerjaan kantor harus bebas dari cara kerja yang berbelit-belit dan prosedur-prosedur yang perlu harus dilaksanakan dengan cara yang paling sederhana. Pekerjaan kantor tidak hanya sebagai suatu pekerjaan saja tetapi, pekerjaan kantor tersebut juga memiliki suatu tujuan. Tujuan utama pekerjaan kantor adalah untuk mencapai efektivitas dan efisiensi kerja sehingga mana yang penting dan tidak penting dipilah-pilah menjadi beberapa prioritas yang terpenting. Tujuannya agar pekerjaan yang serupa tidak bertumpuk dan seimbang dengan prioritas yang semestinya.
Efisiensi itu sendiri merupakan suatu usaha untuk memberantas pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala-gejala yang merugikan. Menurut Achmad (2007), efisensi artinya perbandingan terbaik antara usaha yang telah dikorbankan dengan hasil yang dicapai. Pengertian efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (Output) dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan (Input).
Efisiensi kerja dapat ditetapkan misalnya terhadap suatu prosedur, metode, formulir, pengaturan mesin, atau jenis alat-alat lain yang dipergunakan untuk membantu mempercepat proses penyelesaian tugas atau pekerjaan.
Salah satu dimensi penting dalam sebuah lembaga adalah adanya tata kerja yang
 yang teratur, terencana, dan tersusun dengan rapi agar memudahkan dalam pengawasan dan monitoring terhadap hasil yang telah dicapai dan tercipta suatu efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pekerjaan kantor adalah sesuatu yang mencerminkan wajah mekanisme kerja sebuah organisasi tertentu.

Database
Database adalah kumpulan dari file-file yang saling memiliki keterkaitan satu  sama lain,  ehingga  membentuk  satu  bangun   data   untuk   menghasilkan
Informasi yang diinginkan.
Dalam pembentukan database, data yang dikenal memiliki beberapa jenjang antara lain:
  1. Bit, yaitu bahasa mesin yang merupakan singkatan dari Binary Digit.
  2. Byte, merupakan kesatuan dari beberapa bit yang membentuk sebuah karakter.
  3. Character, merupakan bagian data terkecil, dapat berupa numeric, huruf maupun karakter khusus yang membentuk item data.
  4. Field, adalah yang mempresentasikan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data yang lengkap.
  5. Record, adalah kumpulan dari beberapa field yang membentuk suatu record
  6. File, terdiri dari record-record yang menggambarkan suatu kesatuan data sejenis.
Adapun  tujuan  dari  database  adalah  untuk  menyimpan  data  informasi  
dimana suatu saat dapat dimodifikasi dengan mudah.
komentar | | Read More...

Makalah tentang Pengolahan Tanah

Penulis : Unknown on Sunday, October 25, 2009 | 9:39 PM

Sunday, October 25, 2009

PENDAHULUAN
1. Lokasi Kebun : PTP Nusantara II Kebun Tanjung Garbus – Pagar Marbau memiliki lokasi kebun yang berada di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, dan berjarak 25 km dari kota Medan PTPN – II ini terbesar dalam tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Pagar Marbau, dan Kecamatan Perbaungan, Perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau berada pada ketinggian 14 – 20 m dpl, dengan iklim basah, dan curah hujanpertahun berkisar antara 1500-2000 mm/tahun, dengan jenis tanah latosol, dan tofografi dataran rendah.
Adapun perbatasan areal perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan kota Lubuk Pakam.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Daerah Jati Baru.
c. Sebelah barat berbatasan dengan kampung Tanjung Garbus I dan Desa Batu Delapan.
2. Sejarah Kebun
Perkebunan Tanjung Garbus- Pagar Marbau pada awalnya dimilki oleh Perusahaan Belanda yang bernama “ NV SENEMBAH MAAT CHAAAPY” dengan komoditi tanaman karet. Pada tahun 1957 perkebunan Belanda ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dari tangan Belanda. Setelah diambil alih Pemerintah Indonesia namanya berganti menjadi PPN baru, dan selama diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, juga telah banyak mengalami perubahan – perubahan nama yaitu sebagai berikut :
a. Pada tahun 1963 PNP baru unit II menjadi PPN Sumut V.
b. Pada tahun 1964 menjadi PPN karet III.
c. Pada tahun 1970 berdiri sendiri menjadi PNP II / Sws.
d. Kebun PTPN – II Tanjung Morawa dan Perusahaan Peserta PT. Perkebunan yang bergerak di dalam bidang pertanian perkebunan, didirikan dengan Akta Notaris pada tanggal 12 Desember 1976, dan disyahkan oleh menteri Kehakiman dengan SE. I. A. 5 / 43 B pada tanggal 28 januari 1977 dan telah dirumuskan dalam lembaran Negara No. 52 / 1978 sebagai tambahan informasi RI No. 6 tanggal 20 januari 1978.
e. Di daftarkan pada pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Februari 1978 No. 10. 1077. PT. Perseroan Terbatas ini bersama dengan perusahaan Perseroan PTP - I disingkat menjadi PTP – I, yang merupakan Perseroan bentuk gabungan dengan PNP – II Sawit seberang.
f. Pendirian Perusahaan ini melaksanakan UU No. 9 tahun 1969 dan peraturan pemerintah tahun 1975.
g. Pada tahun 1984, menurut keputusan pemengang saham, setelah akta pendiriannya dirubah maka dituangkan dalam Akta Notaris Inas Patimah, SH Jakarta No. 94 tanggal 13 Agustus 1984.
h. Pada tahun 1989 Kebun Melati digabung dengan kebun Tanjung Garbus dan menjadi PTP – II TG MEL ( Tanjng Garbus Melati).
i. Pada tahun 1989 kebun TG MEL beralih komiditi tanaman, yaitu dari tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit.
j. Pada tanggal 11 Maret 1996 PTPN – II digabung dengan PTPN – IX dan menjadi PTPN – II Persero, disingkat dengan TG – PM II, yang berkantor pusat di Tanjung Morawa.

GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN
1. Luas Kebun Seluruhnya
Luas kebun seluruhnya PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah 4.789.69 Ha.
1.1. Luas kebun yang ditanami
Luas areal kebun PTPN – II Tanjun Garbus – Pagar Marbau yang ditanami tanaman kelapa sawit terdiri dari tanaman belum menghasilkan memiliki luas 402,70 Ha,dan untuk menghasilkan 3,802,97 Ha.
1.2. Pemakian tanah yang Lain
Untuk pemakain tanah lain, PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau menyisikan tanah seluas 268,69 Ha.Tujuan dari penyisian tanah ini adalah untuk sarana lapangan bola kaki, jalan , Kuburan, PLN, Emplasmen, rumah sekolah, dan lain – lain.
2. Susunan tanamnan / Luas
Susunan tanaman atau luas areal yang ditanami oleh kelapa sawit antara lain :
2.1. Luas bibitan, TBM, TM
Untuk luas areal bibitan 13,00 Ha, dan untuk tanaman belum menghasilkan 402,70 Ha, dan untuk tanaman menghasilkan luas areal 3,802,97 Ha.
2.2. Varietas / Klon yang ditanami
Varietas atau klon yang ditanam di kebun PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah jenis D x P (Tenera ) yang berasal dari PPKS Marihat, DY x P (Dumpy) yang berasal dari PPKS Medan, dan kultur jaringan yang berasal dari marihat.
2.3. Luas untuk setiap varietas
Kebun PTPN – II Tanjung Garbus Pagar Marbau merupakan Perkebunan yang hampir keselurahannya menggunakan varietas ini adalah 4,789,69 Ha, dengan jarak tanam 9,42 x 8,16 m, dengan sistem tanam segi tiga sama sisi.
PENGOLAHAN TANAH
Persiapan dan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal yang digunakan sebagai pertanaman. Dalam pembukaan lahan harus diperhatikan situasi dan kondisi areal yang akan dibuka, agar tujuan kegiatan ini tidak menyimpang yaitu mengacu pada standart yang berlaku, tepat waktu, biaya yang seefesien mungkin.
Kegiatan pembukaan lahan di kebun Tanjung Garbus-Pagar Marbau adalah pembukaan areal untuk tanaman ulang ( replanting ). Dimana areal tersebut on yang tanaman kelapa sawit yang telah tua dan tidak berproduksi lagi yaitu tanaman yang sudah berumur 30 tahun
1. Tahapan Dan Jadwal Kegiatan
Tahapan kegiatan dalam pembukaan dan persiapan lahan meliputi bongkar pohon, merumput, memotong/merencek, mengumpulkan, semprot, lalang/rumput, donkel, kayu-kayuan, pengolahan tanah, pembuatan jalan dan sarana air.
1.1. Membongkar pohon
Membongkar pohon yang tua dilaksanakan sampai pangkal akar baik perlu diperhatikan yaitu jatuhnya pohon disusun searah dan akar pohon harus ikut dibongkar.
1.2. Merumpuk
Tumbangkan pohon yang dirumpuk pada suatu tempat disusun memanjang arah utara selatan secara teratur untuk memudahakan pekerjaan selanjutnya.
1.3.Memotong/merencek
Batang pohon dipotong sepanjang 1 m guna mempermudah pengeringan dan pengawasan kerja
1.4.Semprot lalang
Pekerjaan ini dilakukan agar areal bebas terhadap gulma. Herbisida yang digunakan yaitu Round Up 0,3 liter/ha.
1.5.Dongkel kayu-kayuan
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud mendongkel atau membongkar tunggul-tunggul,kayu-kayu kecil dengan menggunakan cangkul.
1.6.Semprot rumput
Tujuan agar areal bebas terhadap gulma,bahan yang digunakan Round Up 0,3 liter/ha.
1.7.Menanam Kacang – Kacangan
Pada umumnya areal atau lahan yang bekas bukaan hutan adalah tanah kosong. Dan bila lahan kosonh ini dibiarkan, maka lama kelamaan tanah akan rusak, baik lapisan tanah dan sifat tanah yang bisa menyebabkan menurunnya kandungan unsur hara didalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pengikisan tanah oleh aliran air permukaan. Untuk itu perlu dilakukan penutu tanah, yaitu berupa tanaman kacang – kacangan.
Menanam kacang – kacangan ini sangat baik dilakukan karena memiliki potensi yang menguntungkan, antara lain :
a. Dapat menekan pertumbuhan gulma
b. Mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah
c. Dapat menjaga struktur dan kelembaban tanah.
d. Dapat menahan air.
e. Sebagai cadangan unsur hara.
1.8. Pengolahan Tanah
Setelah areal bersih selanjutnya yaitu pegolahan tanah,yaitu memperbaiki struktur tanah walaupun bersifat sementara agar lebih gembur yaitu dengan cara membalik tanah dengan alat mekanis.
1.9.Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan sebelum 2 minggu penanaman. Hal ini bertujuan agar keaaman tanah berkurang. Fungsi dari lubang tanam adalah untuk tempat tumbuhnya tanaman.
Untuk membuat lubang tanam ini, PTPN II Tanjung Garbus – Pagar marbau menggunakan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 40 cm. Untuk lebih jelasnya bentuk dan ukuran lubang tanam dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 1. Bentuk dan Ukuran Lubang Tanam
Keterengan :
· Lebar permukaan lubang tanam 60 cm
· Dalam lubang 60 cm
· Lebar dasar lubang tanam 40 cm
· ( A ) Tanah lapisan atas (top soil)
· ( B ) Tanah bawah ( sub soil )
2. Kebutuhan Alat dan Bahan
Kebutuhan alat dan bahan yang digunakan yaitu :
a. Kampak
b. Cangkul
c. Parang
d. Meteran
e. Traktor
f. Bouldoser
g. Round Up
3. Kebutuhan Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan dan pembukaan lahan tergantung pada luas kebun yang akan di buka sesuai dengan produktivitas alat.
4. Kebutuhan Biaya
Kebutuhan biaya dapt dihitung dengan cara menjumlahkan kebutuhan alat dan bahan dengan upah tenaga kerja .Sedangkan upah karyawan harian lepas sesuai dengan upah minimum Propinsi (UMP).
5. Pengawasan
Untuk pembukaan lahan kebun biasanya menerapkan upah sistem borongan,setiap pekerjaan diawasi oleh seorang mandor yang membawa 25-30 oarang tenega kerja.Mandor bertugas melapor berapa luas areal yang telah dikerjakan .
PENYEDIAAN BIBIT
1. Perolehan Bibit/Klon
Pembibitan kelapa sawit adalah suatu arael untuk sementara waktu (12 bulan) bibit ditanam ,dipelihara (merumpuk ,memupuk, pemberantasan hama penyakit. Satu dilaksanakan seleksi sebelum bibit memenuhi syarat untuk ditanam dilapangan.Bibit yang baik adalah bibit yang tumbuh subur,sehat dan seragam.
Untuk mendukung pertumbuhan bibit dengan baik perlu diperhatikan syarat penetapan lokasi bibitan,yaitu :
a. Areal harus rata
b. Dekat dengan sumber air
c. Tidak tergenang air
d. Pengawasan mudah
Pembibitan yang dilakukan di kebun Tanjung Garbus-Pagar Marbau menggunakan sistem pembibitan dengan dua tahap (Double Stage System).Keuntungan menggunakan sistem ini antara lain mudah dalam pemupukan,penyiraman, pengendalian hama penyakit dan kemungkainan mati sakit waktu pemindahan akan terhindar jika pemindahan tidak terlalu cepat atau terlambat dan dilakukan dengan hati-hati.
Untuk jenis bahan tanaman yang digunakan yaitu D x P (Tenera) dan menggunakan varietas Dumpy yang berasal dari pusat penelitian Marihat dan Rispa Medan SUMUT. Pemesanan kecambah harus sudah diajukan selambat-lambatnya 3 bulan sebelum penerimaan, agar dapat memperhitungkan persiapan-persiapan yang akan dilakukan.
Kebutuhan kecambah
Perhitungan yang tepat untuk kebutuhan bahan tanaman sangat diperlukan agar tidak kelebihan dengan mengetahui luas areal yang bakal ditanami,jarak tanam yang dianjurkan ,kemampuan kultur teknis pembibitan,kebutuhan penyisipan dilapangan dan serangan hama dan penykit.
Berdasarkan pengalaman selama ini, kebutuhan biji kecambah untuk setiap hektar tanaman di lapangan adalah :
tabel 1. Standar Kebutuhan Kecambah Untuk Tanaman 130 Pokok /ha
No. Uraian Rincian St/ha
1. Pohon efektif dilapangan 130
2. Sisipan 7 (5%)
3. Seleksi Kecambah 3 (2%)
4. Seleksi di Pre-Nursery 10 (8)
5. Seleksi di Main-Nursery 20 (15%)
Jumlah Kecambah dipesan 170
Sumber : Pembibitan PTP Nusantara II TG-PM, Juli 2009
2. Metode Pembibitan Sampai Siap Tanam
2.1.Pembibitan Awal (Pre Nursery)
2.1.1. Penyiraman
Penyiraman pada tahapan pre nursery ini dilakukan dalam sehari yaitu : pagi dan sore, kecuali jika turun hujan yang mencaai dari lebih dari 8 mm, kaena setiap bibit membutuhkan air antara 0,10 – 0,25 l /polibeg
2.1.2. Penyiangan
Penyiangan adalah membersikan arel dari gulma-gulma atau sampah yang ada. Selain itu penyiangan juga bertujuan untuk menjaga agar bibit tidak bersaing dengan rerumputan dalam mencari unsur hara, dan juga terjadinya inang hama dan penyakit.
Penyiangan ini dapat dilakukan dengan cara metode amual yaitu dengan cara mencabut gulma – gulma yang ada disekitar bedengan, terutama gulma yang ada didalam polibek, dan penyiangan dapat dilakukan cara kimiawi yaitu dengan cara menyemprotkan herbisida. Penyiangan ini dapat dilakukan dengan rotasi dua kali seminggu.
2.1.3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bila bibit sudah mempunyai daun pertama yang sempurna, dan biasanya umur bibit ini 3 – 4 minggu baru bisa semprot. Pupuk yang diberikan pada bibit adalah pupuk urea dan pupuk compond yang dilarutkan dalam air dengan kosentrasi 0,3 dan 0,2 % berselang –seling ( 30 gr / l air untuk 10 st bibit), danpupuk majemuk yang digunakan adalah C 12. 12. 17. 2 atau C 15. 15. 16. 4 ( 2 g / l air untuk 50 bibit Cara pemupukan adalah dimana pupuk dilarutkan dalam air dan diberi atau dipupuk melalui daun,
dengan mengunakan alat semprot adapun alat semprot yang digunakan adalah gembor. Perlu diketahui sessudah pemupukan melalui daun telah dilaksanakan, maka daun harus ddisiram dengan air bersih guna untuk mencegah terjadinya plasmolisa pada sel – sel daun akibat sisa larutan pupuk yang diberikan yang melekat pada daun. Pemupukan ini dapat dilakuan dengan rotasi seminggu sekali.
2.1.4. Pemberantsan hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang pada bibit tahapan awal adalah belalang, semut, dan keong. Untuk pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara manual (menangkap) dan cara kimia (semprot dengan insektisida ).
Untuk tindakan pencegahannya dapat dilakukan dengan membersihkan areal dari gulma dan kotoran – kotoran sampah.
Hama yang sering menyerang pada bibit tahapan awal adalah penyakit daun dan penyakit jamur (ANTHRACNOSE,CULVULARIA,danHELMINTHOSPORIUM). Pemberantasan penyakit ini adalah menggunakan cara kimia yaiti dengan menggunakn fungisida, dan dapt pula di berantas dengan cara memusnakannya (membuang ) bila penyakit tersebut bebahaya (menular).
2.1.5. Mengurangi naungan
Bila umur bibit telah mencapai 1-1 ½ bulan, maka naungan harus dikurangi, penguranagan ini dapat dilakukan 2 minggu sekali untuk 1 pelepah. Tujuan dari pengurangan naungan ini adalah agar bibit dapat beradaptasi dengan alam terbuka ( Main Nursery )
2.1.6. Seleksi nibit
Seleksi bibit adalah memilih atau menyingkirkan bibit – bibit yanag abnormal seperti sakit dan mati. Adapun kriteria bibit yang akan diseleksi adalah :
a. Bibit yang permukaan daunnya kriting.
b. Bibit yang penanaman kecambahnya terbalik.
c. Bibit yang anak daunnya layu.
d. Bibit yang terserang penyakit ( penyakit tajuk ).
e. Bibit yang kurus, mengecil dan menguning.
f. Bibit yang cara penanamannya salah, seperti terlalu dalam dan terlalu dangkal.
g. Bibit yang pertumbuhannya plumulanya lebih dari satu, dan ini dapat dipilih salah satu yang terbaik.
2.1.7. Pemindahan bibit
Pemindahan bibit ini dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, yang mana bibit telah mempunyai 3 – 4 bulan daun, dan ini merupakan saat yang paling baik untuk dipindahkan ke pembibitan utama ( Main Nursery ). Sebelum bibit dipindahkan, sebaiknya bibit disiram terlebih dahulu agar tidak kekurangan air pada waktu ditanam di pembibitan utama.
2.2. Main Nurserys
Main Nursery atau pembibitan utama adalah suatu pekerjaan yang merupakan lanjutan dari pembibitan awal, dimana kegiatan pemeliharaan bibit kelapa sawit saat pindah tanam dari Pre nursery adalah pada 3 bulan, sedangkan pada Main Nursery 9 bulan, jadi sampai dipindahkan kelapangan bibit berumur 10 – 12 bulan. Untuk tahapan pemeliharaan di main nursery adalah sebagai berikut :
2.2.1. Penyiraman
Penyiraman sangat penting pada tahapan pembibitan, karena bila bibit tidak disiram dan kurang penyiraman maka tumbuh dengan tidak baik (tidak berkualita) dan mati. Untuk itu pembibitan utama ini penyiraman juga dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pada pukul 06.30 – 10.00 WIB, dan sore hari pada ukul 15.00 – 18.00 WIB. Kebutuhan air sangat tergantung pada umur bibit karena bila semakin tua maka akan membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak. Bibit yang berumur 3 – 4 bulan membutuhkan air 2 -3 l/bibit /hari, dan yang berumur 5 – 12 bulan membutuhkan 4 – 5 l / bibit / hari.
2.2.2. Penyiangan
Penyiangan dalam pembibitan ini atau di main nursery adalah membersihkan areal dari segala rerumputan (gulma) baik yang didalam polibag maupun diluar polibag. Penyiangan pada tahaan pembibitan awal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual dilakuan dengan rotasi 14 hari, sedangkan cara kimia dapat dilakukan dengan rotasi 21 hari.
2.2.3. Pemberian mulsa
Pemberian mulsa bagus pada pembibitan, karena selain sebagai penambah bahan organik yang ada, juga dapat memiliki kegunaan yang sagat banyak bagi pertumbuhan bibit, kegunaan dari pemberian mulsa ini adalah :
a. Dapat mengurangi penguapan air dari tanah yang sangat banyak.
b. Dapat mengurangi tekanan tekanan dari penyiraman bibit.
c. Dapat menekat pertmbuhan gulma
d. Menjaga struktur tanah.
e. Dapat menjaga kelembaban tanah
f. Dan sebagai penambah unsur hara bagi tanah.
2.2.4. Pemupukan
Pupuk diberikan pada bibit pada umur 3 – 4 minggu. Biasanya pupuk yang di berikan adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara NPK dan Mg, tetapi dapat juga diberi pupuk tunggal. Pemberian pupuk majemuk ini lebih di anjurkan karena memiliki alasan yaitu pemerian dosis pupuk yang tepat sesuai unsur hara yang dikandungnya, dan biaya pemupukan lebih murah dai segi transportasi dan pemakauan tenaga kerja. Pupuk majemuk yang di berika adalah C 15 . 15 . 6 . 4 atau C 20 . 12 . 5 .2 dan C 12 . 12 . 17 . 2. Cara pemberian pupuk ini adalah disebar merata disekeliling bibit, dengan jarak 40 cm dari bibit. Pemupukan pada pembibitan utama ini dilakukan denagn rotasi 2 minggu, seper pada tabel pemberian pupuk di bawah ini :
Tabel 2. Dosis pupuk pada pembibitan Main Nursery
Umur Bibit (Minggu)
Jenis / Dosis Pupuk (g / Bibit )
COMPOUND
20.12.5.2.
COMPOUND
12.12.17.2.
Setara Pupuk Tunggal
UREA
RP
MOP
KISRIT
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
28
32
36
40
7,5
10
-
15
-
15
-
20
-
25
-
30
-
35
-
-
-
10
-
15
-
20
-
20
-
25
-
35
-
35
3,33
4,44
2,67
6,67
4
6,67
5,33
8,89
5,33
11,11
6,67
13,33
9,33
15,55
9,33
3
4
4
6
6
6
8
8
8
10
10
12
14
14
14
0,625
0,833
2,83
1,25
4,25
1,25
5,61
1,67
5,61
2,08
7,08
2,5
9,92
2,92
9,92
0,577
0,77
0,77
1,15
1,15
1,15
1,54
1,54
1,54
1,92
1,92
2,31
2,69
2,69
2,69
Sumber : PTPN – II Tanjung garbus – Pagar Marbau
2.2.5. Pemberantasan hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang ering menyerang pada bibitan utama adalah sama seperti hama dan penyakit yang menyarang pada pembibitan awal. Dan untu pemberantasanya dapat mengunakan cara manual ( menangkap dan membunuh ) dan dengna cara kimia ( chemis ) dengan car menyemprotkan racun hama ( insectisida ) dan penyakit ( fungisida )
Selain itu, ada juga tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit, yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan - pemeriksaan pada bibit secara efektif dan efisien, dan bila terhadap tanda – tanda serangna hama dan penyakit yang dilakukan pemberantasan segara..
2.2.6. Seleksi bibit
Seleksi dilakukan setelah bibit berumur 3,6, dan 9 bulan pada saat melakuakan seleksi , bibit yang diseleksi harus dibuang ( tidak boleh dipelihara lagi ). Kriteria bibit yang diseleksi pada tahapan main nurshery I adalah bibit yang tidak normal, antara lain :
a. Bibit yang tumbuh lemah terkulai ( merunduk ).
b. Bibit yang bermahkota rata ( tajuknya rata / pelepah muda lebih pendek dari yang tua ).
c. Bibit yang terkena penyakit berat.
d. Pertumbuhan bibit yamg meninggi dan kaku dengan sudu pelepah kecil.
e. Bntuk anak daun tidak sempurna, yaitu sudut anak daun yang tajam, anak daun sempit, anak daun pendek, anak daun bergulung dan susunan anak daun yang terlalu rapat dan terlalu jarang.
PENANAMAN
1. Jarak Tanam
PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau menggunakan jarak tanam 9,42 x 8,16 meter, yang man ajumlah populasi tanaman dapat mencapai 130 pokok / ha, dengan sistem segitiga sama sisi.
2. Pemancangan
Di perkebunan PTPN 2 dilakukan pemancangan yaitu pekerjaan untuk menentukan letak posisi tanaman dilapangan yang ketentuan berdasarkan jarak tanam. Untuk PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau mengunakan jarak tanam 9, 42 x 8, 16 meter dengan jumlah populasi tanaman 130 pokok / ha, dan sistem yang digunakan segetiga sama sisi adapun prosedur pemancangannya sebagai berikut:
a. menentukan arah utara dan selatan dengan menggunakan alat kompas.
b. Dilanjutkan dengan menentukqan titik “0” , yang mana titik tersebut sebagai pancang arah utara dan selatan yang telah di tentukan.
c. Pembuatan panjang kepala dengan menggunakan ajir, yang panjang bagaian atasnya di beritanda ( kain putih) dengan jarak 9,42 m.
d. Kemudian membuat panjang dengan arah timur barat menggunakan arah pitagoras segitiga siku-siku, dengan panjang 3 m , dan tinggi 4 m, dan sisi miring 5 m, yang nantinya akan di dapat dengan sudut 90m.
e. Untuk pemancangan selanjutnya pada areal lain di lakukan dengan mengikuti petak lahan yang telah berisi dengan pancang.
Untuk lebih jelasnya konsep dari pada pemancangan tanaman dengan menggunakan jarak tanam 9,42 x 8,16, sistem segitiga sama sisi adalah sebagai berikut:
U
9,24 m 9,24 m
8,16 m
2,355 m 4,71 m 4,71 m
9,42 m S
4,08 m
Garis Blok
PILLAR
Gambar 2. Bentuk Pancang Dan Ukurannya
KETERANGAN :
X = Pancang Mati
= Pancang Tanaman

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SECARA UMUM
PEREBUSAN
PEMEPILAN
PELUMATAN/PEREMASAN
PEMERASAN
PENYARINGAN
MINYAK BIJI
PENGENDAPAN PEMANASAN ALAMI
PEMURNIAN PEMECAHAN
PENGERINGAN MINYAK PEMANASAN
CPO INTI PRODUKSI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
  1. Tandan buah segar kelapa sawit yang telah mengalami proses pengolahan akan menghasilkan CPO dan inti produkski.
  2. Tujuan dari perebusan yaitu untuk mempermudah pemipilan, mempermudah pelumatan, dan mematikan enzym lipase yang dapat menaikkan Asam Lemak Bebas ( ALB ).
  3. Asam Lemak Bebas meningkat jika tandan buah segar kelapa sawit terlalu lama berada di lapangan ataupun tertalu lama ditumpuk di Loading Ramp.
  4. Asam Lemak Bebas yang disesabkan oleh enzym lipase dapat menurukkan mutu kadar minyak sehingga harga minyak menjadia murah.
  5. Waktu yang dibutuhkan dalam Sterilizer yaitu 120 menit dengan tekanan 2,5 – 2,8 kg F / cm 2 dengan suhu rebusan 150 0C.
SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam mengerjakan semua kegiatan yang berlangsung di dalam proses pengolahan baik sebelum dan sesudah pengolahan, sehingga hasil pengolahan dapat meningkatkan dan memeberikan keuntungan yang memuaskan.
MANAJEMEN PERUSAHAAN
1. Jumlah Tenaga Kerja
Tabel 5 . Jumlah tenaga kerja
Keterangan
Jumlah Orang
Umum / Administrasi
273
Tanaman
773
BHL
312
Staf
12
Total
1370
Sumber : PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau
2. Bidang Seksi Pekerja
Perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau dikepalai oleh seorang Administratur ( ADM ) yang pelaksanaan tugasnya dibantu oleh beberapa staf pegawai dan sejumlah karyawan. Adapun wewenang dari setiap struktur personil organisasi adalah sebagai berikut :
2.1. Administratur ( ADM )
2.1.1. Tugas dan kewajibannya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan direksi dalam mengelola semua faktor – faktor produksi secara kontiniu dan konsisten, dengan berpedoman kepada policy perusahaan, RKAP, dan ketentuan – ketentuan yang berhubungan uantuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
b. Menjalin kerjasama yang baik dengan semua staf yang berada dibawah pengawasannya.
c. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawasan dari direksi yang memberikan tugas.
2.1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan :
a. Mengelola management perusahaan dengan baik.
b. Mengelola kas kebun dengan baik.
c. Menciptakan suasana dengan baik, guna untuk meningkatkan produktifitas kerja yang baik.
d. Memelihara hubungan kerja sama yang baik, antara serikat buruh, organisasi karyawan, dan masyarakat sekitar, guna untuk mencapai perusahaan yang baik sesuai dengan kebijakan direksi.
e. Mengawasi pekerjaan bawahan, serta membuat konduite untuk para pegawai dan staf.
Wewenang dan tanggung jawab :
f. Berwenang mengambil keputusan yang sifatnya rutin dan tidak prinsipil, serta tidak menyimpang dari kebijakan direksi.
g. Berwenang menandatangani surat – surat, baik laporan maupun surat – surat resmi,serta pengambilan uang ke kantor direksi.
h. Bertanggung jawab kepada direksi, ataschal kepemimpinannya.
2.2. Asisten kepala ( Askep )
2.2.1. Tugas dan kewajibannya adalah :
a. Menjalankan kebijaksanaan Direksi atau Aministratur didalam memimpin staf dan afdeling, dan mengelola semua faktor – faktor produksi secara kontiniu dan konsisten, serta berpedoman dengan policy perusaan, RKAP, dan ketentuan – ketentuan tertentu.
b. Dalam menjalankan tugas harus menerima pengawasan dan pengarahan administatur yang memberikan tugas.
c. Menjalin kerjasama yang baik dengan semua staf yang berada di bawah kepemimpinan dan pengawasannya.
2.2.2. Pelaksanaan kerja :
a. Memimpin dan mengkoordinator serta mengawasi tugas – tugas semua staf afdeling yang berada dibawah pengawasannya.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan dalam menyusun RKAP afdeling dengan berpedoman pada kebijaksanaan Direksi dan ketentuan – ketentuan yang berlaku, serta mempedomani RKAP didalam pelaksanaannya.
c. Menciptakan iklim yang baik untuk meningkatkan produktifitas.
d. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan serikat buruh, organisasi karyawan, dan masyarakat.
2.2.3. Wewenang dan tanggung jawab :
a. Berwewenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsip serta menyimpang dari kebijaksanaan Direksi dan Administratur.
b. Berwenang menandatangani surat – surat yang sifatnya rutin tidak prinsipil kepada Administratur dan sesama pegawai staf di perkebunan itu sendiri.
c. Dapat ditunjuk untuk mewakili administratur atas permohonan administratur dan izin Direksi.
d. Bertanggung jawab kepada administratur
2.3. Kepala tata usaha
2.3.1. Tugas dan kewajibannya:
a. Menjalankan kebijaksanaan Direksi dan administratur dalam memimpin dan mengkoordinator serta mengawasi kegiatan administrasi, dengan berpedoman kepada kebijakan perusahaan, RKAP, dan ketentuan – ketentuan yang berlaku.
b. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawsan dari administrasi yang bersangkutan kepada pegawai yang mengelola administrasi.
2.3.2. Pelaksanaan kerja :
a. Mengawasi dan memberikan petunjuk mengenai kegiatan administrasi dan penggunaan biaya serta memaraf semua surat – surat serta bukti – bukti pembukuan yang akan ditanda tangani oleh administratur.
b. Mengelola transaksi perkebunan
c. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam menyusun RKAP dengan berpedoman kepada ketentuan – ketentuan yang berlaku.
d. Mengawasi pekerjaan bawahan, serta staf pegawai yang berada dibawah pengawasannya.
2.3.3. Wewenang dan tanggung jawab :
a. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsipil kepada Administrasi serta menyimpang dari kebijaksanaan direksi dan administrasi.
b. Berwenang menandatangi surat – surat yang bersifat rutin dan tidak prinsipil kepada Administratur.
2.4. Asisten umum
2.4.1. Tugas dan kewajibannya adalah:
a. Menjalankan kebijaksanaan Direksi dan Administratur dalam melaksakan tugas didalam perkebunan maupun tugas – tugas yang ada hubungannya dengan masyarakat.
b. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawasan dan Administratur yang memberikan tugas.
c. Menjalin kerjasama yang yang baik dengan semua karyawan pemimpin dan karyawan pelaksana kerja serta masyarakat setempat.
2.4.2. Pelaksanan kerja :
a. Memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan serikat kerja
b. Menjadikan kondisi uang yang baik untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia, dan melaksakan tugas perusahan.
Wewenang dan tanggung jawab :
c. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak Adminstratur prinsipil, serta tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi dan.Administratur.
d. Bertanggung jawab kepada Administratur
2.5. Asisten tanaman
2.5.1. Tugas dann Kewajibannya :
a. Memimpin segala kegiatan operasional di afdeling dengan berpedoman kepada kebijakan perusahaan, RKB, dan ketentuan – ketentuan yang berlaku, baik secara intruksi lisan maupun tertulis dari atasan.
b. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mau menerima langsung pengawasan bimbingan dari Administratur dan Askep.
c. Menjalin kerjasama yang baik dengan sesama afdeling.
2.5.2. Pelaksanaan kerja :
a. Membuat RAB afdeling,dengan berpedoman pada norma – norma dari standart pekerjaan pertama yang telah ditetapkan oleh direksi yakni mengawasi pengawasan pemaikian tenaga kerja, memeriksa recana oprasional bulanan, dan membuat rencana kerja RKMKB.
b. Melaksanakan dan pengawasi kegiatan oprasional afdeling dengan menggunakan semua faktor – faktor produksi, agar potensi tanaman dapat mencapai sasaran.
c. Membina dan mengendalikan biaya afdeling dengan pedoman RKB yang telah ditetepkan, yaitu mengawasi pemakaian tenga kerja, memeriksa rencana kerja realiasi tenaga kerja, mengawasi pemakaian bahan – bahan, dan sebagainya.
d. Membina dan mengkoordinir kegiatan Administrasi dengan baik tepat pada waktunya, dan berpedoman pada sistem Administrasi.
e. Melaksanskan pemeliharaan tanaman, seperti penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan lain sebagainya.
f. Mengemukakan usul dan permasalahan yang ada di afdeling dan menyalurkan solusinya.
g. Melaksanakan pesan sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
Tanggung jawab :
h. Bertanggung jawab kepada adiministrasi ( ADM )
2.6 Asisten TP / Dinas sipil
2.6.1. Tugas dan kewajiban :
a. Memantau dan pengawasi semua kegiatan TP / DS.
b. Dalam melakukan tugas, berpedoman kepada RKAP dan norma yang ada.
c. Dalam menjalankan tugas, menerima pengawasan dari Administrasi yang memberikan tugas.
d. Menjalin kerjasama yang baik dan sehat kepada semua pekerja.
2.6.2. Pelaksanaan kerja :
a. Mengawasi semua kegiatan TP / DS.
b. Melaksanakan dan menerima order kerja yang berhubungan dengan sipil / traksi.
c. Memberikan petunjuk dalam melaksanakan RKAP TP / Dinas sipil.
d. Mengajikan keperluan barang bengkel traksi / sipil dalam pra AU – 24 setiap periode ( bulan ).
e. Menciptakan kondisi kerja yang baik dan produktif.
2.6.3. Wewenang dan tanggung jawab :
a. Berwewenang mengambil keputusan yang sifatnya rutin dan prinsipal serta tidak menyimpang dari kebijakasanaan Direksi dan Administratur.
b. Berwewenang menandatangani surat – surat yang sifatnya rutin dan tidak prinsipil kepada semua Administrasi dan semua staf.
c. Brtanggung jawab kepada Administratur.
2. 7. Asisten kantor
a. Bertanggung jawab kepada asisten kepala dan Adminstratur.
b. Membantu dan mewakili Administratur dlam hal administrasi kebun.
c. Bertanggung jawab terhadap semua adminitrasi kebin.
2.8. Mandor satu
a. Bertanggung jawab kepada asisten afdeling.
b. Membantu asisten afdeling dalam menjalankan semua semua kegiatan afdeling.
2.9. Mandor lapangan
a. Bertanggung jawab keapada asisten.
b. Memeriksa kehadiran karyawan, dan mengawasi karyawan lingkungan.
2.10. Krani
a. Mencatat kehadiran dan prestasi karyawan dibuku mandor dan dibuku afdeling.
b. Mengadakan pengawasan terhadap biaya kerja.
2.11. Karyawan / Pekerja
a. Bertanggung jawab kepad mandor satu dan asisten.
b. Melakukan kegiatan dilapangna sesuai intruksi mandor
3. Sistem Gaji
Di perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau sistem gaji / upah dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Semua karyawan termasuk bulanan pembayaran dilakukan satu bulan sekali.
b. Pinjaman biasanya diberikan pada pertengahan bulan kepada pegawai dan karyawan Tanjung Garbus – Pagar Marbau sebesar Rp 80.000 / orang.
c. Berdasarkan ketetapan SE No. 11. 12 / SE / 23 / 2000, bahwa pemberian pembayaran golongan yang telah ada ditentukan oleh kantor Direksi, yang mana golongan untuk staf dari III A sampai IV D.
SOSIAL DAN BUDAYA
Perkebunan PTPN – II Tanjung Grabus – Pagar Marbau juga telah mengadakan hubungan sosial budaya kepada masyarakat, baik bersosial budaya didalam perkebunan maupun diluar perkebunan. Tujuan dari sosial budaya ini adalah agar terbinanya hubungan yang baik antara kebun PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marabau dengan masyarakat setempat, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat dan perusahaan.
1. Sosial Budaya Di Dalam Perkebunan
Perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau mengadakan sosial budaya di dalam perkebunan meliputi kegiatan – kegiatan tertentu antara lain :
a. Memberikan tunjangan hari besar keagamaan.
b. Memberikan perhatian bagi pekerja yang berprestasi berupa hadiah
c. Memberikan catuan berupa beras, dan memberi cuti bagi para pekerja / pegawai sesuai ketentuan dari perusahaan.
2. Sosial Budaya Diluar Kebun
Sosial budaya yang dilakukan perkebunan PTPN – II Tanjung Garbus – Pagar Marbau adalah dengan mengadakan kegiatan yang bersifat untuk umum seperti :
a. Membantu memberikan fasilitas pendidikan (sekolah)
b. Membantu memberikan fasilitas kesehatan seperti poliklinik, polindes, puskesmas, dan posyandu.
c. Membangun tempat peribadatan.
d. Membantu memberikan fasilitas jalan dan listrik.
e. Memberikan peluang kerja bagin yang mempunyai potensi untuk bekerja di PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau.

KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Sejak berdirinya kebun PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau telah banyak mengalami perubahan – perubahan yang dimulai pada tahun 1963, 1964, 1970, 1976,1989, hingga akhirnya pada tanggal 11 Maret 1996 PTPN IX di gabung dengan PTPN II Persero, dan disingkat dengan PTPN II TG Pagar Marbau.
b. PTPN II Tanjung Garbus – Pagar Marbau penyakit yang berbahaya bagi tanaman kelapan sawit adalah penyakit busuk pangkal batang yang di sebabkan oleh jamur Ganoderma boninense.
2. Saran
Karyawan dann karyawati terutama karyawan buruh panen harus diperhatikan lebih baik, dalam arti memberikan semangat yang tinggi, dalam bentuk kenaikan gaji, uang puding,dan lainnya. Tujuan ini dilakukan agar karyawan dan karyawati dapat bekerja dengan lebih baik dan lebih giat dalam bekerja, karena biar bagaimanapun ujung tombak ( pondasi ) perusahaan adalah karyawan dan karyawati khususnya karyawan buruh panen.
komentar | | Read More...
 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger